Suami Misterius - Bab 1363 Dia Juga Ikan Dalam Jaring Jebakan Ini

“Ingin aku mengundurkan diri dari jabatan sebagai direktur. Ini sebenarnya maksud dari tuan muda kedua keluarga Sutedja, atau maksud dari para pemegang saham sekalian ini?” tanya Guan dengan wajah muram dan suara seraknya.

Mahen mengangkat pundaknya santai dengan ekspresi tidak setuju. Dia mengulurkan tangan mengisyaratkan ke Guan untuk bertanya sendiri ke para pemegang saham yang hadir di situ.

Tatapan mata Guan memandangi para pemegang saham itu. Memandangi satu persatu ekspresi para pemegang saham di sana yang cukup berbeda. Tapi, tidak ada satupun dari mereka yang maju mendukung dan membelanya.

Pada akhirnya Guan melihat ke arah direktur Tabani. Selama ini, direktur Tabani lah yang selalu mengedepankan dia. Tapi pada saat ini, direktur Tabani hanya menundukkan kepalanya dan tak mengatakan apa-apa.

“Tabani!” teriak Guan dengan keras tak menyerah.

Direktur Tabani mengangkat kepala perlahan, lalu melihat Guan. Dia menghela napas tak berdaya, lalu berkata, “Guan, situasi ini sudah sampai pada akhirnya, sudahlah lupakan saja.”

Mendengar ini, Guan langsung terlihat lemas seolah dia hanya bisa menerima nasib dan takdirnya ini.

Sedangkan Diva yang duduk di sana, hanya melihatnya dan melihat ke semua orang dengan santai dan tenang. Dia seperti seorang penonton yang menyaksikan semua orang di ruangan ini naik ke sebuah panggung, dan memainkan perannya masing-masing.

Sebenarnya, hidup adalah drama besar. Peran baik, buruk, senang, sedih, tidak beruntung, semuanya ini benar-benar menantikan teriakan pujian dan tepuk tangan orang-orang.

Bulu mata panjang Diva yang tebal berkedip ringan dengan ekspresinya yang cuek, seolah dia sedang melihat pasang surut kehidupan.

Penampilan Guan yang tua dan sangat tak bertenaga ini tidak membangkitkan simpatinya, tapi malah membuatnya menganggap Guan sangat menggelikan.

Sampai saat ini Guan masih saja belum bisa melihat kenyataan yang sebenarnya. Dia bisa-bisanya masih bertanya yang ingin dia mengundurkan diri dari jabatan sebagai direktur ini maksud dari tuan muda kedua keluarga Sutedja atau maksud para pemegang saham ini.

Para pemegang saham yang duduk disini mana mungkin berani menyenggol tuan muda kedua Sutedja. Jadi, ini sebenarnya maksud Mahen atau maksud para pemegang saham, memangnya apa ada bedanya.

Guan dipaksa untuk menerima kenyataan yang ada. Dia mengangguk, lalu berkata lagi, “Baiklah, aku akan menyerahkan dokumen resmi kepada direksi untuk mengundurkan diri dari jabatan sebagai direktur. Kalau begitu, apa kalian berniat untuk membiarkan Diva menjadi direktur Shinee Movie dan juga kepala CEO ya? aku mau tidak mau harus mengingatkan kalian. Jika Diva menjabat sebagai kepala direksi alias direktur dan juga CEO maka Shinee Movie kedepannya hanya akan mendengarkan ucapannya saja.”

Setelah mendengarkan ini, para pemegang saham saling berpandangan, ternyata mereka juga khawatir mengenai hal ini. Tapi, di bawah ancaman dan kekuasaan tuan muda kedua Sutedja, mereka tidak berani bicara. Hanya tanpa sadar langsung menatap Diva.

Diva juga masih tidak bicara, ekspresinya begitu santai seperti apa yang mereka bicarakan saat ini tidak ada hubungannya sama sekali dengannya.

Drama besar ini, tuan muda kedua Sutedja lah yang menjadi satu-satunya pemeran utama. Diva hanyalah pemeran pendukung di balik layar yang bahkan tidak punya teks narasi apapun.

Mahen bersendekap dan masih dengan gaya malas-malasan dan santainya, dia tersenyum dan berkata, “Terima kasih direktur Maveris atas niat baik mengingatkannya. Semua yang hadir di sini tenang saja. Diva menjabat menjadi direktur Shinee Movie, dan secara otomatis dia akan mengundurkan diri dari jabatan sebagai kepala CEO.”

Setelah bicara, Mahen mengangkat tangannya dan menjentikkan jarinya. Di belakangnya, asistennya membawa seorang pria berusia sekitar empat puluhan ke dalam ruangan rapat itu.

Pria itu tinggi, dengan paras wajah yang tegas. Dia mengenakan kemeja dan jas kerja sambil menenteng tas dokumen. Tampak sangat profesional dan resmi. Semua orang sangat terkejut ketika melihatnya. Bahkan di mata Diva juga melintas keterkejutan juga.

George Lie, seorang pria campuran Amerika dan China, seorang manajer paling profesional. Manajer perusahaan entertainment internasional yang sangat terkenal. Mereka tidak menyangka Mahen bisa mengundang orang hebat seperti ini.

“Pria ini, aku tidak perlu mengenalkannya kan. George manajer yang paling terkenal. Dia akan menjabat sebagai kepala CEO Shinee Movie. Setelah George mengambil alih perusahaan, dia akan mengirimkan laporan perusahaan ke email semua orang setiap kuartal musim. Jika ada yang punya pertanyaan, silahkan bisa tanya kapan saja.”

Setelah mendengarkan ini, para direksi dan pemegang saham mengangguk berulang kali tanpa ada satupun yang keberatan.

Tentu saja tidak ada yang menentangnya. Meminta George mengelola Shinee Movie, itu sama saja dengan membunuh ayam menggunakan pisau sapi. Sungguh sangat terlalu mudah bagi George. Semua keuntungan yang dimiliki para pemegang saham seperti mendapatkan asuransi jaminan. Jadi, tentu saja tidak ada yang menentang ini.

Setelah itu, George berjalan ke depan dan memberikan pidato pengukuhannya yang luar biasa dalam bahasa Inggris yang sangat fasih. Terakhir, dia berkata dalam bahasa ibunya yang sedikit tidak lancar, “Kedepannya, aku harap kalian semuanya banyak-banyak memberi nasihat dan petunjuk untukku.”

Para pemegang saham bertepuk tangan dengan hangat dan rapat direksi pemegang saham sudah berakhir dengan sangat sukses.

Mahen tersenyum dan meminta asistennya untuk mengirimkan undangan pernikahannya dengan Diva ke para pemegang saham yang hadir.

"Bulan depan adalah resepsi pernikahanku dengan Diva. Aku harap kalian bisa meluangkan waktu dari jadwal sibuk kalian untuk menghadirinya."

Ketika semua orang menerima undangan, awalnya mereka sangat terkejut. Meskipun mereka memang melihat dengan jelas keseriusan dan antusias Mahen kepada Diva. Mereka juga sudah menduga kalau Diva akan menaklukkannya dan menjadi nyonya muda keluarga Sutedja. Tapi, mereka juga hanya menebak saja ada kemungkinan ini. Karena menikahi orang di keluarga terpandang dan masuk di keluarga kaya raya ini bukanlah hal yang mudah.

Tapi, mereka tak menyangka Diva bisa secepat ini dan semudah ini menaklukkan dan mendapatkan tuan muda kedua Sutedja yang playboy dan masih suka bermain-main ini.

Setelah terkejut dan heran beberapa saat, semua orang satu persatu mulai mengucapkan selamat. Dan bahkan mengangguk mengiyakan akan menghadiri acara itu.

Asisten membagikan undangan, hampir setiap orang memiliki satu undangan, Kecuali Guan sendiri. Mahen menompang pipinya dengan satu tangannya, ketika melihat situasi ini, dia langsung meminta maaf, “Yoh, kenapa bisa kurang satu. Direktur Maveris maaf sekali ya. Asistenku ini selalu saja ceroboh. Jangan khawatir, aku akan langsung menyuruh orang untuk mengambil satu undangan lagi, dan aku sendiri yang akan memberikan undangan itu ke rumahmu.”

Walaupun Mahen ini mengatakan ucapan minta maaf, tapi ekspresi di wajahnya tidak sedikitpun memperlihatkan dia salah.

Tubuh Guan bergetar karena marah. Dia tahu kalau Mahen ini sengaja, sengaja ingin membuatnya marah.

Dia sebagai ayah Diva, malah seperti tamu biasa yang menerima undangan. Mukanya ini benar-benar sudah dinjak-injak, dia sangat malu sekali.

Setelah rapat direksi pemegang saham berakhir, semua pemegang saham satu persatu pergi meninggalkan ruangan. Guan juga, dia berjalan dengan dibantu oleh direktur Tabani keluar dari ruangan rapat.

Dalam waktu sejenak, di dalam ruang rapat yang sangat besar hanya tersisa Mahen dan Diva saja.

Diva masih saja duduk dengan tenang di kursinya. Dia tidak bergerak dan tak bicara, bahkan pose duduknya tidak berubah sedikitpun.

Tatapan mata Mahen beralih memandangnya dengan santai, menyeringai dan dengan ekspresi senang mengulurkan tangan menggenggam tangan Diva. Namun Diva menghindar dengan dinginnya. Tangan Mahen hanya berhenti di udara, dia pun menarik tangannya dengan ragu-ragu.

“Kamu, marah?” tanya Mahen dengan hati-hati.

Diva mengangkat pandangan matanya menatapnya dengan tenang dan begitu dalam seperti ingin melihat apa yang ada di dalam diri Mahen ini.

Mahen juga sama menatapnya seperti itu. Menatap bayangan dirinya sendiri yang ada di mata Diva yang cerah dan jernih itu.

Lalu, Mahen mengalihkan matanya dengan sedikit perasaan bersalah.

Diva juga mengalihkan pandangan matanya. Tatapan matanya teralih melihat ke depan, berubah sedikit tidak fokus. Dia akhirnya membuka mulut dan berkata dengan suara santai dan tak bergejolak sama sekali.

“Aku yang terlalu meremehkan tuan muda kedua Sutedja ini. Mendapatkan banyak elang dengan sekali anak panah. Benar-benar strategi dan jebakan yang bagus sekali. Aku tidak menyangka, orang yang mau dijebak pada akhirnya oleh tuan muda Sutedja ini adalah aku.”

Selesai bicara, Diva melengkungkan sudut bibirnya. Senyumannya penuh dengan penghinaan terhadap dirinya sendiri. Yang namanya manusia, begitu melepaskan rasa kewaspadaannya, dan terlalu lengah maka dengan mudahnya akan jatuh ke dalam jebakan orang lain.

Mahen memasang sebuah jaring jebakan besar. Diva melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Guan berjuang keras di dalam jaring jebakan ini. Tapi dia sama sekali tidak menyangka, kalau dirinya juga adalah ikan dalam jaring jebakan ini.

Dari kepala CEO, menjadi direktur. Ini hanyalah kenaikan jabatan saja. Di luarnya saja kelihatannya dia jadi pemilik dari Shinee Movie. Tapi sebenarnya, wilayah kekuasaan jabatan sebagai direktur jauh lebih kecil daripada kekuasaan yang bisa dikendalikan oleh CEO.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu