Suami Misterius - Bab 1208 Tidak Melawan Balik

Dan semalam, Keyra tidak pulang, seorang pria dan wanita bersama sepanjang malam, orang-orang keluarga Sunarya tidak bodoh, bagaimana mungkin tidak tahu apa yang telah mereka lakukan.

Dan Alfy berani melakukannya, tentu akan memberikan penjelasan pada Keluarga Sunarya.

Tapi Keyra jelas tidak memikirkan ini, dia membuka lebar matanya dan menatapnya dengan bingung, “Aku sudah sampai di rumah, kamu sudah boleh kembali.”

“Aku masuk bersamamu.” Alfy berkata.

“Masuk bersama? Keyra langsung mengerutkan kening, Alfy telah menculiknya sepanjang malam, dia sendiri bahkan tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Dia malah ingin masuk bersamanya, bukankah ini mencari mati?

“Ayolah.” Alfy menggandeng tangannya dan berjalan menuju ke dalam.

Tapi Keyra segera melepaskannya.

Alfy tertegun di tempat dan menatapnya dengan tatapan dalam.

Tapi Keyra menggandeng kembali tangannya dan berkata dengan manja: “Alfy, kamu jangan menambah masalah oke? Ayah dan kakakku terlihat ramah, tapi sebenarnya temperamennya tidak terlalu baik, bagaimana kalau bertengkar.”

“Jangan khawatir, aku jamin tidak akan melawan balik.” Alfy menjawab.

“Tapi kalau kamu terluka, aku bisa sakit hati.” Keyra berkata.

Alfy tersenyum hangat, dia mengulurkan tangan mengelus kepalanya, “Masalahnya sudah terjadi, aku harus menghadapinya bersamamu. Jangan khawatir, Ayah dan kakakmu tahu diri, meskipun bertindak, mereka juga tidak akan benar-benar melakukan apapun padaku.”

Berdasarkan karakter Alfy, setelah meniduri gadis, dia tidak akan tanpa memberikan penjelasan apapun dan membiarkannya menghadapi keluarganya sendiri. Dengan begini, akan menjadi pria seperti apa dirinya.

Tapi Keyra tidak ingin Alfy dipersulitkan Ayah dan kakaknya.

Keduanya berdebat lumayan lama di luar, sampai Clara keluar dari dalam Vila.

Melihat Clara keluar, Keyra jelas terlihat bersalah, “Ibu, kamu, mengapa kamu keluar?”

“Kalian selalu berada di luar tidak ingin masuk, jadi aku keluar.” Clara menjawab dan pandangannya menyapu diantara keduanya.

Di sisi lain, Alfy menggandeng tangan Keyra, meskipun keduanya tidak memiliki tindakan yang berlebihan, tapi hanya dengan sebuah tatapan sederhana, sudah cukup membuat orang merasakan kemesraan.

Mungkin karena merasakan pandangan ibunya, Keyra segera melepaskan tangan Alfy dan berjalan ke samping ibunya dengan patuh.

Melihat situasi ini, Alfy sangat tenang, dia memanggil dengan sangat sopan, “Bibi.”

Clara mengangguk, dia dapat menebak pikiran Alfy, sebagai seorang pria, dia lumayan tanggung jawab.

Clara semakin puas dengan Alfy, dia tidak mempersulitkannya dan berkata: “Pamanmu dan Desta tidak ada di rumah, meskipun ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan, juga tidak perlu terburu-buru. Alfy, kamu kembali dulu.”

Karena Clara telah mengatakan seperti ini, Alfy tentu mengangguk dan menyetujuinya. Setelah melihat Keyra mengikuti Clara masuk ke dalam, dia pergi mengendarai mobil.

Dan meskipun Keyra mengikuti Ibunya masuk dengan patuh, dia selalu memutar kepala melihat Alfy dan terlihat enggan.

“Ibu, aku agak lelah, aku kembali dulu ke kamar.” Setelah mengganti sandal di pintu masuk, Keyra langsung bergegas naik ke lantai atas dan kembali ke kamar.

Clara tentu khawatir terhadap putrinya, jadi mengikutinya naik ke atas.

Pintunya tertutup, Clara mengetuk pintu, kemudian membuka pintu dan masuk.

Dalam kamar, Keyra telah membuka pakaian dan berbaring di ranjang, selimutnya menutup rapat tubuhnya, dia sangat lelah dan memejamkan matanya.

Dia benar-benar merasa lelah, seluruh tubuhnya sangat pegal, seolah-olah akan patah tulangnya. Sekarang dia hanya ingin tidur.

Clara masuk dan melihat gaun yang terbuang di samping, jelas bukan gaun yang semalam, kemudian melihat putrinya yang lelah…… Clara adalah orang yang berpengalaman, awalnya hanya curiga, sekarang telah mengerti semuanya.

Dia duduk di tepi ranjang, mengulurkan tangan menarik selimut Keyra.

Keyra membuka matanya, dia adalah orang pintar dan tahu apa yang ingin ibunya katakan, wajahnya langsung memerah.

Clara mengulurkan tangan menyentuh wajahnya dan bertanya dengan lembut: “Dia, apakah dia melukaimu?”

Bagaimana pun Keyra adalah pertama kali, keduanya anak muda bersama, bagaimana kalau tidak tahu mengendalikan diri, pasti akan melukai satu sama lain.

Clara tidak menyalahkannya, dia lebih khawatir apakah putrinya terluka

Wajah Keyra memerah, menggelengkan kepala.

Adegan semalam yang kacau muncul dalam pikirannya, dia dapat merasakan Alfy sebenarnya sangat menginginkannya, tapi berusaha menahan diri.

Meskipun semalam sangat sakit, tapi tidak sampai terluka.

“Kalau begitu istirahatlah, aku meminta Sus Rani merebuskan kurma merah dan sarang burung walet untukmu.” Clara berkata.

“Ibu.” Wajah Keyra sangat merah.

Clara tersenyum dan menyentuh hidungnya, “Untuk apa merasa malu, putriku sudah besar, pasti akan mengalami perubahan seperti ini.”

“Tapi, Ayah dan kakak……” Keyra agak khawatir. Bukan untuk dirinya tapi Alfy.

“Sekarang tahu khawatir, tapi berani tidak pulang semalaman.” Clara berkata, “Jangan khawatir, aku akan beritahu ayahmu, dia tidak akan mempersulitkan Alfy.”

“Terima kasih Bu.” Keyra tersenyum berkata.

“Sekarang sudah tahu memihak orang luar.” Clara mengelus kepalanya, “Oke, istirahatlah.”

Selesai berkata, Clara berdiri dan hendak pergi, tapi Keyra menarik tangannya dan berkata dengan segan: “Ibu, tolong beritahukan Diane, memintanya mengambilkan obat untukku.”

Clara tertegun dan segera mengerti. Obat yang dikatakan Keyra adalah pil KB.

Semalam Alfy seharusnya tidak melakukan pencegahan. Clara tidak tahu kejadian tentang Zara, dia hanya menyangka anak muda tidak mengendalikan diri. Kalau Alfy melakukan pencegahan, malah akan membuatnya merasa telah merencanakannya sejak lama.

Tapi, putrinya memakan obat setelah kembali, membuat Clara merasa agak tidak nyaman.

“Apakah Alfy memberitahumu tidak menginginkan anak untuk sementara waktu?” Dia bertanya.

Keyra menggelengkan kepala, “Kami belum mendiskusikan masalah ini.”

Keyra bahkan tidak pernah serius mempertimbangkan untuk menikah, apalagi memiliki anak. Dia tidak begitu tertarik dengan makhluk yang namanya 'anak', masih oke kalau bermain sebentar, tapi kalau memintanya melahirkan seorang anak, dia benar-benar merasa kulit kepalanya kesemutan.

Clara juga merasa hamil sebelum menikah bukanlah tindakan cerdas, jadi dia mengangguk dan berkata, “Kamu tidur dulu sebentar, tidak akan terlambat kalau memakannya setelah bangun.”

Clara keluar dari kamar Keyra, hendak turun ke lantai bawah, kebetulan melihat Rudy naik dari lantai bawah.

“Key sudah kembali?” Rudy bertanya.

“Ya.” Clara menjawab dan berbisik, “Baru saja tertidur, kita turun ke lantai bawah dan membicarakannya, jangan mengganggunya.”

Rudy mengangguk, berbalik dan berjalan ke lantai bawah.

Keduanya duduk di sofa ruang tamu lantai satu, Rudy berkata dengan wajah suram: “Kamu terlalu memanjakannya, begitu pembatasan waktu akses dicabut, langsung berani tidak pulang ke rumah. Kamu tidak menanyakan hal apa yang telah dia lakukan tadi malam! Dia adalah seorang gadis, bagaimana kalau merugikan diri?”

Clara berdeham, ekspresi di wajahnya agak canggung. “Apa lagi yang biasa dilakukan seorang pria dan wanita sepanjang malam……”

Sebelum Clara selesai berkata, langsung terdengar sebuah pukulan keras, cangkir teh yang baru saja diambil Rudy dilemparkan ke atas lantai.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu