Suami Misterius - Bab 1352 Dulu Belum Pernah Hamil

“Tapi aku juga tidak pernah hamil.” Mahen berkata.

Diva meliriknya, dengan datar bertanya “Dulu aku juga belum pernah hamil.”

“Sekarang kamu sudah hamil.” Mahen berkata lagi.

Diva “......”

Dia tidak bisa berkata apa-apa, asal masuk ke salah satu toko perlengkapan ibu dan bayi.

Barang di toko ibu dan bayi sangatlah lengkap, begitu Diva masuk ke dalam, staf di toko menyambut dia dengan ramah, bertanya pada mereka memerlukan apa.

Mata Diva melihat di toko secara garis besar, memikirkan barang yang mungkin di perlukan nantinya.

Beberapa bulan lagi, perutnya sudah akan membesar, pertama-tama seharusnya membeli pakaian ibu hamil.

Diva berjalan ke depan gantungan baju, memilih-milih, akhirnya pilih dua rok dan satu celana overall.

Saat dia memilih baju di sebelah sini, Mahen juga sedang melihat pakaian, melihat pakaian bayi.

Dia megulurkan tangan mengambil sebuah pakaian kecil bayi di gantungan, seolah-olah melihat dunia baru saja, sambil tersenyum mengatakan “Pakaian sekecil ini, bagaimana pakainya.”

Diva “……”

Diva tidak bisa menahan diri melototinya sejenak, nada bicara pelan mengatakan “Anak kecil ketika baru dilahirkan hanya sekitar tiga sampai tiga setengah kilo.”

Mahen mendengarnya, mengerutkan kening sambil berpikir sejenak. Dia tidak memiliki konsep berat yang spesifik, seorang anak awalnya hanya sebesar kaki domba!

Staf toko melihat situasi ini, mulai menjelaskan berat badan anak pada segala usia dan pakaian dalam setiap kelompok usia.

Jelas Mahen sangat tersentuh, melihat Diva mengatakan “Kita beli beberapa stel untuk anak kita?”

“Masih belum tahu anak laki-laki atau anak perempuan, bagaimana beli?”

“Kalau begitu beli beberapa stel untuk anak laki-laki dan beberapa untuk anak perempuan.” Mahen asal menjawab.

Diva “……”

Dia merasa, tuan muda kedua Sutedja terlalu banyak uang sehingga tidak tahu harus bagaimana menghabiskannya lagi.

Mahen tampak bahagia sekali, Diva merasa tidak enak hati menghilangkan antusiasmenya, memilih beberapa warna netral yang bisa dipakai anak laki-laki dan anak perempuan.

Mata staf toko di mall kelas atas ini berbinar-binar, sekilas sudah tahu tuan muda kedua Sutedja memili latar belakang keluarga yang baik, semakin berusaha menawarkan barang yang ada di toko. Tuan muda kedua Sutedja benar-benar tidak menganggap uang itu uang, staf toko menawarkan apa, dia langsung beli apa, saat membayar bahkan tidak mengedipkan mata..

Akhirnya, mereka berdua masuk dengan tangan kosong, ketika keluar Mahen membawa banyak kantong belanjaan, dua tangan bahkan tidak bisa bawa lagi, dia masih memesan sebuah ranjang bayi dari kayu solid, meninggalkan alamat, besok bisa mengantarkan barang ke rumah.

Karena terlalu banyak barang, mereka hanya bisa membawa barang dan naik ke lift untuk turun ke bawah, membawa barang kembali ke mobil dulu.

Mahen membuka bagasi dan memasukkan barang ke dalam bagasi, awalnya bagasi memiliki ruang kosong yang luas, sekarang malah penuh sekali.

“Masih ingin beli apa?” Mahen bertanya pada Diva.

“Masih bisa membeli apa?” Diva melihat bagasi yang sudah penuh, merasa agak sesak.

“Bisa menaruhnya di jok belakang.” Mahen berkata.

“Kalau begitu beli suplemen saja, nanti malam masih harus pergi mengunjungi paman dan bibi.” Diva berkata.

Mahen mengangguk setuju, setiap kali Diva pergi ke rumahnya, selalu sopan dan penuh tata krama.

Mahen lalu menemani Diva pergi ke area toko hadiah kelas atas lantai satu, kemudian, mengendarai mobil meninggalkan mall.

Mobil Mahen keluar dari tempat parkir bawah tanah, terdengar suara getaran ponsel di dalam ruang mobil yang sempit.

Diva mengeluarkan ponsel dari dalam tas tangan, menerima panggilan ponsel, itu telepon dari asistennya.

Asisten mengatakan “CEO Maveris, barusan aku dengar, tuan muda Maveris balapan mobil dan menabrak orang hingga mati, sudah dibawa oleh pihak kepolisian. Direktur Maveris sedang mencari koneksi ke mana-mana, ingin melakukan pembebasan bersyarat terhadap tuan muda Maveris……”

Diva menutup telepon, seperti memikirkan sesuatu.

Mahen melihatnya, memiringkan kepala bertanya “Kenapa?’

“Bukan masalah besar.” Diva berkata dengan datar “Putra Guan menabrak orang hingga mati, sudah ditangkap.”

“Ya.” Mahen mengiyakan, mata yang menatap jalan di depan, tampaknya ada kilatan tajam yang singkat.

Meskipun, pandangan itu melintas dan menghilang dengan sangat cepat. Tapi tatapan itu tetap tertangkap oleh Diva.

Dia seperti memikirkan sesuatu melihat ke arahnya, kemudian, mencoba bertanya “Masalah ini ada hubungannya denganmu?”

Tangan Mahen yang memegang kemudi sedikit bergetar, mengangkat satu alisnya dengan pelan, kemudian, memiringkan kepala melihat Diva “Aku tidak mengatakan apa pun, kamu sudah bisa menebak bahwa itu perbuatanku, wanita terlalu pintar, sebenarnya bukanlah hal yang baik.”

“Tuan muda kedua Sutedja menyukai wanita bodoh?” Diva bertanya.

Mahen sambil tertawa menjawab “Aku menyukaimu.”

Diva tidak mempedulikannya, malah menanyakan masalah tuan muda Maveris.

Awalnya Mahen tidak ingin memberi tahunya, tapi karena sudah tahu, maka tidak berencana menyembunyikannya lagi.

“Salah satu bawahanku ada seorang kerabat jauh, kondisi di rumahnya tidak bagus, dia juga sakit parah, untuk menyembuhkan penyakitnya keluarga sudah tidak memiliki apa-apa, masih berhutang banyak, keluarganya masih ada dua anak kecil. Dianogsis dokter mengatakan bahwa waktu yang tersisa kurang dari sebulan, pada dasarnya sudah menyerah pada pengobatan, demi membayar hutang, ingin menjual organ tubuhnya. Setelah bawahanku tahu situasinya, begitu mengusulkan hal ini, pihak sana langsung menyetujuinya dengan senang, katanya, sekeluarga sangat bersyukur dan berterima kasih.”

Diva selesai mendengarnya, mengangguk kepala, kemudian mengatakan “Kamu membeli nyawa orang dengan uang, Guan juga tidak mungkin hanya berdiam diri saja. Jika, harga yang diberikan Guan lebih tinggi dibandingkan kalian, kamu tidak takut keluarga itu malah menyerang balik kalian?”

“Bawahanku memiliki surat jaminan.” Mahen menjawab.

Bawahannya sangat bisa diandalkan. Mahen dalam mempekerjakan orang, selalu tidak mempekerjakan orang yang dicurigai, kalau sudah dipekerjakan maka tidak akan curiga lagi.

Oh, satu-satunya hal paling tidak bisa diandalkan yang pernah dilakukan oleh bawahannya adalah menculik Diva.

“Ya, semoga saja.” Masalah sudah seperti ini, Diva juga tidak banyak bicara lagi.

Setelah itu, mereka berdua tidak membicarakan masalah ini lagi.

Mobil melaju dengan mulus di jalan raya dan akhirnya meluncur ke villa keluarga Sutedja.

Ahyon mendengar suara mobil, segera keluar untuk menyambut, melihat Mahen dan Diva, ada senyuman di wajahnya yang tidak bisa ditutupi.

“Kenapa begitu malam baru pulang, apakah tidak lancar?” Ahyon bertanya.

“Apanya yang tidak lancar, hanya pergi ke Biro Urusan sipil saja.” Mahen menjawab dengan acuh tak acuh, berkata lagi “Aku dan Diva pergi ke mall dulu, membelikan pakaian dan mainan untuk anak.”

“Masih terlalu dini kamu melakukan semua ini.” Ahyon mendengarnya, menggeleng sambil tersenyum.

Diva duduk di samping sambil tersenyum, tidak banyak bicara, dalam hati malah berpikir "Hari ini tuan muda kedua Sutedja menjadi orang kaya yang menghambur-hamburkan uang, rasanya dia ingin memindahkan semua toko ke rumah."

Setelah Ahyon dan Mahen ngobrol beberapa kata, berbalik lalu menarik Diva, bertanya dengan penuh perhatian “Bagaimana kesehatanmu akhir-akhir ini? Apakah muntah parah?”

“Hanya muntah pada pagi hari saja, tidak apa-apa.” Diva jawab dengan jujur.

Ahyon mengangguk, lalu berkata lagi “Aku masih memiliki beberapa walet merah dan teripang, kualitasnya sangat bagus, nanti kamu bawa pulang, makanan bernutrisi ini harus dimakan, baik bagi orang dewasa mau pun anak.”

“Terima kasih bibi, sudah membuatmu repot.” Diva berkata dengan sopan.

Ahyon sambil tersenyum, wajah penuh kelembutan dan cinta kasih, menepuk-nepuk tangannya, berkata “Kenapa masih panggil bibi, bukankah sudah harus mengubah panggilannya.”

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu