Suami Misterius - Bab 263 Terlalu Sembarangan

Nona penyambut tamu itu menyambutnya dan bertanya dengan sopan, "Nyonya, berapa orang?"

“Dua.” Clara menjawab.

"Apakah sebelumnya sudah ada janji?"

“Sudah.” Clara menyebutkan nomor ponsel yang dia gunakan saat membuat janji kepada Nona penyambut tamu.

Kemudian, Nona penyambut tamu membawa mereka ke ruangan pribadi di lantai dua.

Rudy mengikuti Clara dari belakang, ada senyuman tpis di antara alisnya. Gadis kecil itu bahkan sudah membuat janji. Jelas-jelas, sudah memutuskan untuk makan hotpot, tetapi masih berpura-pura bertanya tentang pendapatnya.

Hantu kecil yang nakal!

Keduanya masuk ke dalam ruangan pribadi dan pelayan membawa menu.

Clara dengan terampil membalik daftar menu dan memesan Hotpot Mandarin Duck, daging 3 lapis, sapi gemuk, daging domba, dan ayam hitam gulung. Sedangkan untuk sayuran, dia memesan sepiring jamur dan sepiring sayuran, dan juga memesan sepiring tahu minyak, bihun kristal, sutra perut sapi, dan sepiring darah bebek.

“Apakah ada yang mau ditambahkan?” Clara bertanya pada Rudy.

Rudy menggelengkan kepalanya, dia hampir memesan semua makanan di menu, apa lagi yang harus ditambahkan.

"Untuk bumbunya, aku membutuhkan saus wijen dan saus minyak pedas. Kemudian dua kaleng bir segar." Clara menyelesaikan pesanannya dan mengembalikan menu ke pelayan.

“Oke, Tuan dan Nyonya, tunggu sebentar.” Setelah pelayan itu selesai bicara dan pergi dengan membawa pesanan.

Setelah itu, dua orang pelayan berjalan masuk satu per satu, membawa sepanci sup, dan pelayan satunya lagi mendorong truk makanan ke dalam. Truk makanan di lantai tiga semuanya berisi makanan-makanan yang dipesan Clara.

“Tuan, Nyonya, selamat menikmati,” pelayan itu selesai melayani dan pergi dengan hormat.

Setelah pintu ruangan pribadi ditutup, Clara melepaskan topi di kepalanya dan masker, kemudian melepaskan mantelnya dan meletakkannya di samping, lalu menggulung lengan bajunya, dia mengambil sumpit dan mulai mengambil daging dan sayuran.

“Lambungmu tidak sehat, makan sup bening.” Clara selesai berbicara, dia memberikan saus minyak wijen tanpa cabai kepada Rudy

Rudy mengambil sumpit dan memakannya dengan patuh. Clara bertugas menyajikan daging dan sayuran, apapun yang diberi Clara, dia ambil dan makan dengan patuh.

“Bagaimana rasanya?”Clara bertanya.

"Lumayan,"Rudy menjawab.

"Sebagian besar laki-laki kebanyakan tidak suka makan Hotpot," Clara berkata sambil menjepit makanan.

"Asalkan rasanya enak, aku biasanya tidak memilih makanan," Rudy berkata.

Clara mengambil gelas bir dan bersulang dengannya. Hotpot dan bir sangat cocok.

Keduanya makan dan berbicara, Clara bercerita tentang pekerjaan sepanjang waktu, dia sedikit mengeluh dan sedikit bersikap sombong.

"Kak Luna saat ini sedang memilih naskah. Setelah rekaman album sudah selesai, aku akan bergabung lagi ke grup. Padahal sebelumnya sudah sepakat untuk istirahat sebentar, tetapi dia mengingkari perkataannya. Ini jelas-jelas ingin memeras tenagaku."

Clara bla bla bla menceritakan kembali, setelah mendengarkannya, Rudy mengajukan pertanyaan yang tidak berkaitan, "Apakah artis yang berinvestasi di dalam grup mendapatkan perlakuan lebih special dibandingkan dengan artis biasa?"

Clara dan Rosa berada di lingkaran yang sama, Rosa selalu membawa modal untuk diinvestasikan ke grup, tetapi Rudy belum pernah mendengar Clara bercerita tentang dirinya membawa modal ke grup.

"Tentu saja, siapapun yang berduit adalah tuan. Tidak berani menyinggung para aktor dan aktris yang berinvestasi ke dalam grup, termasuk direktur, mereka hanya bisa menahannya." Clara menjawab dengan santai. Kemudian menjepit sepotong ayam hitam panas ke piring Rudy.

Sumpit panjang di tangan Rudy mengambil daging dan mencelupkan ke dalam saos.Sebelum makanan masuk ke dalam mulutnya, dia melanjutkan lagi: "Kamu tidak pernah menceritakannya padaku."

“Aku tidak berinvestasi ke dalam grup juga bisa syuting, tidak perlu bertindak lebih” Clara menurunkan sumpit di dagunya, menatapnya sambil senyum dengan sepasang mata yang jernih dan terlihat licik.

"Rudy, jika kamu punya uang yang banyak dan tidak tahu harus bagaimana, berikan saja padaku. Aku akan membantumu mengatur keuanganmu daripada dihabiskan untuk direktur dan produsen itu."

“Kartu kreditku sudah ada padamu,” Rudy tersenyum pasrah.

Panci sup di depan terus mendidih panas dan mengeluarkan bau harum. Clara menjepit daging dengan sumpitnya dan menjawab dengan santai, "Siapa yang tahu kalau kamu menyimpan uang simpanan pribadi."

Rudy yang sedang menjepit makanan tiba-tiba terhenti, mata hitamnya memandangnya dengan tenang, "Memang benar ada uang simpanan pribadi, aku akan menyuruh Johan membuat laporannya dan menyerahkannya padamu."

Kartu kredit itu adalah aliran uang tunai miliknya. Tuan Muda keempat Sutedja pasti memiliki kewajiban tentang proyek properti, toko, serta pengelolaan kekayaan seperti sekuritas, dana, dan asuransi. Jika semua itu ditambahkan, nilai yang harus dibayar adalah beberapa kali lipat dari kartu kredit itu.

Clara terdiam di sana, kemudian dia menggerakkan mulutnya dengsn terkejut, "Aku bercanda, mengapa kamu selalu menganggap serius perkataanku."

“Sikapku padamu selalu serius,” Rudy berkata sambil menatap matanya.

Pipi Clara memerah dan hatinya tersentuh. Dia sedikit menundukkan kepalanya, tidak bisa menyembunyikan senyumnya dari sudut bibirnya. Kemudian, dia mengambil sepotong daging dengan sumpitnya, lalu mencelupkan saus dan memasukkan ke dalam mulutnya.

“Hadiah untukmu,” Dia berkata sambil tersenyum, senyuman cerianya menyilaukan mata Rudy.

Rudy mengunyah daging yang ada di dalam mulutnya dengan hati yang senang dan berkata dengan suara hangat, "Sup pedas Hotpot Sichuan lebih enak."

Sangking senangnya, Clara bahkan memberikan semua daging di mangkuknya kepada Rudy.

Satu tangan Clara memegang sumpit dan satu tangan lagi diletakkan di dagunya sambil menatapnya.

"Rudy, lambungmu tidak sehat. Kamu harus menghentikan kebiasaan rokok dan minum. Dan juga, kamu terlalu banyak bersosialisasi. Setiap kali bersosialisasi, kamu selalu pulang saat subuh dan tidur kurang dari lima jam, kemudian pergi kerja. Kekurangan tidur dalam jangka panjang akan sangat berbahaya bagi kesehatan.

kamu sudah tidak muda sekarang, manusia kalau sudah berusia lebih dari tiga puluh tahun, jantung, hati, paru-paru, dan berbagai organ akan mulai menua secara bertahap. Jika kamu tidak tahu bagaimana cara menjaga tubuhmu, mungkin saja kamu akan meninggal lebih dulu, dan aku harus menemukan keluargaku berikutnya. Ini sangat menyusahkan... "

Rudy tidak menunggu sampai dia selesai berbicara, dia langsung mencondongkan tubuhnya ke depan dan mencium bibirnya yang berceloteh.

Dia akhirnya menemukan cara untuk menenangkannya, dan itu bekerja dengan sangat baik.

Dia hanya merasa bahwa dirinya semakin sesak, karena kekurangan oksigen, otaknya pusing, dan tubuhnya sangat sensitif. Ciumannya, napasnya, telapak tangannya yang melingkari pinggangnya terasa panas, Clara merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dan merasa seperti terbakar olehnya.

Sebelum tubuhnya lemas, Rudy akhirnya melepaskannya.

Telapak tangannya memegang dagunya, jari-jarinya yang panjang menggosok-gosok bibir merahnya yang cerah.

“Sekarang kamu ingin mengendalikan aku?” Dia menekuk bibirnya dan tersenyum jahat.

Clara membuka matanya yang jernih dan cerah, menatapnya sekilas dan sedikit bingung.

Dia merasa pusing karena ciuman itu dan belum kembali normal.

"Aku orangnya tidak terlalu patuh dan hanya mendengarkan kata istriku. Apakah kamu ingin memikirkannya lagi?"

Clara mengerjapkan matanya dengan kuat, kemudian bertanya, "Rudy, apakah kamu sedang melamarku? Kamu terlalu sembarangan."

Rudy tersenyum dan melepaskannya. Jika Clara mengangguk, maka dia juga tidak akan keberatan.

Namun, mereka tidak akan menikah saat ini. Karena Clara memiliki karirnya sendiri. Lagipula, di usianya sekarang, Rudy tidak ingin mengurungnya dengan pernikahan.

Dia harus menyelesaikan kekacauan di keluarganya dan kemudian menikahinya.

“Apakah sudah siap makan?” Rudy bertanya.

Clara mengangguk dan meminta pelayan mematikan panci sup, lalu mengeluarkan dompetnya untuk membayar tagihan.

Kartu kredit Rudy ada di tangannya, jadi saat makan, dia yang membayarnya.

Rudy tidak keberatan dan menatapnya sambil tersenyum. Perasan semacam ini seperti dijaga olehnya tidaklah buruk.

Dia menjaganya, dan sebaliknya dia merawat keluarga. Rasa ini sangat bagus.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu