Suami Misterius - Bab 1376 Tidak Akan Membohongi Kamu Lagi

"Putraku sangat tampan, mirip aku."

Diva: "... Foto ini diambil dengan dinding perut sebagai pemisah, bagaimana caramu melihat bahwa putramu ini mirip kamu?"

"Dia adalah putraku. Kalau dia tidak mirip aku, jadinya mirip siapa?" Ujar Mahen dengan tegas.

Diva: "..."

Kata-kata Tuan kedua Sutedja benar-benar tak terbantahkan.

Selesai pemeriksaan USG 4D warna Doppler, hari sudah siang ketika mereka berdua datang ke kantor Lena.

Di kantor, Lena sedang memegang gelas dan meminum air di dalamnya. Melihat mereka berdua masuk, dia langsung menyerahkan daftar di meja kepada Mahen, "Kamu pergi bayar biaya obatnya dulu."

Tuan kedua Sutedja mengambil daftar, pergi dengan patuh.

Diva duduk di seberang Lena, menyerahkan laporan hasil USG kepada Lena. Ekspresi wajahnya agak serius.

Pada pemeriksaan kehamilan sebelumnya, Lena hanya mendengar detak jantungnya dengan stetoskop, tidak memintanya melakukan pemeriksaan USG. Kali ini Lena tiba-tiba menyuruhnya melakukan pemeriksaan USG terhadap jantung, Lena mungkin menemukan kejanggalan.

Selain itu, Lena juga dengan sengaja meminta Mahen pergi.

Lena mengambil laporan Diva, melihatnya dengan cermat, berkata, "Anak baik-baik saja."

Diva mengangguk. Saat pemeriksaan USG, dokter sudah mmeberitahunya bahwa kondisi anak normal, tumbuh sempurna sesuai dengan kriteria yang sehat.

Lena mengesampingkan foto USG anak, lalu melihat foto USG jantung Diva untuk waktu yang lama.

“Tante Lena, apakah ada masalah dengan jantungku?” Tanya Diva, ekspresi dan nada suaranya sangat tenang, tapi telapak tangannya sudah mengepal tanpa sadar.

“Pertumbuhan janin telah meningkatkan beban jantungmu, sekarang jantungmu kelebihan beban. Namun, kamu tidak usah terlalu cemas. Situasi ini berada di dalam dugaan. Saat ini, situasinya dapat dikendalikan. Banyak ibu hamil dengan penyakit jantung bawaan akan mengalami kondisi ini pada trimester kedua kehamilan, tetapi tidak ada masalah selama kehamilan hingga kelahiran anak.

Untuk berjaga-jaga, aku akan meresepkan sekotak obat jantung yang bekerja cepat. Kamu tidak perlu mengonsuminya pada waktu biasa. Kalau jantungmu terasa tidak nyaman, segera minum obatnya dan segera datang ke rumah sakit. "

Lena mengingatkan Diva berulang kali.

Dia telah menjadi dokter kandungan dan ginekolog selama hampir 30 tahun. Jadi, dia telah mengalami berbagai macam situasi.

Lena pernah bertemu ibu hamil yang mengidap penyakit jantung bawaan. Suaminya sangat menyayanginya. Karena khawatir dia terjebak dalam situasi bahaya, suaminya tidak memperbolehkannya hamil. Tapi dia mengganti mengganti pil kontrasepsi atas inisiatifnya sendiri. Ketika dia hamil kurang dari empat bulan, jantungnya sudah kelebihan beban. Tapi dia merahasiakan hal itu dari keluarganya karena takut keluarganya akan memaksanya untuk melakukan induksi persalinan.

Jadi, walau jantungnya bermasalah dan dia merasa tidak nyaman, dia tetap tidak berani mengatakannya. Dia terus bertahan. Pada kehamilan bulan ketujuh, dia pingsan di rumah karena jantung mengalami syok.

Untungnya, rumahnya hanya berjarak dua hingga tiga menit dari rumah sakit dengan mobil. Ambulans tiba tepat waktu sehingga ibu dan anak itu pun terselamatkan.

Saat itu, Lena melakukan operasi pada ibu hamil tersebut. Anak yang berusia kurang dari tujuh bulan lahir prematur dan dirawat di inkubator selama lebih dari sebulan, barulah nyawanya terselamatkan. Saat itu sang ibu juga terbaring di unit perawatan intensif selama lebih dari sepuluh hari.

Dalam waktu sebulan, suami seperti bertambah tua 10 tahun. Suami menangis diam-diam setiap malam saat duduk di luar unit perawatan intensif. Sebelum keluar dari rumah sakit, mereka sekeluarga berpelukan dan menangis dengan bahagia.

Beberapa waktu yang lalu, Lena bertemu dengan mereka sekeluarga. Anak pilek dan batuk, jadi pasangan itu membawa anak ke rumah sakit untuk diberi resep obat. Gadis kecil sudah beranjak remaja, sangat sehat dan sangat beruntung.

Tapi tidak semua orang bisa seberuntung itu. Ada banyak tragedi yang terjadi karena kelalaian ibu hamil dan anggota keluarga.

Lena sama sekali tidak ingin tragedi seperti itu terjadi pada Mahen dan Diva. Jika terjadi sesuatu pada Diva dan anak, sesuai temperamen Tuan kedua Sutedja, dia tidak akan diam-diam menangis, tapi bakal merobohkan rumah sakit.

Lena dan Diva mengobrol sebentar lagi, Mahen belum juga kembali.

Lena membiarkan Mahen pergi karena takut dia akan terlalu gugup, kecemasan berlebihan akan menimbulkan kepanikan. Namun, Mahen malah tidak balik-balik.

“Si Mahen ini, ambil obat sampai segitu lama. Apakah dia lagi memindahkan semua obat yang ada di rumah sakit ini.” Canda Lena.

“Aku akan mencarinya.” Diva berdiri dari posisinya dan berpamitan dengan Lena, kemudian berjalan keluar dari kantor dengan memegang laporan hasil periksa hari ini.

Ketika dia keluar dari kantor, dia langsung melihat Mahen yang bersandar di dinding sebelah pintu kantor.

Kepala Mahen tertunduk, tangan menjepit sebatang rokok, merokok dengan ekspresi kusam.

Mahen bukan pecandu rokok yang berat dan dia jarang merokok. Sejak Diva hamil, dia hampir tidak merokok.

Diva mengernyit. Dia menghampiri Mahen, mengambil rokok dari ujung jari Mahen, lalu membuangnya ke tempat sampah daur ulang di samping.

"Merokok dilarang di rumah sakit." Kata Diva, lalu terbatuk, "Putramu juga tidak suka bau asap."

Mahen menyipitkan mata dan tersenyum, senyumnya kelihatan terpaksa. "Pulang nanti aku mandi, baunya tidak akan mengganggu kalian."

Diva mengangguk, menggandeng tangan Mahen, "Ayo pulang, aku lapar."

Mahen meraih tangan Diva, keduanya berjalan ke lift.

Pada siang hari, rumah sakit lumayan sepi, hanya ada Mahen dan Diva di lift.

Mahen berdiri di sudut yang gelap, diselimuti cahaya dan bayangan suram, suaranya dalam dan teredam, "Apa yang dikatakan Tante Lena padamu?"

“Tidak ada, anak kita baik-baik saja.” Jawab Diva tanpa menyebut masalah lain.

"Anak baik-baik saja, bagaimana denganmu? Tante Lena sengaja membiarkan aku meninggalkan kalian berduaan bukan hanya untuk mendiskusikan cuaca hari ini denganmu, bukan?" Mahen mengangkat kelopak, menatap Diva dengan tatapan yang dalam, tampak sedang menahan emosi tertentu.

Diva mengulurkan tangan, meraih tinju Mahen yang terkepal erat, menghiburnya dengan nada hangat, "Kamu jangan begitu gugup, ekspresimu yang muram akan membuat anak kita takut."

Diva menarik tangan Mahen dan meletakkannya di perut sendiri, melanjutkan: "Anak kita sudah tumbuh besar, dia pasti akan menambah beban di jantungku. Bahkan ibu hamil normal pun akan mengalami peningkatan beban di jantung pada periode akhir kehamilan. Kata Tante Lena, sekarang semua kondisinya berada dalam kisaran yang dapat dikendalikan. Dia hanya memberi tahu aku untuk segera datang ke rumah sakit jika merasakan ketidaknyamanan."

“Benarkah?” Tanya Mahen dengan curiga.

“Benar. Aku sudah bilang aku tidak akan membohongimu lagi.” Diva berjanji.

"Kalau tidak apa-apa, kenapa dia meminta aku membiarkan kalian tinggal berduaan."

“Dia takut kamu terlalu panik.” Diva berkata dengan lembut, “Kalau masalah fisikku serius, Tante Lena pasti akan menyuruh aku untuk tinggal dan dirawat di rumah sakit, bagaimana mungkin aku bisa diizinkan untuk pulang ke rumah. Sudah, jangan memikirkan masalah yang tidak ada. Sekarang apa yang seharusnya kamu pikirkan adalah apa yang kita makan pada siang ini, aku sangat lapar."

“Kamu dan putramu mau makan apa pun boleh, makan aku pun boleh.” Suasana hati Tuan kedua Sutedja akhirnya kembali ceria, tangannya melingkari pinggang ramping Diva dan berkata dengan mesra.

Tubuh kedua orang berjarak terlalu dekat, perut Diva tersangkut di tengah dan si kecil di dalamnya mungkin terhimpit karena gerakan ayahnya, jadinya si kecil menendang dinding perut dengan kuat sebagai protes atas ketidakpuasannya.

Mahen ditendang oleh anaknya, bukan kesal, dia justru tersenyum seperti orang bodoh.

Anak kandung memang mendapatkan perlakuan berbeda, si kecil bisa menggertak Tuan kedua Sutedja sesuka hatinya.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu