Suami Misterius - Bab 329 Rosa Meldi Terjadi Sesuatu

nenek Santoso memegang kartunya, tidak dapat berbicara apapun. Wajahnya penuh dengan reaksi tidak terima.

Wini menangis dan berlari ke dalam pelukan nenek, “bibi sepupu, ke depannya aku tidak bisa menjaga kamu lagi, kamu harus jaga baik-baik diri sendiri, sekarang cuaca sudah mulai dingin, pelindung lutut yang aku buat untukmu ingat harus di pakai, tekanan darahmu tinggi, kurangi memakan makanan yang berminyak. Ada lagi, anggap saja demi Ester, kamu juga harus menjaga baik-baik kesehatan tubuhmu, jangan selalu emosi, tidak baik untuk jantung.”

Wini menangis bagaikan saat perpisahan kematian, mata nenek Santoso juga mulai kemerahan.

Wini selesai menangis, lalu kembali lagi ke sisi Yanto, menarik satu lengannya Yanto, dengan air mata bergenang dan menatap Yanto dengan tatapan penuh kasih sayang, lalu berbisik dengan suara serak :”Abang sepupu, kakak sepupu, aku tidak pulang, aku mati juga tidak mau pulang….”

Setelah itu, terjadilah sebuah adegan yang di luar dugaan semua orang, tiba-tiba Wini melepaskan lengan Yanto, berlari ke arah tembok di depan dan menabraknya dengan kepala.

Setelah Yanto mulai menyadari sesuatu, sudah terlambat, dia tidak sempat menghalanginya.

Kepala Wini langsung berbenturan pada tembok, bagian dahinya mengalami luka besar, darahnya mengalir pada seluruh wajahnya, lalu jatuh ke lantai dengan badan yang lemah lembut.

Semua orang menjadi kaget dan kaku, termasuk Clara yang bersembunyi di sudut tangga untuk menonton drama.

Dalam hati Clara berpikir : Ternyata wanita harus kejam terhadap diri sendiri. Dengan tabrakan Wini kali ini, akan menghasilkan jalan keluar bagi dirinya.

Clara selesai mengeluh, dengan refleksnya mengeluarkan ponsel dan siap-siap untuk menghubungi ambulans. Akan tetapi, teleponnya belum selesai di hubungi, langsung melihat Yanto memeluk Wini, berlari dengan cepat ke arah luar villa.

nenek Santoso mengikuti di belakangnya, menangis dan menjerit :”Wini, kenapa kamu malah berpikiran seperti ini. Asalkan bibi masih bisa bernafas, jangan ada yang berharap bisa mengusirmu….”

Di dalam ruang tamu, hanya menyisakan Rina dan Elaine berdua yang emosi meledak-ledak, Heru mengerutkan alisnya sambil merenung.

“Heru, kamu lihat pelakor itu, sudah menggoda seluruh jiwa raga kakak iparmu.” Rina berkata dengan galak.

Heru mengerutkan bibirnya dan tidak berbicara. Dalam pandangannya, pada dunia yang beragam ini, banyak sekali wanita yang cantik. Apakah seorang lelaki akan tergoda, sebenarnya bukan tergantung pada wanita di luarnya, malahan tergantung pada ketabahan seorang lelaki.

Sementara Yanto sudah ada kasus berselingkuh pada sebelumnya, dia dapat berselingkuh denganmu, juga dapat berselingkuh dengan wanita lainnya, sama sekali tidak ada daya ketabahan lagi.

“Kakak sepupu, Wini ini, bukan orang biasa. Kamu harus waspada untuk kamu sendiri.” Dia selesai berbicara, diam-diam berjalan ke luar.

Pada saat Heru berjalan melalui tangga bawah, dengan refleksnya menoleh kepala, kebetulan melihat bayangan yang tersembunyi di sudut tangga.

Dia menghentikan langkahnya dan menatap sekilas, tatapannya penuh rasa kasih sayang. Setelah itu, dia menghela nafas, dan meninggalkannya.

Tidak ada drama yang dapat ditonton lagi, Clara dan Vivi juga beranjak kembali ke kamarnya.

“Kelihatannya Wini tidak akan pergi lagi, selanjutnya pasti akan banyak drama yang dapat disaksikan lagi.” Vivi berkata dengan kesan kesenangan di atas kemalangan orang lain.

Clara juga mengangguk setuju, “Setelah Yunita pulang, sepertinya adalah saingan sepadan bagi Wini. Akan lebih heboh lagi.”

Yunita demi memperbaiki citra dirinya, waktu dekat ini selalu melakukan perekaman sosial di pegunungan kawasan jauh. Seandainya Yunita ada di sini, Rina mungkin saja tidak perlu mengalami kekalahan seperti ini. Saat Yunita pulang, drama seru baru benar-benar ditayangkan.

Clara merasa terus tinggal di keluarga Santoso hanya mubazir waktunya saja, mendingan pulang dan menemani anaknya.

Dia mengambil tas dan jaket, baru saja ingin pergi, langsung terima telepon dari Luna.

“Clara, kamu barusan pulang ke kota A kan, datang ke rumahku dulu.” Luna berkata.

Clara :”……”

Dia diam sejenak, baru berkata, “Kamu boleh anggap saja aku belum pulang ?”

“Aku boleh anggap tidak ada kamu yang menjadi artis bawahanku ?” Luna berkata.

Clara :”….Setengah jam lagi sampai.”

Clara meninggalkan keluarga Santoso, langsung membawa mobil dan berangkat ke apartemen Luna.

Tintin masih belum pulang sekolah, Luna sendirian di rumahnya, kesannya sangat sunyi.

“Buat apa kamu menyuruh aku ke sini ?” Setelah Clara masuk ke dalam pintu, langsung berbaring di atas sofa rumah Luna, sekalian membuka laci di meja sambil membongkar makanan ringan.

“Kamu jangan menghabiskan, sisakan sedikit untuk Tintin, kalau tidak nanti dia ribut lagi sama aku.” Luna berkata.

“Suruh bocah itu diet saja, kalau makan lagi sudah tidak bisa ketemu orang. Meskipun kepribadian ayahnya tidak baik, tetapi setidaknya ada wajah yang masih enak di pandang, kenapa dia tidak mendapatkan gen dia, sayang sekali.” Clara mulai mengeluh pada dia.

“Anakku mirip aku malahan tidak beruntung ya !” Luna memandang tajam dia dengan tatapan tidak senang, lalu melempar satu botol jus padanya.

Clara sambil makan sambil minum, sambil mendengar Luna menjelaskan pekerjaannya.

“Meskipun julukan ratu film sudah terbawa, tetapi aku merasa kamu tidak akan mengalami perkembangan besar di segi bermain film. Sekarang mulai saja mengaturnya, beralih ke segi musik sepertinya bisa berkembang lebih lama. Lagi pula, kamu cepat atau lambat akan menikah dan melahirkan, berkembang di segi musik tidak susah seperti bermain film, juga dapat menjaga keluarga.”

“Iya.” Clara mengangguk setuju, merasa bahwa kata-kata Luna sangat masuk akal.

Setidaknya menjadi penyanyi tidak perlu terus menetap dalam tim syuting. Kalau secara terus menerus, bagaimana seandainya lelakinya merasa kesepian, lalu mencari wanita lain untuk mengisi kekosongan perasaan dan hatinya, dia mau menangis ke mana lagi.

Sudah berapa banyak hubungan jarak jauh dan pernikahan yang tidak dapat berakhir bahagia, semua ini adalah pelajaran yang nyata.

“Kamu sekarang sedang naik daun, aku sudah membuat proposal dan melaporkan pada atasan perusahaan, bermaksud membiarkan kamu mengadakan konser di dalam negeri. Asalkan konser kamu lancar, tandanya kamu juga berhasil beralih profesi. Heru adalah orang ibu tirimu, aku awalnya masih mengira akan mengalami kesulitan, tidak terduga bahwa dia dapat setuju dengan semudah itu, malahan meminta seluruh departemen di perusahaan untuk bekerja sama dengan kita.

Seolah-olah sangat berharap kamu dapat berhasil mengalih profesi. Aku juga menjadi kebingungan karenanya, sebenarnya dia berdiri di pihak mana, aku menjadi curiga jangan-jangan dia adalah mata-mata yang kamu atur ke sisi ibu tirimu.”

Clara memperlihatkan bola mata putihnya dan berkata, “Kamu terlalu banyak pikirnya.”

“Oh ya ?” Luna sedikit kurang mengerti, “Aku selalu merasa, dia bukan sama sekali tidak ada maksudnya padamu.”

“Orang seperti Heru, selalu membuat orang susah mengerti padanya.” Clara sedikit mengerutkan bibir, mengangkat bahu, mulai berpikir kembali dan berkata.

“Dulu, Rina membesarkan aku bagaikan membesarkan orang bodoh, menciptakan khayalan keluarga harmonis. Aku juga dengan bodohnya menganggap Heru sebagai saudaraku.

Pada saat itu, dia masih mahasiswa, tidak tahu juga kenapa bisa berurusan dengan preman, wajahnya penuh dengan memar pukulan. Aku sama Elaine yang mengantar dia ke rumah sakit.

Setelah itu, kadang-kadang dia akan main ke rumah. Pernah sekali, dia masih menasihati aku :Jangan menganggap semua orang adalah orang yang baik, Rina belum tentu berbaik hati padaku. Pada saat itu, aku masih merasa kenapa dia begitu aneh.

Lalu belakangnya, dia sudah menjadi CEO Tianxing media, mengelola segala sesuatu yang seharusnya menjadi milikku, menjadi pelindung Rina dan anaknya. Nasihat baiknya pada sebelumnya, juga sama sekali tidak ada artinya.”

“Mungkin semua orang ada persepsi sendiri.”Luna selesai mendengarnya, mengeluh dan berkata.

Clara mengangkat bahunya, tidak terlalu ingin menghabiskan tenaga untuk mempelajari niat Heru.

“Ini proposal detail tentang konser, kamu bawa pulang lalu pelajari baik-baik. Besok, temani aku bertemu dengan investor. Setelah drama internet ini selesai syuting, sementara ini aku tidak terima pekerjaan lagi untukmu, fokus mempersiapkan konser.” Luna memberikan sebuah proposal yang detail kepadanya.

Clara membuka sekilas, lalu menyimpan ke dalam tasnya, isi dan detail yang tertera, tunggu pulang saja baru mempelajari.

“Oh ya, Rosa terjadi sesuatu.” Luna selesai membahas pekerjaan, langsung mulai bergosip.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu