Suami Misterius - Bab 1321 Tidakkah Memperkenalkannya

Mahen diam-diam mengakuisisi saham Grup Shinee sebanyak 5% hanya membutuhkan waktu kurang dari setengah bulan.

Diva menopang pipinya, melihat grafik saham melengkung di layar komputer sambil melamun.

Asisten mengetuk pintu, berjalan masuk dan bertanya “Presdir Maveris, apakah kamu tidak pulang?”

Diva kembali sadar dan menatap ke luar jendela, langit di luar jendela telah menjadi gelap, cahaya lampu menyinari sepanjang jalan.

“Ya.” Diva menjawab dan mematikan komputer, dia berdiri mengambil mantel dan tas tangan, mengikuti asistennya keluar dari kantor Presdir.

Diva jarang mengendarai mobil, biasanya dia menaiki mobil khusus perusahaan.

Mobil berhenti di bawah apartemen, Diva turun dari mobil, menggesek kartu memasuki pintu gedung dan memasuki lift.

Lift tiba di lantai yang ditentukan, Diva keluar dari lift, membuka kunci dengan sensor jari.

Pintu rumah terbuka, lampu dalam ruangan sangat terang.

Diva berdiri di pintu masuk, mengerutkan kening melihat ke dalam ruangan.

Mahen sedang duduk menyilangkan kakinya di sofa ruang tamu, dia duduk di sana dengan santai.

“Sudah kembali? Aku telah lama menunggumu.” Mahen memiringkan kepala menatapnya, ada senyuman di wajahnya yang tampan.

Diva sama sekali tidak dapat tersenyum, dia menatap Mahen dengan dingin dan bertanya “Bagaimana kamu masuk?”

“Petugas apartemen sangat tanggung jawab, aku mengaku sebagai pacarmu, dia langsung mengizinkanku masuk.” Mahen tersenyum berkata.

Diva menutup erat bibirnya tidak berkata, dia tentu tahu masalahnya tidak semudah yang dia katakan. Mungkin alasan petugas mengizinkannya masuk bukan karena statusnya sebagai pacarnya, tapi karena dia adalah Tuan muda Sutedja.

Kalau Mahen ingin memberi tekanan, bagaimana mungkin petugas apartemen berani menyinggungnya?

“Apakah Tuan muda kedua terlalu lama berada di luar negri? Dalam kota, kalau masuk ke rumah orang tanpa izin adalah tindakan kejahatan.” Diva berkata dengan acuh tak acuh, setelah mengganti sandal di pintu masuk, dia berjalan masuk ke ruang tamu.

Dia duduk di hadapan Mahen dan menatapnya dengan acuh tak acuh.

Mahen menyerahkan dokumen di atas meja padanya, Diva mengulurkan tangan menerima dan langsung meletakkannya di samping. Tanpa melihat, dia tahu itu adalah perjanjian pengalihan saham Shinee Movie.

Kemudian, keduanya tidak berkata, terjadi keheningan sesaat diantara mereka.

Di saat Diva hendak mengusir orang, tiba-tiba terdengar suara dari pintu masuk apartemen, kemudian pintu rumah terbuka, Nyonya Maveris dan perawat khusus muncul di pintu masuk.

Nyonya Maveris tidak terlalu sehat, kebanyakan waktu tinggal di panti jompo, tetapi di saat kondisinya stabil, terkadang juga akan datang melihat Diva.

Ketika melihat Nyonya Maveris, Diva jelas tertegun. Dia tidak menyangka ibunya akan tiba-tiba muncul di apartemen tanpa pemberitahuan.

Sedangkan Nyonya Maveris yang berdiri di pintu masuk, juga tertegun ketika melihat dalam ruangan ada seorang pria asing.

Perawat khusus menarik ujung pakaiannya dan berbisik pada Nyonya Maveris, dia mengatakan ini adalah pria yang menemani Diva di rumah sakit.

Setelah mendengar, Nyonya Maveris mengangguk, kemudian tersenyum senang.

Dia tersenyum masuk ke dalam rumah, Diva segera berdiri, merangkul lengannya “Bu, mengapa kamu datang ke sini?”

“Keluar membeli sesuatu, sekalian singgah melihatmu.” Ketika berkata, pandangan Nyonya Maveris selalu tertuju pada Mahen dan tersenyum berkata dengan ramah “Diva, tidakkah kamu memperkenalkannya?”

Diva berkata dengan tidak berdaya “Ini adalah Ibuku. Dan ini, Mahen Sutedja.”

“Halo bibi, aku Mahen Sutedja. Kamu bisa memanggilku Mahen.” Mahen berdiri dan menyapa Nyonya Maveris dengan hormat.

“Mahen duduklah, jangan segan.” Nyonya Maveris tersenyum mengangguk. Tidak peduli pria ataupun wanita, memiliki penampilan yang bagus selalu lebih menguntungkan. Kesan pertama Nyonya Maveris terhadap Mahen sangat puas.

Berpenampilan bagus dan sopan, biasanya keluarga orang seperti ini tidak akan terlalu buruk.

Nyonya Maveris menarik Diva, duduk bersama di sofa.

Nyonya Maveris selalu menatap Mahen dengan tatapan ramah, pandangan dan nada suaranya sangat lembut. “Aku datang begitu malam, akankah mengganggu kalian?”

“Tidak. Bibi, untuk sementara waktu aku dan Diva masih belum tinggal bersama.” Mahen tersenyum menjawab.

Kata ‘sementara’ digunakan dengan tepat, tanpa perlu banyak berkata, sudah cukup membuat orang menimbulkan khayalan.

Diva begitu pintar, tentu mengerti. Dia memelototinya dengan marah.

Tapi Mahen seolah-olah tidak melihat tatapan Diva yang penuh amarah, dia tetap menemani Nyonya Maveris berbicara dengan sopan.

“Apakah kalian sudah makan malam?” Nyonya Maveris bertanya.

“Belum.” Mahen menjawab.

Dia telah menunggu selama tiga jam di apartemen Diva, benar-benar belum sempat makan.

“Aku sudah makan.” Diva berkata dengan tenang.

“Kamu sudah makan, Mahen masih belum. Cepat pergi masak.” Nyonya Maveris mendesak.

Diva “…….”

Diva memelototi Mahen tanpa meninggalkan jejak dan menatap ibunya, lalu masuk ke dapur dengan enggan.

Terkadang Diva juga akan masak di rumah, jadi kulkasnya tidak kekurangan bahan, empat lauk semangkuk sup, segera dihidangkan.

Mahen tidak terduga Diva bisa memasak dan lumayan pandai, hidangan sederhana, tapi terlihat lezat.

“Kamu bisa memasak?” Mahen berkata dengan kaget.

Karena zaman sekarang jarang ada Nona keluarga kaya yang pandai memasak. Bahkan wanita baik seperti kakak iparnya Rita juga tidak pandai memasak.

“Tidak terlalu sulit.” Diva memegang sumpit sambil menjawab dengan acuh tak acuh.

Bagi orang pintar, ingin belajar apapun, semuanya sangat mudah.

“Diva lumayan pandai memasak, makanlah yang banyak.” Nyonya Maveris tersenyum mengambilkan makanan untuk Mahen.

“Terima kasih bibi.” Mahen tersenyum menjawab.

Nyonya Maveris sudah makan, jadi tidak terlalu menggerakkan sumpitnya, dia melihat mereka makan sambil bertanya “Mahen, sudah berapa lama kamu mengenal Diva?”

“Sudah beberapa bulan.” Mahen berkata.

“Beberapa bulan, tidak terlalu singkat.” Nyonya Maveris mengangguk dan berpikir dalam hati, putrinya pacaran selama beberapa bulan dengannya, keduanya seharusnya sangat serius.

“Mahen, tidak tahu apakah bibi bisa menanyakan tentang pekerjaanmu?” Nyonya Maveris bertanya.

“Aku membuka sebuah perusahaan kecil, melakukan investasi yang stabil.” Mahen menjawab.

“Ya, anak muda seharusnya memiliki karier sendiri.” Nyonya Maveris tersenyum mengangguk, sepertinya sangat puas.

Nyonya Maveris tidak berharap Diva menikahi keluarga kaya, dia hanya berharap Diva bisa menemukan seorang pria yang dapat diandalkan.”

Diva duduk di sebelah dan tersenyum dingin dalam hati. Perusahaan kecil? melakukan investasi stabil? Benar-benar cukup kecil dan cukup stabil!

“Ada siapa saja dalam keluargamu?” Nyonya Maveris terus bertanya.

“Kedua orang tuaku, ada kakak, kakak ipar dan seorang ponakan.” Mahen menjawab dengan jujur.

“Apakah kamu tinggal bersama orang tuamu?” Nyonya Maveris masih ingin terus bertanya, tapi Diva yang duduk di sebelah tidak tahan mendengarnya “Bu, apakah kamu sedang mengecek sensus penduduk?”

Melihat putrinya sepertinya tidak terlalu senang, Nyonya Maveris segera berhenti bertanya.

Sikap Mahen selalu sangat baik, tidak terlihat kesal sama sekali, dia selalu tersenyum padanya.

Setelah makan malam, Mahen langsung berpamitan.

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu