Suami Misterius - Bab 1059 Aku Tidak Ingin Terlibat Apapun

Desta merapatkan bibirnya sudut bibirnya yang dingin, lalu berkata, “Kamu suruh departemen dekorasi dan interior untuk berdiskusi dengan Megan,mengatur semua hal mengenai proyek ini.

Setelah mendengar ini, Calming membelalakkan matanya dan menatapnya dengan ekspresi heran, "Tim dekorasi yang begitu kecil, menangani proyek yang sangat besar. Apa kamu gila ya.”

“Tolong beritahu dan jelaskan kepada penanggung jawab dekorasi perusahaan, minta dia menyiapkan dan mengatur pekerjaan sebaik-baiknya.”

Kata Desta lagi.

“Yoh, apakah ini untuk mantan pacar agar namamu masih baik baginya?

Kata Calming lagi dengan sedikit menggoda.

“Aku hanya tidak ingin terlibat lagi dengannya.”

Jawab Desta sambil memicingkan matanya.

Diane sudah kembali lagi. Dia tidak berharap ada siapapun juga yang datang untuk mengganggu kehidupan mereka yang tenang dan damai.

Setelah Desta selesai berbicara, dia keluar dari ruang kantornya, lalu turun naik lift.

Di lift khusus, dia mengeluarkan ponselnya lalu menekan nomer yang sudah dimatikan selama tiga tahun, dan akhirnya dinyalakan lagi kematin malam.

***

Ketika Diana mengangkat panggilan telepon Desta, dia sedang berada di kantor presdir Big Zhou Movie pusat.

Setelah Jay mengundurkan diri karena skandal tersebut, dan yang mengambil alih jabatan sebagai CEO adalah adik kandung dari Jay, bibi Diana, yaitu Melia Zhou.

Melia Zhou dianggap sebagai wanita kuat dan sangat berkemampuan dan punya kecantikannya sendiri. Selama dia mengambil alih jabatan ini di perusahaan, dia secara berturut-turut meluncurkan beberapa film dan drama televisi yang populer, yang membuat Big Zhou Movie bisa mempertahankan posisi stabil dalam lingkaran hiburan yang sangat kompetitif.

kakek Zhou bermaksud untuk melatih Diana untuk menjadi penerus perusahaan ini. Melia tidak keberatan dengan keputusan ini, jadi dia memperlakukan keponakannya Diana dengan cukup baik dan ramah.

"Kamu baru saja kembali ke negara ini, kamu pasti cukup asing dan tidak terbiasa dengan industri film dan televisi dalam negeri ini. aku akan meminta asistenku untuk mengenalkanmu secara sederhana dulu. Tunggu kamu sampai mulai mengenal dan memahami situsi dari operasi perusahaan. Baru setelah itu, aku akan membiarkanmu menjadi produser dari dua film dan drama untuk kamu berlatih dulu.”

Setelah Melia selesai berbicara, dia tersenyum dan menepuk pundaknya, "Jangan khawatir dan juga jangan terlalu terburu-buru. Aku dulu juga selangkah demi selangkah hingga jadi seperti ini.”

"Aku tahu, bibi.”

Diana menjawab dengan murah hati. Lalu, dia meletakkan kotak hadiah yang dia bawa di atas meja di depan Melia, "Aku membawakan beberapa hadiah untuk paman dan kakak sepupuku dari luar negeri. Tolong bibi bantu aku memberikan pada mereka.”

Diana menyiapkan jepitan dasi dari merek mewah yang terkenal, dan menghadiahi seset perhiasan, bukanlah barang keluarab terbaru, tapi masih layak untuk dihadiahkan untuk orang lain.

"Kenapa tidak ada hadiah untukku?"

Melia bertanya sambil tersenyum.

“Hehe, aku benar-benar tidak tahu harus menghadiahi bibi apa. Bibi, aku adalah keponakanmu, kamu tidak mungkin berdebat dan kesal denganku karena ini kan.”

Kata Diana sambil mengedipkan matanya bercanda.

Melia tersenyum dan berkata, "Kamu ini memang anak yang cerdas ya.”

kakek Zhou paling suka dengan cucu perempuannya ini. Dia selalu mengatakan kalau Melia sangat cerdas dan pandai.

Melia awalnya tidak terlalu setuju. Tapi sekarang tidak bisa tidak mengakui kalau Diana memang sangat pandai.

Jika Diana memberinya hadiah, itu akan terlihat sedikit mencari muka dengan sengaja. Tapi, jika memberikan suaminya dan anak perempuannya hadiah, maka itu lebih terlihat masuk akal.

Meski ini masalah sepele, tapi banyak sekali hal yang seringkali merupakan detail kecil seperti ini yang malah menentukan sukses atau gagal.

Diana sedang berbicara dengan Melia, lalu ponselnya tiba-tiba berdering.

Dia melihat ke nomer penelepon dan disana tertulis kakak Wilson.

"Bibi, aku hari ini ada urusan. Aku tutup dulu ya, besok pasti aku akan melapor dan datang tepat waktu ke perusahaan.”

“Baiklah, sana minta sekretaris mengantarmu keluar.”

Melia mengiyakan sambil tersenyum.

Setelah Diana keluar dari kantor, dia mengangkat telepon untuk menjawab panggilan tersebut.

Di telepon, suara rendah dan santai Desta. Dia bertanya padanya, "kapan kamu pulang hari ini?"

Pertanyaan seperti ini seolah kembali ke masa tiga tahun yang lalu, ketika mereka masih bersama dan pacaran.

Seolah, mereka tidak pernah berpisah sekalipun.

Diana menaikkan sudut bibirnya lalu melihat ke jam tangannya. Jam sekarang menunjukkan pukul lima.

“Mungkin jam tujuh, aku perlu pulang dulu ke rumah untuk membereskan beberapa barangku.”

“Baiklah.”

Setelah Desta menjawab, dia pun menutup teleponnya.

Diana pergi dari perusahaan, kebetulan sekali dia berada pada jam sibuk lalu lintas malam. Dia pun terjebak dalam kemacetan lalu lintas di jalan selama hampir satu jam, baru setelah itu bisa pulang ke rumah.

Begitu masuk, Susana menghampirinya, lalu memiringkan kepala bertanya, “Aku dengar, kamu mau ke perusahaan untuk magang?”

“Iya, kenapa?”

Jawab Diana dengan santai berdiri di pintu masuk sambil mengganti sepatunya.

“ Daria sekarang orang baru di perusahaan. Kamu sekarang sudah bergabung dengan perusahaan, nanti aku khawatir kalau seandainya kamu dan dia saling bersitenggang terus-terusan, ayahmu lagi-lagi bisa marah dan kesal.”

Susana sangat khawatir, wajahnya penuh kesedihan.

Diana pun masuk ke dalam dengan mengenakan sandal rumah, lalu menjatuhkan tas tangannya secara asal-asalan di sofa. Lalu, meminta pelayan membawakan jus buah untuknya.

Dia minum jus buah itu sambil menjawab, “Dia kesal atau tidak, apa hubungannya denganku. Masa aku harus memedulikan dan mempertimbangkan perasaannya.

Mengenai Daria, ibu dan anak itu dari dulu selalu bermasalah dan bersitenggang dengan kita. Itu bukanlah masalah yang baru terjadi hari ini.

Siapa yang tahu siapa yang kalah dan menang? Setidaknya harus berusaha dan mencoba sebisa mungkin, baru nanti tahu akhirnya.”

Sedangkan Susana malah menghela napas, “Kenapa harus kamu bertengkar dan memperebutkan sesuatu dengan mereka. Bahkan sampai membuat keluarga resah dan gelisah.

Energi yang kamu miliki sekarang, seharusnya difokuskan ke diri Desta. Nanti kalau kamu dan Desta sudah menikah, lalu kamu tinggal di luar bersamanya, dan tidak ada lagi masalah dan kerepotan lain.

Diane.

Dengarkanlah pinta ibumu ini, lebih baik kembalilah bekerja di rumah sakit.”

Setelah Diana mendengarkan kata-kata ibunya, keningnya berkerut dengan kencang.

Dia adalah Nyonya Zhou yang sah dan resmi sesuai hukum, dia adalah pemeran utama wanita yang menikah dengan resmi dan masuk ke dalam keluarga Zhou. Atas dasar apa dia harus mengalah dan membiarkan ibu dan anak itu.

Yang seharusnya tidak boleh mencari gara-gara dan juga tidak bisa bersembunyi, bukankah mereka yang hanyalah seorang putri dan ibu yang tidak sah.

“Perihal bergabung masuk ke perusahaan ini, aku telah memutuskannya. Aku juga sudah mendiskusikan ini dengan kakek, jadi aku tidak akan mengubahnya lagi.

Ibu, kamu selalu saja tidak bisa membedakan dengan jelas. Sejak ayah membawa pulang Daria, keluarga ini sudah resah dan bermasalah. Bukan kita yang membuat ini semua jadi seperti ini.

Terkadang ketika sudah waktunya, setiap orang harusnya tetap meraih apa yang masih bisa diraihnya.“

Adalagi satu hal, dia tidak pernah memberitahu ini kepada Susana.

Sejak kejadian kecelakaan tiga tahun lalu, dia tanpa sadar mulai pusing dan ingin muntah ketika melihat darah. Dia sama sekali tidak akan mungkin jadi seorang dokter.

Lagipula, dia sepertinya tidak cocok untuk profesi dokter.

Dia takut penyakit dan juga takut kematian.

Diana awalnya mengira menjadi dokter kandungan, tugasnya adalah menyambut kehidupan baru satu demi satu ke dunia ini.

Namun ternyata tidak. Kenyataannya tidak seperti itu.

Kenyataan yang dihadapi olehnya adalah padahal janin begitu sehat, tapi menjadi korban yang harus digugurkan dan diaborsi, rasanya dia ingin marah sekali sampai memukul orang melihat semua ini.Dia datang ke rumah sakit untuk menggugurkan janinnya seperti sedang masuk ke dunia permainan untuk bermain game. Baginya, anak dalam kandungannya bukanlah kehidupan kecil yang hidup, tapi hanyalah sebuah masalah yang merepotkan saja.

Kalau memang tidak ingin punya anak, kenapa tidak pakai alat kontrasepsi? Apa mereka tidak tahu ada yang namanya kondom dan efek samping dari semua ini?

Paling tidak jangan terlalu bersemangat di ranjang, terlalu bersemangat sampai tidak punya waktu memakai kondom.

Diana tidak hanya tidak bisa menerima aborsi, dia juga lebih tidak bisa menerima bayi kecil yang prematur, bahkan bayi yang meninggal begitu mereka dilahirkan.

Dia memandangi ibu yang menggendong bayi yang sudah tidak bernapas, menggenggam tangan kecil dan kaki kecil bayinya dan menolak untuk melepaskannya. Menangis histeris tidak karuan, Setelah melihat semua itu Diana tidak akan bisa tidur dengan nyenyak sepanjang malam.

Bahkan, walaupun profesor Lena-nya juga pernah mengatakan kalau dia ini sangat berbakat. Tapi sayangnya mungkin dia benar-benar tidak cocok dengan profesi sebagai dokter.

“Ibu, aku kembali untuk membereskan beberapa barangku, aku berencana untuk pindah dan tinggal di rumah Desta.”

Kata Diana lagi.

Setelah mendengar itu, mata Susana langsung bersinar terang, dan dia pun bertanya dengan gembira, "Kalian sudah baikan lagi?

Apakah kamu sudah memberitahu mengenai perihal Gungun ?”

Novel Terkait

Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu