Suami Misterius - Bab 1164 Siapa Yang Menindas Siapa

“Kamu mengatakan siapa yang lemah ginjal?” Desta Sunarya berjalan turun dari atas, sambil berjalan sambil mengikat dasinya.

Melihat hal tersebut Diana Zhou berjalan ke arahnya, dengan posisi setengah mencondong di hadapan Desta, ia mengangkat tangan membantunya mengikat dasi.

“Bang, jangan berpikir terlalu banyak. Kamu kemungkinan hanya defisiensi ginjal saja.” Keyra Sunarya mengedipkan sepasang matanya yang jernih dan berkata dengan wajah tidak bersalah.

Desta menatapnya sekilas dengan nada bicara datar berkata, “Apakah sekarang kamu sudah tidak membutuhkan dua tas edisi terbatas yang kamu inginkan itu?”

Saat Dina memeras Keyra, biasanya Keyra akan langsung memeras abang kandungnya sendiri.

Setelah Keyra mendengar perkataannya itu, wajahnya menjadi muram dan memutar kepala melihat Clara, dengan wajah kasihan berkata: “Ma, abang menindasku! Kamu masih tidak membantuku!”

“Dia menindasmu? Kamu yang sering menindasnya.” Clara menjawabnya dengan santai setelah itu berjalan memasuki ruang makan untuk mencari sarapan pagi.

Saat ini, kebetulan Rudy sedang duduk di sofa yang berada di ruang tamu sambil membaca koran, Keyra berjalan kesana dan merangkul lengannya, dengan manja berkata: “Pa, kekasih kecilmu sedang ditindas, apakah kamu tidak ingin membantu.”

“Siapa yang telah menindas putri kecilku? Apakah sudah tidak ingin hidup lagi.” Rudy meletakkan koran, dengan tersenyum menepuk-nepuk tangannya.

“Dia!” Keyra menunjuk kepada Desta.

Desta memegangi dahinya dengan tidak berdaya dan dia juga malas untuk menjelaskan, kemudian menarik Diana berjalan ke ruang makan.

Keluarga mereka yang terdiri dari enam orang, terlihat sibuk di pagi hari, ada yang pergi bekerja, ada yang pergi ke Taman kanak-kanak.

Setelah sarapan Keyra langsung menyetir mobil ke firma hukum.

Dia berjalan masuk ke kantor, Dina sedang duduk di tempatnya sambil tidur di atas meja. Di atas meja terletak banyak data-data.

Keyra membuka jaket dan menggantungnya di gantungan sampingnya, kemudian menggunakan ujung jari dengan lembut mengetuk permukaan meja beberapa kali.

“Ya?” Dina mengangkat kepalanya dengan setengah menyipitkan matanya menatap Keyra sekilas, kemudian memandang ke arah luar jendela. “Hari sudah terang.”

“Ya.” Keyra menganggukkan kepala, sekaligus menarik sebuah kursi, “Pilih dan jelaskan yang mana yang penting, kemudian cepatlah pulang untuk beristirahat.”

Dina berdiri, ia mengusap mata, meregangkan pinggangnya dan membuat secangkir kopi instan untuk dirinya sendiri kemudian kembali ke tempat semula dan menyalakan komputer.

Komputer terhubung ke proyektor, Dina memegang remote kontrol, sambil meminum kopi sambil menjelaskan.

“Mari bicarakan sidang pertama terlebih dahulu, mengapa surat wasiat Gandalf Luo di tetapkan menjadi tidak valid.” Dina memberikan sebuah salinan berkas tentang kasus penyakit kepada Keyra.

“Berdasarkan kasus penyakit Gandalf Luo , dia tiba-tiba menderita stroke, setelah melakukan operasi setengah badannya sudah tidak berfungsi dan kesadarannya juga tidak bagus. Dan waktu yang tertera di surat wasiat yang berada di tangan Lady Luo adalah waktu setelah Gandalf Luo melakukan operasi. Pengacara dari pihak lawan menemukan celah ini, mengatakan bahwa orang yang memberikan wasiat sedang dalam kondisi tidak sadar sehingga surat wasiat ini tidak valid. Berdasarkan hukum negara kita, istri adalah ahli waris pertama dari harta warisan, jadi Lady Luo kalah dalam sidang pertama.”

Selesai mendengarkan Keyra mengangguk-anggukkan kepalanya memberi isyarat kepada Dina untuk meneruskan.

Setelah itu tampilan layar proyektor berganti menjadi foto dua orang wanita, di samping foto terdapat penjelasan singkat.

“Klien kita Lady Luo berumur dua puluh tahun. Kamu pernah bertemu dengannya. Dia adalah mahasiswa Tokyo University di Jepang, mengambil jurusan manajemen bisnis. Karena ayahnya tiba-tiba meninggal dunia, jadi mengambil cuti kuliah untuk sementara waktu. Apabila gugatan ini belum berakhir, dia tidak dapat meneruskan studinya.

Yang satu ini adalah Wasinah, berumur dua puluh sembilan tahun, ibu tiri dari Lady Luo. Sebelum menikah ke dalam keluarga Luo , dia merupakan sekretaris dari Gandalf Luo di PT. Djamur.

“Sejarah sekretaris naik pangkat lagi?” Keyra tidak dapat menahan tawanya.

Dina menganggukkan kepala, “Iya, dan masih menggunakan trik lama, yaitu karena hamil. Aku pernah meminta orang untuk menanyakan kepada beberapa orang pengelola senior di PT. Djamur, dari perkataan mereka, Wasinah ini telah mengikuti Gandalf Luo beberapa tahun namun Gandalf Luo tidak berencana untuk memberikannya status resmi, kemudian Wasinah tiba-tiba hamil, setelah di cek adalah anak laki-laki, karena Gandalf Luo hanya memiliki seorang anak perempuan yaitu Lady Luo, sehingga apabila ia menginginkan seorang anak laki-laki adalah hal yang masuk akal. Jadi dia dan Wasinah membuat surat nikah.”

“Tidak ada perjanjian sebelum menikah?” Keyra bertanya.

Dina menggelengkan kepala dengan tidak berdaya, “Tidak ada. Oleh karena itu, Wasinah adalah orang yang memiliki trik.”

“Bagaimana dengan kehidupan pribadi Wasinah?” Keyra bertanya lagi.

“Tidak ada informasi apa-apa.” Dina menjawab: “Sebelum bersama dengan Gandalf Luo , Wasinah hanya pernah berpacaran satu kali dalam kurun waktu sekitar tujuh atau delapan tahun, akan tetapi mereka putus saat membicarakan tentang hal pernihakan. Setelah putus tidak lama, dia sudah berpindah ke dalam pelukan Gandalf Luo .”

“Memang sedikit di luar dugaan.” Keyra berkata sambil tersenyum. Biasanya orang yang ingin menjalin hubungan dengan om om kaya seperti Wasinah ini, yang bersedia menjadi simpanan, biasanya kehidupan pribadinya juga kacau, Wasinah benar-benar adalah kasus khusus.

“Membicarakan tentang pernikahan bisa sampai putus?” Keyra bertanya dengan tidak mengerti sambil melihat kartu undangan berwarna merah di layar proyektor.

“Kamu memang kelihatan tidak berpengalaman. Orang yang putus saat membicarakan hal pernikahan sangatlah banyak. Seperti rumah baru tertera nama satu orang atau dua orang, perlu tidak membuat perjanjian awal sebelum menikah, pembahasan tentang mahar, pemilik dari hadiah pernikahan nantinya, akan ada sangat banyak masalah.” Dina mengatakannya dalam satu tarikan napas.

Keyra pusing mendengarnya dengan segera menukar topik pembicaraan. “Coba periksa pacar Wasinah ini.”

“Ok.” Dina menjawab sambil menganggukkan kepalanya, kemudian ia melanjutkan perkataannya lagi: “Wasinah dan Gandalf Luo menikah karena sudah memiliki anak terlebih dahulu, Gandalf Luo sangat memperhatikan anak di dalam perut Wasinah, memberikannya makanan dan asupan yang baik, akan tetapi ia mengalami keguguran saat hamil tujuh bulan.”

“Sudah memberikan makanan dan asupan yang baik masih bisa keguguran?” Keyra mengangkat alisnya, terlihat ia sedikit mencibir.

“Dengar-dengar ia tidak hati-hati terjatuh saat mandi, menyebabkan melahirkan prematur namun bayinya tidak dapat diselamatkan.” Dina mengangkat bahu dan berkata: “Ini memang agak terlalu kebetulan, semua orang mencurigai bahwa anak yang dikandungnya bukanlah anak Gandalf Luo . Setelah ia mengalami keguguran, sikap Gandalf Luo terhadapnya juga menjadi lebih dingin. Bahkan sering tidak pulang saat malam, ini juga secara tidak langsung membuktikan bahwa anak yang dikandung oleh Wasinah bukanlah milik Gandalf Luo .”

“Kecurigaan tidak ada manfaatnya sama sekali bagi kita. Dalam hukum harus menggunakan bukti nyata.” Keyra meletakkan tangan di pipinya, menatap layar proyektor dengan serius.

Dina tidak berkata apa-apa, dia sudah lama mengikuti Keyra, dia tahu bahwa saat Keyra sedang berpikir, sama sekali tidak boleh di ganggu.

Setelah hening beberapa waktu, Keyra kembali bertanya, “Apakah masih ada yang lain?”

“Untuk sementara hanya ini saja informasi yang diperoleh.” Dina menjawab.

Keyra mengangguk-anggukkan kepalanya dan berkata kepada Dina: “Kamu sudah bekerja keras, pulanglah untuk beristirahat.”

“Tidak masalah, pelayanan untuk masyarakat.” Dina berkata sambil bergurau, ia berdiri dan meregangkan pinggangnya lagi. “Aku akan pulang untuk tidur lagi, bagaimana denganmu?”

“Aku akan pergi ke PT. Djamur untuk memahami kondisi lebih lanjut.” Keyra berkata.

Dina mengambil jaket dan berjalan keluar, saat berjalan sampai di pintu keluar kemudian memutar kepala memandangi Keyra lagi, dengan tersenyum ambigu mengingatkan: “Pekerjaan tidak akan ada habisnya, bagaimanapun juga masih perlu menyisihkan sedikit waktu untuk berpacaran. Lebih fokuslah pada pria, jangan sampai menyesal kalau sudah menjadi perawan tua……”

“Urus dirimu sendiri.” Keyra melemparnya dengan pena karbon di tangannya.

Dina menghindar dengan cepat, ia berjalan keluar sambil tertawa.

Setelah Dina pergi, Keyra sedikit membereskan setelah itu ia juga keluar.

Dia menghabiskan waktunya seharian di PT. Djamur. Dia bertanya kepada pemegang saham perusahaan, rekan kerja yang dulu pernah bekerja sama dengan Wasinah di departemen kesekretariatan, beberapa pejabat senior, dan bahkan juga bertanya kepada beberapa pegawai kecil.

Pusat PT. Djamur terletak tidak jauh dari apartemen tempat Dina tinggal.

Keyra meninggalkan Djamur dan langsung menyetir mobil menuju ke apartemen Dina, dalam perjalanan ia melewati restoran dan membungkus beberapa macam lauk yang disukai oleh Dina.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu