Suami Misterius - Bab 1219 Benar-Benar, Tidak Kooperatif Sama Sekali

Keyra mencoba bersabar dan mendengarkan ibu Shakira terus menangis dan bicara selama lebih dari satu jam. Tapi semua ucapannya dan keluhannya ini hanyalah mengeluh mengenai Gerald. Sama sekali tidak ada hubungan satu pun dengan seluruh kasus melukai dengan sengaja ini. Isi pembicaraan ini yang bisa dipercaya dan digunakan hanya sedikit sekali.

Setelah mengantar ayah dan ibu Shakira pulang, Keyra merasa kepalanya pusing dan sakit sekali.

Dina berdiri di depan pintu sambil menyilangkan tangan di depan dadanya. Lalu, melihat jam lewat ponselnya. Dan berkata, “Masih ada satu jam untuk istirahat, kamu istirahat dulu saja. Sore nanti, kamu mau pergi menemui klien dulu atau bertemu Gerald dulu?”

“Tentu saja, aku harus bertemu klien dulu. Untuk apa aku menemui Gerald coba! Kalau aku melihatnya sekarang, aku tidak bisa menahan diri untuk langsung memukulnya.” Kata Keyra. Begitu selesai bicara, dia pun berjalan masuk kembali ke kamar tidurnya. Lalu, tanpa peduli imagenya dia pun langsung berbaring di ranjang.

Dia memejamkan mata dan mencoba tidur, dia dalam pikirannya mencoba memilah-milah semua kejadian. Setelah tahu apa pertanyaan yang dia perlu tanyakan kepada Shakira sore nanti, barulah dia pelahan-lahan tidur. Pada akhirnya, Dina-lah yang membangunkannya.

Keyra buru-buru membasuh wajahnya, tenaga dan pikirannya sudah kembali penuh lagi. Lalu, dia pun ganti baju dengan baju kerja yang cukup profesional, lalu menenteng map dokumen dan pergi keluar bersama dengan Dina.

Mereka berdua naik taksi pergi ke pusat penahanan dan menemui Shakira di ruang kunjungan.

Dua penjaga penjara wanita membawanya masuk. Shakira mengenakan borgol perak. Dia mengenakan seragam penjara, seragam penjara yang sangat longgar, tapi seragam itu tidak bisa menyembunyikan perutnya yang buncit.

Keyra membelalakkan matanya karena terkejut. Dia menoleh menatap Dina tanpa sadar dan berkata, “Klien kita ini adalah wanita hamil. Kenapa kamu tidak memberitahuku?”

Dina juga terkejut, menggelengkan kepalanya pada Keyra dan berkata "Aku juga tidak tahu."

Shakira duduk di hadapan Keyra, dengan wajahnya yang sedikit pucat. Tapi tatapan dan ekspresinya cukup sangat tenang. Tampak gelombang tenang di matanya.

Ini pertama kalinya Keyra melihat istri Gerald dan kesan pertamanya cukup bagus. Wanita cantik yang terlihat cukup lembut dan menyenangkan, seperti air.

“Perkenalkan, namaku Keyra Sunarya dan aku adalah pengacaramu.” Keyra meletakkan kartu namanya di atas meja.

Shakira melirik sebentar, lalu berkata "Aku tahu kamu. Gerald pernah menceritakanmu kepadaku. Nona besar Sunarya, benar-benar lebih cantik dan hebat ketika bertemu daripada hanya lewat cerita.”

Keyra menarik sudut bibirnya, menganggap kalau wanita di depannya ini sedang memuji dirinya.

“Apa Gerald yang menyuruhmu datang kesini?” Tanya Shakira lagi.

"Tidak, tapi orang tuamu.” Jawab Keyra.

Shakira mengangguk dan setelah hening beberapa saat, dia berkata lagi "Aku tidak berbakti, aku membuat mereka khawatir tentang semua masalah ini. Tolong bantu aku memberitahu mereka, tidak akan ada masalah yang terjadi padaku, aku akan baik-baik saja. Mengenai kasus ini, mereka tidak perlu khawatir. Walaupun aku buta hukum, tapi setidaknya aku tahu selain membunuh orang dengan membakarnya, wanita hamil tidak akan semuda itu dipenjara atau ditahan.”

“Jika didengar dari ucapanmu, apa bagimu selain membantumu menyampaikan kata-kata ini, apa kamu sudah tidak membutuhkan aku sebagai pengacara?” Keyra menyipitkan mata menatapnya dan berkata sambil berpikir.

Shakira mengangkat pandangan matanya, tatapan matanya masih saja tak bergelombang, begitu tenang. "Karena kamu adalah pengacaraku. Tolong bantu aku membuat surat perceraian. Aku ingin menceraikan Gerald dan pergi meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.”

Ucapan Shakira sangat mengejutkan Keyra "Karena kamu tahu kalau wanita hamil tidak akan dipenjara, maka harusnya kamu tahu selama masa hamil, undang-undang dan hukum tidak akan mendukung perceraian di antara suami dan istri.”

“Perceraian itu bebas. Aku setuju, dia setuju maka boleh bercerai.” Suara Shakira begitu hangat dan lembut. Tapi malah memberikan kesan aneh yang terlihat sangat tegas dan bertekad.

“Pernikahan adalah hal besar. Tidak boleh gegabah menghadapinya. Aku harap, kamu memikirkan ini lebih serius.” Kata Keyra mengingatkan.

Shakira menarik sudut bibirnya, tersenyum dingin seolah mencibir diri sendiri, lalu dia menjawab, “Pernikahan yang saling menyakiti seperti ini, apa masih perlu diteruskan.”

Setelah dia selesai berbicara, dia berdiri dari bangkunya dan berkata "Terima kasih sudah repot-repot kesini. Aku tidak punya apa-apa untuk dikatakan. Aku lelah sekarang, jadi aku pergi duluan. Ketika surat perceraian sudah selesai dibuat dan ditangani, tolong bawa kesini untuk aku tanda tangani.”

Keyra memandang punggung Shakira dan menghela napas berat dan membatin, benar-benar, tidak kooperatif sama sekali.

Jika klien atau orang yang bersangkutan tidak kooperatif. Keyra pun juga tak berdaya, dia pun pergi dengan Dina.

Begitu mereka berdua keluar dari ruang kunjungan dan berjalan di koridor yang kosong tak ada orang, Dina tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya "Apa yang akan kamu lakukan dengan klien yang tidak kooperatif seperti itu?"

“Perutnya sudah besar, apa lagi yang bisa aku lakukan, aku akan ajukan pembebasan bersyarat dulu. Kamu langsung coba hubungi untuk mengurusi pengajuan pembebasan bersyarat. Aku...” Belum selesai Keyra bicara, dia tiba-tiba berhenti.

Karena, dia melihat di ujung koridor ada Gerald yang berdiri di sana, dengan punggung bersandar di ujung dinding, menundukkan kepala sedang merokok. Cahaya matanya tampak sangat redup seperti dihilangkan oleh lingkungan di sekitarnya, menunjukkan dirinya yang lemas dan letih.

Dengan wajah kesal, Keyra mempercepat langkahnya berjalan menghampirinya dan kemudian berdiri di samping Gerald. Tanpa bicara apa-apa, dia langsung mengangkat kaki dan menendang kaki Gerald dengan sekuat tenaga.

Gerald tidak menghindar, tapi dia sedikit mengernyit. Lalu, setelah menyapu asap di ujung jarinya, terdengar suara Gerald yang serak dan begitu berat, “Bagaimana kondisinya?”

“Kalau mau tahu kenapa tidak melihatnya sendiri?” Tanya Keyra.

"Dia tidak mau melihatku." jawab Gerald "Termasuk semua pengacara yang aku sewa untuknya. Dia menolak dan sama sekali tidak kooperatif. Bahkan menolak untuk pengajuan pembebasan bersyarat.”

Setelah mendengar ini, Keyra mengangguk, “Dia memang tidak kooperatif sama sekali. Namun, aku bisa membantunya menjamin pengajuan pembebasan bersyarat. Begitu dokumen pembebasan bersyarat turun, maka pusat penahanan akan memintanya untuk pergi dari sini. Ini bukan hotel, ini bukan tempat yang bisa dia tinggali seenaknya walaupun dia ingin tinggal."

"Key, terima kasih" kata Gerald setelah mendengarkan ini.

"Tidak perlu. Dia klienku, aku pengacaranya, ini sudah tugasku" jawab Keyra.

“Apa lagi yang dia katakan?” Tanya Gerald lagi.

"Dia tidak mengatakan sepatah kata pun mengenai kasus ini. Tapi, dia minta aku untuk membantunya membuat dan mengurus surat perceraian. Dia ingin menceraikanmu dan meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.” kata Keyra.

Setelah diam sejenak, Gerald berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak akan mau bercerai.”

Jika ingin bercerai, dari awal sudah bercerai. Mana mungkin harus menunggu sampai sekarang.

“Pernikahan adalah urusan besar antara dua orang. Bukan dengan yang perempuan ingin bercerai lalu bisa langsung bercerai. Atau bukan juga kamu bilang tidak mau bercerai, lalu tidak akan bercerai.” Selesai mengatakan ini, Keyra berjalan keluar dari pusat penahanan. Gerald mengikutinya perlahan dari belakang.

Mobil Gerald diparkir di luar pusat penahanan. Mereka bertiga berjalan ke mobil. Gerald bertanya "Mau pergi kemana? Aku akan mengantarmu."

“Rumah Sakit. Rumah Sakit Inti Hati .” Setelah Keyra selesai bicara, dia langsung menarik pintu mobil dan masuk ke dalam mobil.

Dia datang kesini untuk menangani kasus ini. Meskipun kliennya tidak kooperatif sama sekali. Tapi, sebagai seorang pengacara, dia tetap harus memenuhi dan menyelesaikan tugasnya dengan maksimal.

Mobil Gerald berhenti di depan Rumah Sakit Inti Hati kota A.

Keyra dan Dina keluar dari mobil, lalu Gerald membuka pintu mobil dan keluar juga dari mobil.

“Key, apakah ada hal lain yang perlu aku lakukan?” Tanyanya.

Keyra mengangguk "Aku akan mengumpulkan bukti di rumah sakit dulu. Lalu, aku ingin bertemu penggugat Zindy, apa kamu bisa membantuku menghubunginya untuk membuat janji bertemu dengannya?”

Dia adalah pengacara terdakwa Shakira dan wajar jika Zindy menolak untuk menemuinya. Karena semua orang mengatakan Gerald dan Zindy adalah 'teman baik', seharusnya tidak sulit bagi Gerald untuk membuat janji bertemu.

Gerald mengangguk ragu-ragu "Setelah dia mengalami keguguran, kondisi tubuh dan emosinya sedang tidak baik. Aku akan minta persetujuannya dulu, tapi dia bersedia atau tidak bertemu denganmu, bukan aku yang memutuskan.”

Keyra tersenyum dingin di sudut bibirnya setelah mendengar ini, “Istrimu mengandung dengan perut yang sudah besar. Apa kamu masih peduli dengan kesehatan tubuh dan emosi wanita lain, hah?”

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu