Suami Misterius - Bab 172 Diutus

Tubuh tinggi tegap Rudy bersandar di pintu, ada ekspresi lelah dimatanya. Ini adalah makan bersama klien yang ke-5 kalinya, lalu rencana yang diserahkan di meja bar salah, hal ini membuatnya sanngat pusing. Bahkan membuatnya mulai merindukan kehidupan yang simple bahkan hampir mendekati damai ketika berada dalam pelatihan pasukan, ketika itu hidupnya begitu menyenangkan.

Dan Clara yang duduk membelakangi pintu, hanya fokus pada layar komputer dihadapannya, sama sekali tidak menyadari kalau didepan pintu ada seseorang. Bahkan tidak tahu sejak kapan orang itu berdiri dibelakangnya.

“Sedang apa?” suara serak yang indah dan merdu bagaikan suara selo di tengah malam yang hening ini, membuat Clara cukup terkejut.

Dia refleks menoleh, yang pertama kali ia lihat adalah rokok yang menyala diatara jari tengah dan telunjuknya.

Alis Clara yang indah mengkerut, langsung merebut rokoknya, lalu melemparkannya ke asbak kristal diatas meja kerja.

“Baru keluar dari rumah sakit sudah lupa dengan luka, mati karena rokok baru tahu rasa.”

Rudy dibentak olehnya dengan wajah yang begitu dingin, namun sama sekali tidak terlihat marah, malah ada senyum tipis yang menghiasi tatapannya.

“Apa yang sedang kamu lihat?” Rudy bertanya sambil tersenyum tipis, tatapannya yang tajam mendarat diatas layar komputer, nama yang diinput di kolom pencarian adalah Aldio Bo, lalu berbagai fotonya di halaman website.

Aldio termasuk tokoh publik, foto juga informasi mengenainya sangat banyak di internet, dan orang itu merupakan orang yang suka pamer, sama sekali tidak mempermasalahkan berita yang muncul tentangnya, bahkan ada banyak kabar tentang hubungannya dengan beberapa artis wanita. Berbagai artis wanita! Apakah dia tidak takut harus jual ginjal. (boros)

“Apakah kamu pernah mendengar nama ini? Presdir Dongyu Entertainment, penilaiannya di media biasa saja, kebanyakan berita mengenai dirinya yang playboy, ia hanya pria brengsek yang memainkan perasaan wanita.” Clara menopang pipinya dengan tangan, satu tangannya menggerakan mouse, berkata dengan kesal.

Rudy : “…..”

Tangan kanannya ini, apakah namanya seburuh itu?

“Aku melihat beritanya dengan Raymond cukup panas, kamu tidak bermain dengan orang seperti ini juga kan?” tiba-tiba Clara bertanya, kedua matanya yang hitam dan jernih mengerjap sambil menatapnya.

Rudy refleks berdehem, lalu menjawab dengan yakin, “Tidak dekat.”

“Lain kali kalau ketemu orang seperti ini yang jauh, dari pada ikutan nakal seperti dia.” Clara mengingatkan.

“Hm.” Setelah Rudy menjawab singkat, ia lanjut bertanya, “Kenapa mencari informasinya di internet?”

“ Dongyu Entertainment sedag mempersiapkan film baru, Kak Luna merasa ada sebuah tokoh dalam film itu yang sangat cocok denganku, sehingga ingin aku bertemu dengan Presdir Bo, tapi, aku rasa aku tidak butuh banyak bicara dengan orang seperti ini.” Clara berkata sambil menutup laptop didepannya.

“Kamu tidak mau tokoh itu lagi?” Rudy berkata sambil tersenyum ringan.

“Uang akan datang saat kita melakukannya dengan jala yang benar, apalagi aku tidak butuh uang ini.” Clara berkata dengan serius. Dia rela melepaskan tokoh ini, daripada harus berhubungan dengan orang seperti Aldio.

Rudy : “………”

Kenapa dia tiba-tiba lupa ada pepatah yang seperti ini.

Clara mematikan komputer, lalu bangkit berdiri dari kursi. Dia baru mnedekati Rudy sudah langsung mencium baru alcohol yang begitu menyengat.

“Kamu minum alcohol?” Clara bertanya sambil mengerutkan alis.

“Tidak, hanya terkena bau alcohol ketika melihat mereka minum.” Rudy berkata.

Clara terlihat tidak percaya padanya, mengulurkan tangan untuk merangkul lehernya, hidungnya menyemtuh bibirnya dan mengendus.

Gerakannya membuat Rudy speechless, lengannya juga merangkul pinggangnya yang langsing, bibirnya langsung menempel dibibirnya yang begitu menggoda, membuka giginya dengan mahir.

Setelah berciuman dangan panas sesaat, dia melepaskannya, mereka berdua sekarang agak terengah-engah.

“Sekarang sudah percaya?” ada senyum tipis menghiasi wajahnya, matanya yang hitam, begitu bercahaya dimalam yang gelap. Membuat Clata menatapnya sampai termenung.

Godaan pria, godaan pria!

Namun dia tidak bohong. Meskipun ada bau alcohol di tubuhnya, namun sama sekali tidak ada di mulutnya.

“Jangan pikir tidak ada bau alcohol tidak akan dimarahi, berkeliaran sampai selarut ini, bergadang juga bisa merusak tubuh, tahu tidak!”

Jelas-jelas gadis yang baru berusia 20 tahunan, namun ketika mengomeli orang terlihat begitu sangar.

“Uhm, lain kali tidak lagi.” Rudy menjawab asal dengan wajah seolah bukan masalah dia dan tidak ada hubungannya dengannya.

Untuk orang seperti Rudy, berada diposisi yang tinggi dan penting, banyak hal yang tidak bisa ia kendalikan.

Clara dibuat sangat kesal oleh sikapnya yang masa bodo, lanjut berceramah. Tangannya yang putih dan halus menekan lambungnya, “Lambungnya sudah tidak sakit ya? Kamu sekarang masih muda, sehingga lambung tidak akan merasa apapun. Tunggu beberapa tahun lagi, jantungmu, livermu, paru-parumu, ginjalmu………”

Setiap satu organ yang disebut oleh Clara, jarinya akan ikut menunjuk kearah organ tersebut, ketika tangannya menyentuh ban pinggang Rudy, kepalanya langsung menunduk dan mencium bibirnya yang tidak berhenti mengoceh.

Dan ciuman kali ini jauh lebih panas dan memikat, membuat Clara hampir kehabisan nafas, berusaha menarik nafas dalam pelukannya.

Ketika ciumannya berakhir, Clara sudah bersandar dalam pelukannya, bernafas dengan terengah-engah, wajahnya yang kecil dan cantik merona karena malu.

“Aku harus mandi dulu, kamu istirahatlah lebih awal.” Lalu Rudy melepaskannya perlahan.

Kalau tidak dilepaskan lagi, maka tidak akan selesai hanya dengan sebuah ciuman. Kelihatannya malam ini dia harus mandi air dingin untuk menurunkan suhu tubuhnya.

“Hm.” Clara mengangguk, lalu berjalan keluar ruan kerja, baru akan melangkah keluar, dia tiba teringat sesuatu shingga menoleh, lalu berkata padanya dengan wajah tegas, “Mulai besok batas pulang jam 11 malam, lewat dari itu akan meminta Sus Rani untuk menguncuk pintu dari dalam, kalau kamu pulang tengah malam lagi maka kamu tidak akan bisa masuk.”

Setelah Clara mengatakannya langsung pergi dengan cepat.

Setelah Rudy tercengang sesaat, ia tertawa kecil.

Ia membuka jas luarnya, lalu meletakkannya di kursi. Setelahnya mengeluarkan ponsel lalu menelepon Aldio.

Sekarang merupakan jam kehidupan malam Aldio, dari balik telepon terdengar suara musik yang memekakkan telinga.

Aldio membawa ponsel keluar dari VIP room yang begitu gaduh, bersembunyi di sudut koridor, baru merasa jauh lebih tenang, “Bos, sudah begini malam, ada apa mencariku?”

“Hm.” Rudy menjawab singkat dengan suara yang berat dan rendah, lalu berkata dengan suaranya yang serak, “ Aldio, kamu siap-siap dulu, besok pergi ke Kota S untuk ikut acara Festival Film.”

“Bos, jangan bercanda, Festival Film seperti itu perlukah aku yang datang langsung.” Aldio masih mengira Rudy sedang bercanda dengannya.

Dan Rudy sama sekali tidak berniat untuk bercanda dengannya. Wanitanya baru saja memberinya peringatan, menyuruhnya menjauh dari Aldio.

“Sekretaris sudah memesankan tiket untukmu, cepat pergi dan cepatlah kembali.” Nada bicara Rudy datar, namun terdengar seperti perintah. Sama sekali tidak memberi Aldio kesempatan untuk membantah, setelah mengatakannya ia langsung mematikan telepon.

Lalu terdengar nada putus dari balik ponsel Aldio, tidak ada angin tidak ada hujan dia diutus oleh bos seperti ini secara langsung!

Dia mengganggu siapa lagi!

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu