Suami Misterius - Bab 1015 Honey, Aku Sakit

Aldio menggeleng kepala dan bergaya sombong, “Tidak jelek, bukannya sudah ada yang menangis mati-matian di depan unit perawatan intensif ya?

Aku bisa menebaknya karena aku sudah lama bekerja dengan bos, makanya sudah sangat mengerti dengan bos kita.

Kalau dia bisa terjebak dengan begitu mudah, sejak dulunya sudah mati berkali-kali di dalam perangkap orang.”

Raymond tersenyum dan menepuk pundak Aldio, lalu sekaligus merebut rokok di ujung jarinya, “Luka saja masih belum sembuh, sekarang malahan merokok pula! Cepat pulang ke rumah sakit dan baring saja, di sini ada aku yang mengawasi.”

“Kalian telah membuat keributan yang begitu besar, kalau aku masih berbaring santai di rumah sakit, drama ini sudah palsu sekali.”

Aldio selesai berkata, lalu mengulur tangan dan mengeluarkan sebatang rokok dari kotaknya, setelah itu menyalakan rokoknya dan berkata, “Mengisap dulu, meredakan sakit.”

“Sebenarnya tulangmu yang sakit atau hatimu yang sakit.”

Raymond bercanda mengejeknya, tatapannya melirik sekilas ke arah Honey.

“Tidak mengerti apa yang kamu katakan.”

Aldio menjawab dengan nada mengelak, setelah itu membuang rokok yang masih belum habis membakar ke dalam tong sampah di sampingnya.

Suara Honey bahkan telah serak karena tangisan, matanya juga kemerahan karena terus mengelus, kedua bola matanya telah merah bagaikan kelinci, Lena berusaha keras untuk menghibur dirinya dan membujuk dirinya agar pulang saja.

Honey berjalan ke dalam lift, Aldio juga ikut masuk ke dalam.

“Aldio, kamu tolong jangan ikut aku, menyebalkan sekali bagikan ekor yang terus melekat!”

“Aku mana ada mengikuti kamu? Lift ini milik keluargamu ya?”

Aldio mengangkat alis dan bertanya.

Honey :”……” Dia bahkan tidak dapat membantah apapun lagi, saat ini dia hanya bisa menunduk kepala dan berdiri di sudut.

Lift menurun dan tiba di lantai dasar.

Setelah pintu lift tersebut terbuka lebar, Honey berlari dengan cepat ke arah luar, Aldio tetap saja mengikuti di belakang tubuhnya.

“Aku antar kamu pulang.”

Aldio berkata.

“Tidak perlu, aku bawa mobil sendiri.”

Honey sambil berkata dan sambil berjalan ke arah tempat parkir mobilnya.

Pada saat dirinya baru masuk ke dalam mobil, Aldio sudah membuka pintu mobil samping pengemudi dan duduk di kursi sampingnya.

“Aku tidak bawa mobil, kamu antar aku pulang ke rumah sakit saja.”

Aldio berkata dengan nada sewajarnya.

“Berdasarkan apa pula.”

Honey melototnya.

“Berdasarkan aku adalah bosmu.”

Aldio menjawab.

Honey sangat emosi, lalu mengembungkan pipinya dan berkata :”Ayahku sudah menghubungi perusahaan entertainment lainnya, tidak lama lagi aku sudah bukan artis kontrakan perusahaanmu.”

“Iya.”

Aldio hanya menjawab datar setelah mendengarnya, seolah-olah sama sekali tidak merasa kaget.

Mereka telah putus, ayah Honey yang begitu menyayangi anak perempuannya, pastinya tidak mungkin membiarkan anak kesayangannya terus bekerja di perusahaan mantan pacarnya lagi.

“Mengenai denda pelanggaran dan membatalkan kontrak sebelum masa perjanjian, kamu mengurus saja sama departemen hukum perusahaanku, aku biasanya tidak terlalu mengurus masalah seperti ini.”

Aldio berkata dengan nada dingin.

Honey menoleh dan menatapnya dengan tatapan kaget, tatapan yang bagaikan tidak mengenal dengan Aldio.

Aldio balik menatapnya, lalu tersenyum dingin, “Kenapa, jangan-jangan kamu tidak tahu kalau membatalkan kontrak sebelum masa perjanjian itu harus membayar denda ya?

Atau kamu merasa aku adalah mantan pacarmu, sehingga akan toleransi padamu dan tidak perlu bertindak sesuai aturan perusahaan?”

Honey menggigit bibir sendiri, matanya kembali kemerahan, demi mengelabui emosionalnya, dia langsung menunduk kepalanya dan berkata, “Aku tidak ada maksud seperti ini, CEO Vosh sudah salah paham. Bukannya hanya sekedar uang denda saja kan? Keluarga kami masih sanggup bayar.”

Honey selesai berkata, satu tangannya sedang memegang stering, satu tangannya lagi langsung menyalakan mesin mobil, setelah itu mobil berkendara dengan kecepatan yang tinggi.

Aldio duduk di kursi samping pengemudi dan memiringkan kepala untuk menatap ke arah luar jendela, alis matanya terus mengerut dengan erat.

Akhirnya mobil berhenti di depan rumah sakit ortopedi.

Aldio melepaskan sabuk pengaman di tubuhnya dengan gerakan lambat, namun tidak bermaksud untuk turun dari mobil.

Mata Honey yang bulat dan indah terus melototnya, setelah itu dia menatap Aldio dan berkata dengan nada emosi :”CEO Vosh masih tidak mau turun? Masih ada keperluan lainnya ya?”

Aldio mengerut bibir, setelah keraguan sejenak, dia berkata :” Uki itu, dia tidak cocok untuk kamu.”

“Siapa yang cocok untukku, siapa yang tidak cocok untukku, sepertinya sudah tidak berhubungan dengan CEO Vosh lagi.”

Honey menjawab dengan nada datar.

Reaksi wajah Aldio menjadi semakin seram, setelah itu berkata lagi :”Kamu tahu tidak, Uki sudah ada seorang pacar, mereka telah pacaran beberapa tahun…”

“Terus bagaimana?”

Honey tidak menunggu Aldio menyelesaikan pembicaraan dan sudah langsung berkata.

“ Uki hanya memiliki seorang mantan pacar saja, tetapi mantan pacar CEO Vosh bahkan tidak habis terhitung dalam sepuluh jari, apabila dibandingkan denganmu, dia benar-benar tidak perlu dirisaukan.”

“Honey, telinga kamu bermasalah ya. Maksud aku, Uki sudah ada seorang pacar yang telah lama berpacaran, bukan mantan pacar. Dia tidak putus dengan pacarnya yang sekarang, bahkan telah tinggal bersamanya selama dua tahun ini. Honey, lebih baik jauhi lelaki ini saja, dia sudah ada wanita yang dicintai, meskipun dia menikahi kamu, juga hanya sekedar menganggap kamu sebagai pajangan saja. Dia tidak bisa membahagiakan kamu.”

“Kamu menyelidiki dia?”

Honey mengerut alisnya yang cantik.

Aldio mengeluh ringan, usahakan meredakan nada bicaranya, “Honey, aku sedang perhatian padamu.”

“Aku tidak perlu perhatian darimu!”

Tiba-tiba Honey menjadi hilang kendali dan berkata dengan suara yang nyaring, setelah itu langsung tersenyum sindir :”Aldio, kamu selalu begitu perhatian dengan mantan pacarmu ya?”

Aldio mengerut bibir, bola matanya yang hitam terus menatapnya.

Dia memang pernah memiliki banyak wanita lainnya, namun ketika putus dan selesai membahas permintaan masing-masing, dia sama sekali tidak pernah mengulur waktu.

Meskipun Aldio ingin mengelak, namun saat ini dia tetap saja harus mengakuinya, wanita kecil yang sedang merajuk di hadapannya ini memiliki kedudukan yang berbeda di dalam hatinya.

Meskipun dia pernah memiliki banyak wanita, namun jarang ada wanita yang akan masak untuknya maupun turun tangan untuk mencuci bajunya.

Meskipun pernah terjadi pada wanita lainnya, namun juga dikarenakan mereka ingin mendapatkan keuntungan dari dirinya.

Aldio juga sering bertanya kepada dirinya sendiri, sebenarnya apa yang berbeda dari Honey, namun mungkin saja dikarenakan Honey sudah terlalu bodoh, sehingga dirinya tidak tega melepaskannya.

Apabila dirinya tidak berada di sisi gadis bodoh ini, mungkin saja gadis ini akan terus ditipu oleh orang lain.

Aldio terus mengerut bibir dan tidak berbicara sama sekali.

Honey sedikit mengangkat dagunya, lalu menatapnya dengan mata yang kemerahan, air mata telah bergenang di dalam matanya yang indah.

“Aldio, kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan? Kita sudah putus, tetapi kamu sekarang malah memperlihatkan perhatianmu, kamu ingin membuatku terus terjerumus di dalam perasaan ini ya? Tetapi aku tidak ingin menyanjung diri lagi, aku tahu kalau tuan Vosh tidak akan pernah menyambung hubungan masa lalu lagi.”

“Mungkin saja aku akan melanggar aturan ini demi dirimu kan?”

Aldio tersenyum pahit sambil menatapnya.

“Bagaimana kalau tidak akan? Aku tidak berani bertaruh. Sepertinya aku selalu kalah.”

Honey menggeleng kepala, lalu tersenyum pahit yang seolah-olah sedang menyindir diri sendiri.

Setelah itu, Honey mengulur tangan untuk membuka pintu mobil.

Pada saat pintunya baru membukakan sebuah celah, Aldio sudah mengulur tangan untuk menariknya.

Honey mendorongnya dengan refleks, sehingga memukul pada bagian dadanya dengan tanpa sengaja.

Aldio mendesah kesakitan, lalu jatuh terduduk ke atas kursinya.

Tangannya terus menahan pada bagian dada dan terus menarik nafas karena kesakitan.

Honey juga menjadi panik setelah melihat wajah Aldio yang semakin pucat.

Setelah itu buru-buru bertanya :”Kamu tidak apa-apa kan? Maaf, maaf, aku benaran tidak sengaja.”

Saat ini wajah Aldio sangat pucat dan tatapan matanya juga sangat dalam, namun sudut bibirnya malah menarik sebuah senyuman pesona gaya Aldio.

“Honey, aku sakit.”

Kata ‘aku sakit’ dari Aldio membuat air mata Honey menetes seketika.

“Jadi harus bagaimana? Aku panggil dokter saja.”

“Tidak perlu.”

Aldio tiba-tiba menghampiri, nafasnya yang hangat menghembus pada wajah Honey, “Atau kamu coba cium aku saja, bisa jadi tidak begitu sakit lagi.”

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu