Suami Misterius - Bab 1140 Mimpi Lebih Cepat

Mimpi Lebih Cepat

Pesawat ditunda selama hampir satu jam dan kemudian Keyra dan Dina pun naik ke pesawat.

Pelayanan dari firma hukum sangat bagus. Kebanyakan perjalanan bisnis selalu diberikan tempat duduk kelas satu. Setelah naik pesawat, Keyra bersandar di kursi yang luas dan langsung tertidur.

Dina sangat mengagumi sikap santai Keyra. Dia bisa tidur di mana saja saat dia mengantuk. Jika memberikannya tikar jerami, mungkin dia juga dapat tidur dengan nyenyak di bawah jembatan penyebrangan.

Dina selalu berpikir bahwa seorang tuan putri yang dibesarkan dari keluarga kelas atas seperti Keluarga Sunarya pasti bersikap bagaikan tuan putri. Tetapi Keyra sama seperti bunga matahari yang tumbuh sembarangan, dia tidak takut akan badai dan hidup dengan begitu berwarna.

Keyra tidur dengan sangat nyenyak. Ketika pesawat sudah mendarat, Dina pun baru membangunkannya.

“ Mimpi apa? Air liurmu bahkan sampai keluar. ”

Begitu Keyra membuka matanya dan masih belum sepenuhnya sadarkan diri, dia menyentuh sudut bibirnya, tetapi dia tidak menyentuh apapun kecuali bibirnya.

“ Ternyata kamu benar-benar bermimpi indah. Katakan padaku, kamu dan Tuan Sanusi telah melakukannya sampai tingkat berapa di dalam mimpimu? Pertama, kedua atau ketiga... ” Dina memegang perutnya dan tertawa. Sebelum dia selesai berbicara, Keyra pun langsung memukulnya dengan bantal.

Dina tidak bisa mengelak dan dia pun dipukul oleh bantal.

“ Apa yang tingkat pertama, kedua, ketiga? Kami bahkan sudah menikah, mimpi memang lebih cepat daripada kenyataan. ” Keyra menggosok matanya dan berkata.

Dina mengembalikan bantal ke posisinya dan berkata sambil tersenyum : “ Mimpi adalah suatu hal yang baik, bagaimana jika itu benar-benar menjadi kenyataan. ”

Keyra tidak memperdulikannya. Dia bangkit, lalu mengeluarkan koper kecil dari atas kabin dan kemudian berjalan turun dari pesawat.

Dina sudah memesan mobil sebelumnya. Ketika mereka keluar dari bandara, mereka pun langung menuju ke hotel.

Lokasi hotel tidak jauh dari gedung perkantoran perusahaan konstruksi Brendon, jaraknya hanya melewati satu jalan, jadi sangat mudah bagi mereka untuk bernegosiasi di sana.

Dina mengeluarkan kartu identitas mereka dan check-in di resepsionis hotel. Lalu, mereka berdua membawa koper mereka dan menaiki lift ke lantai atas.

Kamar Keyra dan Dina bersebelahan. Nomor kamar Dina adalah 1012. Dia membuka pintu dengan kartu kamarnya dan kemudian meletakkan kopernya di sudut ruangan.

Ruang tamu di kamarnya ada French Window yang besar, dan kebetulan menghadap ke arah gedung konstruksi Brendon. Keyra berdiri di depan jendela dan melihat ke gedung perkantoran konstruksi Brendon dari kejauhan.

Memang sebuah perusahaan konstruksi, desain gedung perkantoran konstruksi Brendon menjulang tinggi dan sangat unik.

Keyra memandangi gedung perkantoran yang tinggi itu dan memiliki suatu pemikiran. Pada saat itu, Dina tiba-tiba mengetuk pintu, lalu berjalan masuk dan berkata dengan cemas : “ Terjadi sesuatu di lokasi konstruksi. Pihak terkait meminta kita untuk segera ke sana. ”

“ Apa yang terjadi? ” Keyra mengambil tasnya, lalu berjalan keluar dengan sepatu hak tingginya dan bertanya sambil mengerutkan keningnya.

“ Tadi pagi, keluarga pekerja yang meninggal itu menerima paket yang berisi pisau berdarah dan seekor kelinci mati yang telah ditusuk dengan pisau. Setelah para pekerja mengetahuinya, mereka sangat marah dan membawa keluarganya ke lokasi untuk meminta pertanggung jawaban. Sekarang, kedua belah pihak sedang menuju ke lokasi konstruksi. ”

Dina berbicara dengan cepat dan menjelaskan seluruh kejadian dengan teratur.

Setelah mendengarnya, Keyra pun mengerutkan keningnya.

Pengiriman paket itu menggunakan data diri asli dan pemeriksaan barangnya sangat ketat. Pengiriman paket seperti ini tentunya tidak dikirimkan melalui jalur regular kepada keluarga pekerja yang meninggal. Oleh karena itu, mereka tidak memiliki bukti yang membuktikan bahwa paket itu terkait dengan perusahaan Brendon.

Para pekerja itu bergegas ke lokasi konstruksi dan hasilkan mungkin akan sangat kacau.

“ Para pekerja itu terlalu terburu-buru. ” Keyra berkata tanpa daya.

.....

Pada saat yang sama di gerbang lokasi konstruksi di Daerah Barat.

Belasan pekerja berkumpul di depan gerbang besi dan membuat keributan.

Orang yang bertanggung jawab atas lokasi konstruksi dan penjaga keamanan Grup Brendon menghentkan mereka di depan pintu. Penjaga keamanan ini bukanlah penjaga keamanan biasa. Mereka mengenakan setelan jas berwarna hitam dengan kacamata hitam dan tongkat listrik di tangan mereka. Mereka semua terlihat gagah dan tangguh.

Di depan pintu lokasi konstruksi ada jalan berdebu tanpa aspal. Di seberang jalan, ada sebuah mobil Mercedes Benz berwarna hitam yang berhenti di bawah pohon willow yang lebat.

Jendelanya setengah terbuka dan Alfy sedang duduk di dalam mobil sambil menyipitkan matanya seperti sedang bergejolak.

“ Apakah sama seperti dunia kriminal? Sebagai seorang Presdir perusahaan, aku bahkan tidak tahu kapan cabang perusahaan diubah. ” Alfy berkata dengan dingin.

Chris yang sedang duduk sambil menundukkan kepalanya dan bermain game di tempat duduk penumpang depan berkata dengan santai : “ Sejak paman ketiga pensiun, kakak sepupumu Rando SAnusi semakin menjerumus ke langkah salah. Aku telah memeriksanya, dan kualitas bangunan yang dibangunnya sebanding dengan ampas tahu. Orang-orang di lokasi konstruksi masih berani bersikap sombong, jika mereka terus melakukannya, maka seluruh Grup Sanusi juga akan terlibat. ”

Ekspresi wajah Alfy semakin buruk dan dia berkata : “ Cari seseorang untuk memantau Rando. Aku tidak ingin dia melakukan sesuatu yang seperti ini lagi. Dan juga, cobalah untuk tetap low profile tentang perjalananku ke Kota H. ”

“ Baik. Anda memang selalu berpakaian sederhana kemana pun anda pergi. Aku akan memberitahu mereka untuk tidak mengatur tempat tinggalmu di Hotel milik Grup Sanusi. ” Chris berkata sambil bermain game di ponselnya.

Ketika mereka sedang berbicara, tiba-tiba sebuah taksi berwarna hijau melewati samping mobil mereka dan berhenti di seberang jalan.

Pintu terbuka dan dua orang gadis turun dari mobil. Yang satu mengenakan kemeja sifon dan rok hitam dan yang satunya lagi mengenakan kaos kasual dengan rok denim berwarna biru. Keduanya mengenakan sepatu hak tinggi yang indah, tetapi tidak sesuai dengan lokasi konstruksi yang berdebu dan berantakkan itu.

“ Ada apa ini? Kenapa Nona Sunarya bisa mengejarmu sampai ke sini? ” Chris bercanda. Alfy menatapnya dengan dingin dan dia pun segera berhenti berbicara.

“ Turun dan lihatlah. ” Alfy mengulurkan tangannya untuk membuka pintu, dan tiba-tiba dia kepikiran akan sesuatu, lalu dia pun berkata : “ Panggil beberapa orang ke sini untuk berjaga-jaga agar tidak ada yang terluka saat terjadi konflik. ”

Chris : “... ”

Dilihat dari keadaan saat ini, konflik benar-benar tidak bisa dihindari. Kenapa tadi dia tidak meminta orang untuk kemari dan begitu Nona Sunarya muncul, dia segera meminta beberapa orang untuk datang. Chris berpikir dan merasa bahwa Presdir Sanusi bukan khawatir akan ada orang lain yang terluka, tetapi dia khawatir Nona Sunarya akan terluka.

Pada saat ini di depan gerbang lokasi konstruksi.

Keyra berusaha keras untuk menerobos kerumunan, lalu berdiri di depan dan berteriak : “ Tolong jangan bersikap gegabah dan tetap tenang. Dengarkan aku, aku adalah pengacara kalian. ”

“ Kamu adalah pengacara Sunarya? ” Seorang pria paruh baya datang menyampirinya. Berdasarkan usia dan penampilan orang tersebut, Keyra menebak bahwa ini seharusnya adalah pemimpin tim konstruksi yang mengundangnya.

“ Jangan membuat keributan lagi, pengacara kita sudah ada di sini. Biarkan dia yang berbicara mewakili kita. ” Pemimpin tim konstruksi berteriak kepada belasan pekerja tersebut.

Lokasi itu akhirnya hening sejenak. Keyra memandang ke arah orang yang bertanggung jawab atas perusahaan konstruksi Brendon. Begitu dia ingin berbicara, tiba-tiba dia mendengar pihak lawan berkata sambil tertawa : “ Kapten Rulli, kamu mengundang pengacara cantik ini ke sini untuk bernegosiasi atau untuk dirayu? ”

Pandangan orang yang bertanggung jawab jatuh pada tubuh Keyra dan jakunnya terus bergulir, “ Gadis ini sangat menarik, Presdir Sanusi menyukai gadis sepertinya. ”

Orang yang bertanggung jawab atas lokasi itu menyipitkan matanya sambil menatapnya. Keyra sangat ingin mengeluarkan bola matanya dan menginjaknya.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu