Suami Misterius - Bab 219 Ceroboh Sekali

Clara berpikir, EQ Rosa sangat mengkhawatirkan. Tuan Keempat Sutedja yang legendanya bisa memanggil awan dan mendatangi hujan kenapa bisa begitu tenang meletakkannya di industri hiburan, apa tidak khawatir dia dirugikan!

"Kamu, kamu......" Rosa marah sekali sampai matanya merah, dengan tajam melihatnya.

Asisten Rosa setelahnya juga mengejar kemari, asisten ini termasuk orang yang berakhlak, sambil menenangkan Rosa, sambil dengan sopan berkata kepada Clara: "Nona Clara, maaf sekali atas kejadian hari ini, tadi kamu ditabrak tidak luka kan? Kalau ada luka, biaya pengobatan, biaya istirahat, dan juga biaya kerugian, akan ditanggung jawab oleh Rosa. Mengenai kejadian hari ini, bisa tidak kamu menganggapnya tidak melihat apa-apa? Bagaimana juga, kita semua ada di industri hiburan, sering saling berjumpa, juga tau ketidakmudahan satu sama lain."

Mkasud perkataan asisten Rosa sangat jelas, yaitu berencana menggunakan uang menutupi mulut Clara, tapi kata-katanya tidak membuat orang ilfeel.

Clara juga tidak ada rencana membuat masalah, dengan biasa menjawab: "Aku tadi tidak melihat apapun. Nanti keluar dari pintu hotel, kalian juga anggap hari ini tidak bertemuku. Aku ini orangnya tidak suka membuat masalah, tapi, kalau orang lain mencari masalah denganku, aku tidak peduli dia ada berapa Tuan Sutedja yang sebagai andalannya."

Setelah Clara selesai mengatakannya, menjulurkan tangan menekan bel kamar nomor 1331, asisten Rosa juga mengerti situasi, sebelum orang didalam membuka pintu, dengan gesa-gesa membawa Rosa pergi.

Setelahnya, Luna keluar membukakan pintu untuk Clara, memperkenalkan produsen musik yang terkenal, Reva Yu.

Meskipun Reva dan Clara pertama kali bertemu, tapi sudah akrab sekali dengan musik satu sama lain.

Akhir-akhi ini Reva lebih dikenali sebagai produsen musik, sangat banyak raja lagu diciptakan oleh tulisannya, Clara sangat menghormati Reva, dengan hormat memanggilnya guru Yu.

Clara bisa dikatakan adalah artis yang baru populer, Reva pernah mendengar beberapa lagu solonya, sangat mengakui suara dan ketrampilan musiknya.

Pertemuan kali ini, kedua orang ini terhitung sangat cocok, album baru Clara juga pasti bahwa Reva akan menjadi direktur musik.

Saat Clara ikut Luna meninggalkan hotel, suasana hatinya bagus sekali.

"Kali ini bisa mempersilahkan Reva menjadi produsen seni di album barumu, aku sudah menghabiskan sangat banyak usaha, benar-benar bertekad kuat menghadapi kesulitan." Luna tidak bisa menahan rasa senangnya.

Sekarang nama Reva besar sekali, perjanjian untuk mencarinya menuliskan lagu sudah mengantri sampai beberapa tahun depan kedepan, Luna mengembangkan semangat tidak tau malunya, lalu memotong antrian dan mempersilahkan dewa besar ini.

"Kak Luna, aku tau usahamu besar sekali." Ucap Clara dengan menjilat.

"Kamu tidak perlu menjilat kepadaku, kuperingati, album baru ini kalau kamu berani menggagalkannya, lihat bagaimana aku mengurusimu." Ucap Luna dengan tegas.

Clara dengan tanpa sadar memegang hidungnya, berpikir dalam hati: sehari diperingati dua kali oleh orang lain rasanya tidak begitu baik.

Kedua orang keluar dari hotel sama-sama, seberang Song Byuk adalah sebuah toko baju anak-anak, menjual baju anak-anak yang mewah.

Kebetulan Luna ingin membelikan sebuah jaket kepada Tintin, lalu membawa Clara masuk kedalam untuk melihat-lihat.

Begitu masuk kedalam, Clara melihat sebuah baju olahraga di badan model, baju pasangan anak dan orang tua, satu model ada 3 set, model pria, model wanita ditambah model anak-anak.

Baju itu dipakai di tiga patung model plastik itu, membuat orang merasakan kehangatan. Clara tidak bisa menahan untuk membayangkan, dia dengan Wilson memakai baju olahraga yang sama, berlari di tepi pantai bagaimana rasanya.

Meskipun tidak pergi ke tepi pantai, sekeluarga bertiga memakai baju olahraga orangtua-anak pergi lari pagi juga bagus sekali.

"Kamu lihat apa?" Luna sudah memilih jaket dan berjalan kemari, melihat Clara sedang melamun menghadap patung model, dengan tidak sadar menjulurkan tangannya mendorongnya.

Clara baru tersadar, dengan tersenyum menjawab, "Baju kecil cantik dan juga lucu."

"Ehn." Luna mengangguk, "Tunggu beberapa tahun lagi, kamu menikah dan melahirkan, mau beli berapa ya beli saja. Tapi kamu sekarang masih muda, aku tidak pernah mendukung kamu berpacaran, pasti akan mempengaruhi karirmu."

"Oh." Clara menjawab asal, mungkin karena merasa bersalah, sedikit menundukkan kepalanya.

Luna menyuruh pelayan membungkus bajunya, mengaluarkan kartunya untuk membayar, Clara sudah merebut di depan. "Aku yang beri untuk Tintin, suruh anak kecil itu lain kali jangan melawanku. Benar-benar tidak sopan."

Ucap Clara dengan lucu.

"Membuatmu habis uang lagi." Luna meletakkan kembali kartu banknya ke dalam dompetnya, tidak berdebat dengan Clara karena uang sebuah baju.

Clara yang berlatar belakang sebagai nona besar, tapi sangat pandai, barang-barang ini hanya hadiah kecil saja, tapi malah membuat orang hangat sekali. Luna menerima hadiah kecil ini, tentunya akan lebih semangat merencanakan untuknya.

"Aku masih harus kembali ke perusahaan, bagaimana denganmu?" Kedua ornag ini berdiri di depan pintu toko baju anak-anak, Luna bertanya.

"Aku mau berkeliling dulu di sekitar sini." Jawab Clara.

Luna mengangguk, sebelum naik ke mobil berpesan, "Jangan berkeliling terlalu lama, kamu seorang publik figure, berkeliling di jalanan besar juga tidak baik."

Clara mengangguk kuat, tampaknya sangat menurut.

Setelahnya, mobil Luna baru pergi, Clara langsung kembali ke toko baju, menyuruh pelayan membungkus baju olahraga di patung model itu.

"Nyonya, suamimu dan anakmu memakai ukuran berapa?" Tanya pelayan.

Wajah Clara saat berbicara, kedua matanya bersembunyi dibelakang kacamata hitam, ditanyai sampai terdiam sebentar. Dia hanya tau dia memakai ukuran 160.

"Itu, tunggu sebentar." Clara berjalan ke sudut ruangan, mengeluarkan handphonenya, menelepon Rudy.

Di sisi lain, Rudy sedang menyelesaikan dokumennya di kantor, menerima panggilan Clara, sedikit terkejut.

Biasanya pekerjaannya sangat sibuk, biasanya tidak akan meneleponnya.

"Ada masalah?' Rudy bertanya.

"Ah, itu, ukuran bajumu berapa?" Clara bertanya sedikit tidak senang.

Membelikan baju kepada pria, adalah kesulitan di hidupnya.

Rudy yang mendengar, bibirnya tersenyum. Tangan kirinya memegang handphone, tangan kanannya menjepit rokok, sedikit memantulkan di tepi asbak kristal.

"Nomor 180." Jawab Rudy, suara bassnya, sedikit membawa senyum. Gadis itu membelikan baju untuknya, masih termasuk ada hati nurani. Juga tidak sia-sia dia malam hari pergi ke supermarket pergi membelikan produk kebutuhan wanitanya.

"Oh," Clara menjawab, lalu bertanya, "Wilson memakai ukuran berapa?"

"Nomor 90 pas-pasan, kalau sedikit lebih besar maka beli nomor 100 saja." Ucap Rudy.

"Oh, oke." Clara sudah selesai bertanya yang harus ditanyakan, langsung memutuskan panggilan, sebuah patah kata pun tidak ada lagi.

Rudy mendengar nada tut tut, dengan tersenyum meletakkan handphonenya di atas meja kerjanya.

Sisi lain, Raymond duduk di hadapannya, bercanda mengatakan, "Clara benar-benar ceroboh, setiap hari memelukmu tidur, seluruh tubuhmu atas bawah masih ada yang belum dia sentuh? Biasa-bisanya tidak tau ukuran baju pria sendiri. Tidak tau kamu punya ya sudahlah, bahkan ukuran anaknya juga tidak tau, dia menjadi mama kandungnya benar-benar bagus sekali."

Rudy menatap Raymond dingin, tidak mempedulikannya.

Di mata Rudy, Clara masih seorang wanita yang belum besar, dia bisa melahirkan Wilson, sudah sangat tidak mudah. Sekarang bisa berpikir membelikan baju untuknya dan Wilson, juga kemajuan yang sangat besar.

Untuk Clara, Rudy tidak pernah ada harapan yang terlampau tinggi. Anak perempuan mau besar, juga membutuhkan waktu.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu