Suami Misterius - Bab 1058 Dasar Mens Sialan Ini

Tubuh Desta jelas langsung membeku, dia masih saja diam tak berkata apa-apa, lalu berbaring membalikkan tubuhnya sendiri ke samping, memunggungi Diana.

Diana langsung berbaring telentang kembali, tetap mempertahankan posenya sambil menggigit pelan bibirnya, ekspresi wajahnya tampak sangat kesal.

Sekarang dia sedang mens, baru pagi hari ini mensnya datang. Jadi, dia terpaksa harus menolak keinginan Desta ini.

Tubuh lembut dan empuk Diana kembali menempel di punggung Desta yang lebar dan hangat, tangannya diulurkan merangkul pinggang Desta, lalu perlahan menguap.

Malam ini, hanya bisa tidur seperti ini saja.

Dasar mens sialan ini, datang benar-benar bukan di waktu yang tepat.

Diana menempel di tubuh Desta, lalu dengan cepat dia pun tertidur.

Desta menggerakkan tubuhnya yang kaku, lalu perlahan membalikkan badannya sendiri.

Diana yang sedang tidur dan berada di dalam mimpi secara alami langsung masuk ke dalam pelukan Desta. Dia terus bergerak di tubuh Desra, mencari pose tidur yang nyaman untuknya lalu melanjutkan tidurnya.

Desta mengulurkan tangannya merangkul Diana. Dagunya perlahan menempel di kening Diana.

Sudah terpisah selama tiga tahun, lebih dari seribu siang dan malam, akhirnya bisa memeluknya lagi seperti ini, ini benar-benar sangat bagus sekali.

Alkohol malam ini, kelihatannya dia memang meminumnya terlalu terburu-buru. Kepalanya sakit sekali, kelopak matanya terasa sangat berat. Tidak lama kemudian, dia pun juga ikut tidur.

Keesokan paginya, cahaya matahari kebetulan nyaman sekali.

Desta pun terbangun dari mimpinya, tanpa sadar dia mengulurkan tangan memijat pelipisnya yang sakit.

Tempat di sebelahnya sudah kosong, ruangan sepi dan begitu menyesakkan, dia sudah pergi.

Desta membuka selimutnya, lalu turun dari ranjang. Memakai baju lalu berjalan keluar dari kamar tidur.

Setelah dia bangun, dia terbiasa minum air hangat dulu. Jadi, dia mengenakan sandalnya lalu masuk ke dapur.

Dapur sangat bersih dan rapi, ada notes merah muda yang ditempelkan di meja dapur yang di atasnya tertulis tulisan yang sangat indah, kecil dan rapi, Aku ada urusan jadi aku pergi dulu, sarapan paginya ada di dalam panci, ingat makan ya.

Selamat pagi, cinta kamu.

Di sudut notes yang paling bawah, ada sebuah gambar wajah tersenyum. Di atas wajah tersenyum itu ada pita kupu-kupu. Ini adalah pola eksklusif dari Diana. Diana bilang, pita kuupu-kupu dan wajah tersenyum melambangkan dia tersenyum kepada Desta.

Desta tanpa sadar menaikkan sudut bibirnya tersenyum, lalu meletakkan notes itu kembali ke tempatnya tadi. Lalu, dia berjalan ke depan panci, membuka tutup panci, dan melihat ada bubur daging telur yang sangat wangi di sana.

Diana tidak terlalu bisa menumis masakan. Tapi, dia sangat pandai merebus bubur dan sup.

Desta duduk sendirian di samping meja sambil makan bubur itu. Bangku yang didudukinya sekarang, kebetulan sekali bisa melihat langsung ke balkon yang terbuka di luar jendela.

Di balkon itu tergantung kemeja putih bergaris yang di kenakan Diana kemarin malam.

Kemeja itu sudah bersih dicuci dan sekarang sedang dikeringkan di balkon.

Desta termasuk OCD. Barang, baju hingga semua bendanya, apalagi barang-barang yang dikenakan di tubuhnya, dari dulu dia tidak akan mengizinkan siapapun menyentuh semua barang itu.

Jika tanpa sengaja disentuh oleh orang lain, dia pasti langsung membuang barang itu.

Tapi akhirnya ada satu orang yang punya eksistensi yang sangat khusus baginya.

Orang itu kapan saja boleh menyentuh ataupun memindahkan barang-barang Desta. Orang itu boleh mengenakan baju Desta, lalu memeluknya dengan percaya diri dan berkata, "Kamu adalah milikku, apalagi pakaian.”

Dengan cara begitulah Diana masuk menerobos ke dalam dunia Desta. Dan Desta dengan tanpa persiapan dan prinsip apapun membiarkan Diana masuk begitu saja.

Mungkin, memang begini kalau mencintai seseorang.

Desta tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, setelah memakan habis buburnya, lalu dia pun mencuci mangkuknya. Ganti pakai kemeja dan jas, lalu memakain dasi dan jam tangan yang cocok, baru setelah itu melajukan mobilnya pergi keluar.

Dia membuka pintu kantor presdir. Ada tumpukan dokumen yang banyak sekali di meja besarnya.

Dengan perusahaan dan aset yang sebesar itu, dia sepertinya selalu memiliki pekerjaan yang tiada habisnya.

Desta duduk di kursi bos di belakang meja besar itu. Begitu dia menyalakan komputer, Calming masuk ke dalam ruangannya.

Seperti biasa, pertama yang dilakukan Calming adalah melaporkan jadwal rencana Desta hari ini. Masih sama seperti biasanya, jadwal rencana hari ini penuh, pagi ada rapat, sore menemui klien, malamnya mengikuti jamuan makan dengan kalangan sosial atas.

“Bantu aku untuk menghapus jadwal jamuan makan makan itu.”

Kata Desta setelah mendengar jadwalnya hari ini.

“Baiklah.”

Calming mengulurkan tangannya membentuk simbol ok, lalu tiba-tiba dia mendekat, lalu bertanya dengan penasaran untuk bergosip, “Aku dengar, adik sudah pulang ya.”

Desta tidak bicara, tangan kanannya masih menggerakkan mousenya, tatapan matanya tetap fokus menatap layar komputer.

Walaupun dia tidak menjawab, tapi Calming sudah tahu jawabannya.

Jika hari biasanya, "Diane" nama ini menjadi sangat tabu dan sebuah larangan bagi tuan muda Sunarya. Siapapun tidak boleh ada yang membahasnya.

Tapi sekarang, sikap Desta ini telalu tenang, jadi menjelaskan kalau Diana sudah kembali. Tidak hanya kembali pulang, tapi mereka berdua seharusnya sudah bertemu.

Calming membatin, dia bergosip seperti ini saja tidak dimarahi. Kelihatannya, suasana hati tuan muda Sunarya hari ini cukup bagus. Kemarin malam jangan-jangan sudah terjadi hal yang baik ya.

“Adik sudah kembali pulang, kalian berdua ini sudah mengembalikan hubungan lama kalian ya?

Kapan berniat untuk mentraktirku minum alkohol kebahagiaan pernikahan, biar aku bisa menyiapkan angpaonya dulu.”

Calming terus saja bicara tanpa henti, begitu bicara dia tidak akan berhenti-henti. Desta terlihat sangat tidak nyaman dan mulai kesal, tatapan mata yang awalnya dari komputer langsung beralih melirik ke Calming.

“Nanti kalau sudah waktunya pasti aku kirimi undangannya.

Sekarang, bawakan aku dokumen yang dibutuhkan untuk konferensi video.”

Calming, “...oh, oke aku aku ini segera pergi menyiapkannya.”

Akhir-akhir ini, Calming menggunakan hati dan pikirannya untuk bergosip saja. Benar-benar sampai akhirnya menunda tugas pentingnya.

Akhir-akhir ini, Desta pagi hari rapat, sorenya menemui klien untuk membahas rencana pembelian, rencana pembelian seharga milyaran, jadi mau tidak mau dia pasti akan sangat rajin dan serius sekali.

Setelah menyelesaikan pekerjaan seharian, jelas dia takkan bisa menghindari kelelahan yang begitu hebat.

Desta sedang membereskan dokumennya, sekretarisnya mengetuk pintu lalu berjalan masuk, dan berkata dengan begitu hormatnya, “Presdir Sunarya, ada seorang pria yang mengaku sebagai pamanmu. Dia belum membuat janji bertemu anda, tapi dia sudah langsung menunggu di ruang resepsionis selama hampir dua jam. Saya mau tanya, apa anda mau bertemu dengannya?"

Setelah Desta mendengarkan sekretarisnya, dia mengerutkan kening.

Hanya ada satu orang yang bisa menyebut dirinya sendiri adalah paman Desta, dan dia adalah Tamtam.

Dan jika Tamtam mencari atau menemuinya, pasti tidak akan datang ke perusahaan, dan tidak akan mungkin mau menunggu selama dua jam.

Tamtam pasti akan meneleponnya lebih dulu, dan meminta Desta untuk langsung pergi menemuinya.

“Minta asisten khusus Calming yang menerima dan menangani tamu itu.”

Perintah Desta.

Dia pun selesai membereskan dokumennya, lalu menenteng jasnya di lengannya. Tepat ketika dia mau pergi, Calming bergegas masuk ke dalam secara tiba-tiba, tampak kalau dia sedang kesal dan marah sekali.

"Paman Megan yang satu ini benar-benar sangat sulit diurusi ya. Entah darimana dia mengetahui kalau perusahaan anak sedang mengembangkan sebuah real estat dan sekarang perusahaan sedang mempersiapkan dekorasi interiornya.

Karena dia bisa tahiu mengenai dekorasi real estat yang baru dari perusahaan ini, jadi kelihatannya dia juga tahu kalau perusahaan ini memiliki anak perusahaan yang bertanggung jawab atas proyek dekorasi dan interior. Ketika dia datang langsung kesini, jelas dia minta keuntungan dari kita.”

"Lalu bagaimana kamu bicara dengannya?"

Tanya Desta.

"Apa lagi yang bisa aku katakan, aku hanya dapat memberi tahu dia kalau perusahaan memiliki seseorang yang bertanggung jawab atas proyek tersebut dan aku memintanya untuk langsung menghubungi departemen dekorasi dan interior.

Departemen dekorasi pasti punya cara bagaimana mengusirnya.”

Calming berhenti sejenak, lalu mengambil sebotol air mineral dari meja, meminumnya beberapa kali, baru lanjut berkata.

“Aku menyuruhnya menghubungi departemen dekorasi dan interior, coba tebak apa yang dia katakan?

Dia bilang kamu adalah menantu keponakan iparnya. Semuanya satu keluarga, tanah yang subur tidak perlu orang luar yang mengairinya yang maksudnya punya bisnis sendiri tidak perlu orang lain yang membantu. Jadi, mana mungkin kamu tidak menjaga paman ini.

Sebuah proyek kecil seperti itu, bukannya hanya butuh ucapan persetujuanmu presdir alias bos besar disini.

Heh, memang dia itu pamannya siapa coba! Benar-benar kurang ajar dan tidak tahu malu.

Untungnya, kamu dan Megan tidak jadi. Kalau tidak, entah berapa kerepotan lagi yang datang menemuimu.

Setelah Desta mendengarkan ini, ada keheningan sejenak. Lalu, dia memicingkan matanya yang dalam. Setelah berpikir sejenak, dia bertanya, “Kalau kamu putus dengan pacarmu, biasanya bagaimana kamu mengkompensasinya?”

“Kompensasi apa?”

Ekspresi Calming langsung sangat marah, “Perempuan dan laki-laki pacaran, adalah kesediaan dari kedua belak pihak. Kalau sudah tidak cocok ya putus. Ini semua sangat wajar.

Kalau putus harus bayar kompensasi, lalu apa bedanya dengan menjual diri.”

“Aku dan Megan, situasinya agak berbeda.”

Kata Desta lagi, nada bicaranya terdengar sangat dingin.

“ Megan memang adalah penculikan moral.

Memang benar, kamu harus bertanggung jawab atas dia yang terluka dulu. Tapi dokter kan tidak mengatakan kalau seumur hidupnya ini dia tidak mungkin punya anak.

Dia selalu saja menggunakan ini untuk mencari keuntungan dan bergantung padamu, jelas sekali motifnya tidak baik.

Lagi pula, kamu juga sudah memberikannya rumah senilai puluhan milyar, apa lagi coba yang dia inginkan!”

Calming menjadi semakin kesal ketika dia bicara. Sangat marah sampai dadanya jadi sakit.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu