Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 552 Putus Asa

Atasanku sebenarnya tahu kalau aku diperlakukan tidak adil, dan aku tidak mengkhianati mereka, aku benar-benar sangat marah, dan juga tertekan disaat yang sama.

Aku awalnya ingin memanfaatkan Philbert untuk menghadapi Alwi yang palsu, membersihkan namaku, kemudian kali ini dengan mudahnya masuk kedalam penyamaran jaringan, tapi sekarang, perkataan Philbert menyadarkanku bahwa solusiku ini hanyalah sebuah omong kosong. Dia berkata bahwa atasanku menyiapkan rencana kain untukku, dengan berat aku bertanya: "Rencana apa?"

Dia berkata: "Aku tidak terlalu mengerti rinciannya, lagipula Tuan Muda Song telah berkata, tidak peduli mengeluarkan pengorbanan apapun, dia tetap menginginkan nyawamu, agaknya kamu telah mengganggunya, siapa yang membuat nona Claura mencintaimu setengah mati?"

Aku tersenyum dingin dalam hati, Claura mencintaiku setengah mati? Aku teringat situasi saat Claura berharap aku menggunakan narkoba, aku langsung merasa bahwa wanita ini sangat kejam, aku jijik padanya, tapi meskipun jijik seperti itu, aku tidak bisa membiarkan pion yang sudah tertanam ini. Untuk Alwi palsu, dia ingin membunuhku tentunya juga bukan demi Claura, dia ingin membunuhku, karena dia ingin sepenuhnya menggantikanku, karena dengan begini, segala yang aku punya baru bisa menjadi miliknya.

Memikirkan hal ini, perang-perang bermunculan, aku tahu perang diantara kami berdua sudah memasuki situasi yang memanas, sejak dia berani menarik masuk ibuku dan kakekku kedalam perang ini, maka, aku juga mau dia mengganti darah dengan darah!

Mungkin kondisiku sangat menyedihkan, tubuhku mengeluarkan aura kuat untuk membunuh, karena Philbert tak henti-hentinya gemetar, aku menatapnya, aku sangat penasaran bagaimana dia bisa ada di posisi hari ini, meskipun dia berkata bahwa dia dan Jay berada di level yang sama, tapi kualitas mereka berdua berbeda jauh. Lagipula begitu memikirkan bahwa kedua anak ini didukung oleh organisasi itu, aku juga langsung dengan mudah memahaminya, takut kalau kedua anak ini bisa bertahan sampai sekarang, sepenuhnya didukung oleh pelaku kejahatan, aku takut kalau kemampuannya sebenarnya tidak sebanding dengan identitasnya saat ini.

Memikirkan semua hal ini dengan sembarangan, aku menatap Philbert dengan dingin, dia berkata dengan hati-hati: "Aku bisa membantumu membuktikan pada atasan bahwa kamu tidak bersalah, kamu diperlakukan tidak adil, hanya jika kamu tidak membunuhku."

Aku tidak bisa menahan tawaku dan bertanya: "Maksudmu adalah, kamu mempertaruhkan masa depanmu untuk membantuku membersihkan namaku?"

Jika Philbert benar-benar mau membantuku membersihkan namaku, masa depannya tidak perlu dikatakan lagi, nyawanya juga melayang, lagipula insiden ini telah menghancurkan beberapa pilar negara, Jika benar-benar seperti ini hasilnya, apa bedanya dengan mati ditanganku? Maka dari awal aku tahu bahwa Philbert sedang memikirkan bagaimana caranya mencegahku, bukannya benar-benar ingin membantuku.

Aku tersenyum dingin dan berkata: "Philbert, aku terlihat sangat mudah dibodohi kah?"

Philbert yang melihatku tidak mudah dibodohi ini, matanya penuh kekecewaan, tapi dia dengan cepat menyamarkan ekspresinya itu, dengan sangat tulus berkata: "Aku tidak membodohimu, sungguh."

"Apakah kamu pikir aku tidak tahu insiden ini mengakibatkan pengaruh yang besar? Orang yang aku bunuh sendiri, semua membuat atasanku marah, tapi kamu menjadi pemimpin atas semua ini, apakah kamu pikir mereka bisa melepaskanmu, menoleransi kamu untuk terus hidup?"

Setelah mendengar perkataan ini, Philbert tersenyum dan berkata: "Ternyata kamu mengkhawatirkan hal ini, kamu pikir aku tidak bisa mencari jalan kematianku sendiri, ya? Tapi aku memberitahumu, aku tidak bisa mati, karena aku bisa berkata aku dipaksa, ditanganku ada bukti yang membuktikan bahwa Tuan Muda Song memaksaku, juga ada rekaman yang membuktikan bahwa Clark lah yang memimpin semua insiden ini.

Clark adalah ibuku, sepertinya Philbert dari awal sudah memiliki persiapan untuk menjadikan ibuku sebagai korban, kalau tidak, tidak mungkin dia bisa sangat kebetulan merekamnya pada waktu itu.

Meskipun sekarang dia sedang membodohiku, tapi ini tidak bisa menjamin dia melakukan ini semua demi tetap hidup.

Aku berkata dengan dingin: "Dimana rekaman itu? Dimana pula buktinya?"

Philbert bertanya dengan waspada: “Apa yang akan kamu lakukan? Kamu menginginkan kedua barang ini?"

"Benar." Kataku dengan sabar.

Philbert langsung menggelengkan kepalanya dan berkata: "Tidak mungkin, aku sudah memberikan barang ini kepadamu, apakah kamu masih ingin membunuhku?"

Aku menegakkan tubuhku dan satu kakiku menginjak tubuh Philbert, berkata: "Kamu pikir aku tidak percaya omong kosongmu itu, demi apa aku malah bersabar untuk berbicara denganmu? Bukankah hanya demi berbasa-basi saja?"

Mendengar hal ini Philbert membelalakkan matanya dan dengan tidak percaya berkata: "Kamu...... Kamu...... Pikiranmu sangat kejam!"

"Aku kejam? Atau kamu yang kejam?" Aku berkata dengan dingin, "Aku beritahu kamu, jika kamu tidak menyerah, nyawamu, nyawamu yang indah ini, juga nyawa keluargamu dan anak perempuanmu, semuanya harus dikubur bersamamu."

Philbert terlihat tidak takut sedikitpun, tersenyum dingin dan berkata: "Kamu kira aku takutkah? Saat aku ada di posisi sekarang, aku sudah tidak peduli dengan nyawa orang lain, kecuali nyawaku sendiri! Jadi, kalau kamu memang mau membunuhku, aku tidak sudi membawakan barang yang kamu inginkan, aku mati, kamu cepat atau lambat juga akan putus asa, kemudian menguburkan aku, aku tidak menyesal! Hahaha!"

Melihat wajah Philbert yang meringis itu, hatiku sedikit terkejut, awalnya aku kira dia adalah orang yang sedikit mudah ditangani, yang mengejutkan adalah, dia ternyata bukanlah bukan pengecut, jika seperti ini, aku mungkin harus mengubah strategiku.

Aku berkata: "Baiklah, bagaimanapun aku mau melihatnya, seberapa kerasnya kamu akan bertahan!"

Selesai berbicara, aku meninju dagunya kembali, dia melihatku dengan ketakutan, aku pergi ke ruang tamu, diatas meja makan mencari tusuk gigi, kemudian mengambilnya dan pergi, melihat Philbert merangkak berdiri, tertatih-tatih menuju pintu, aku langsung menuju kearahnya, melompat dan menginjak punggungnya dengan satu kaki, orang ini melesat pergi, berlari menuju pintu, aku menarik rambutnya, melemparnya keatas sofa, kemudian menginjak lututnya yang lain, dia kesakitan dan ketakutan melihatku, aku mengibaskan tusuk gigi di tanganku dan berkata: "Sudah kukatakan bahwa aku ingin bersenang-senang denganmu, aku tidak suka melanggar janjiku."

Aku mengambil sebuah pisau kecil, menggambar beberapa goresan di wajahnya, darah segar seketika mengucur, aku menusukkan tusuk gigi itu pada lukanya, dia berkeringat dingin, menatapku ketakutan, dengan segera menggelengkan kepalanya.

Aku berkata: "Sebenarnya, aku ingin menusukkan semua tusuk gigi ini pada tubuhmu, dengan begini kamu terlihat seperti landak, tapi dirumahmu tidak ada tusuk gigi sebanyak itu, maka aku hanya bisa...... ya, asal melakukannya."

Ditengah-tengah pembicaraan, aku menusukkan tusuk gigi yang kedua pada lukanya.

Aku melanjutkannya sampai belasan tusuk gigi, mungkin karena luka di tubuhnya sangat sakit, Philbert memutar bola matnya, dan seketika pingsan. Aku pergi ke dapur, dengan cepat mengambil sewadah air, memberinya sekantong garam, kemudian mengguyurkannya pada tubuh Philbert, dia seketika bangun kesakitan, dia kesakitan sampai gemetar, tenggorokannya ingin mengeluarkan sebuah jeritan, tapi pada akhirnya tidak ada satu suara pun yang terdengar.

Dia memelas menatapku, aku sepertinya ingin memberinya satu kali lagi kesempatan untuk berbicara, aku samar-samar berkata: "Jika aku memberimu satu kali lagi kesempatan, apakah kamu akan membual lagi?"

Philbert menggelengkan kepalanya, aku berkata datar: "Baiklah, aku memberimu kesempatan terakhir, kali ini, jika kamu tidak bisa memberiku jawaban yang memuaskan, aku bisa mengelupas kulitmu. Bagaimana caranya? Pertama-tama, membuka lukamu seperti ini, meusukkan lukamu dengan tusuk gigi sampai penuh, kalau tusuk gigi sudah habis aku akan berhenti, kemudian aku akan menyiapkan sewadah air, sewadah air yang sangat panas."

Setelah mengatakan hal ini, aku menatap dirinya yang hampir pingsan lagi itu dan bertanya: "Ah benar, kamu tahu kan bagaimana cara membunuh ayam? Membelah tenggorokannya lebih dulu, membiarkannya berdarah, melemparkannya ke tanah dan membiarkannya mati, lalu mendidihkan air, menuangkannya ke wadah, memasukkannya pada wadah berisi air panas itu, disaat itu, bulunya sudah bisa dicabut dengan mudahnya, aku tidak bisa membelah tenggorokanmu, aku hanya bisa memasukkanmu kedalam air panas, bukankah sekarang darahmu sudah mengucur keluar? Nantinya seluruh wadah pasti akan berwarna merah, situasi itu pasti akan sangat bagus untuk dilihat."

Philbert gemetaran, lalu menganggukkan kepalanya, sama seperti sedang memohon kepadaku, aku mengangkat dagunya, wajahnya penuh dengan air mata dan berkata: "Aku akan memberikan padamu semua barang yang kamu mau, aku mohon, berilah aku sedikit rasa senang!"

Melihat Philbert yang putus asa, aku tahu bahwa rencanaku berhasil. Ada beberapa orang yang tidak takut mati, tapi kalau tidak takut mati, itu juga tidak menunjukkan bahwa tidak takut disiksa sampai mati, menurut dari orang-orang yang tidak takut mati itu, yang paling menyakitkan bukanlah mati, tapi menunggu proses kematian tersebut.

Aku berkata datar: "Baiklah, dimana barang itu berada?"

Philbert melihat wanita yang pingsan di lantai itu dan berkata: "Didalam tas kosmetik wanita tersebut."

Aku sedikit terkejut, berpikir bahwa barang sepenting ini hanya disimpan dalam tas kosmetik wanita? Kemudian aku mengerti, ini yang dinamakan bertindak dengan cara yang berlawanan, orang awam pasti berpikir bahwa barang sepenting ini, pasti akan disimpan di tempat yang sangat tersembunyi, siapa yang mengira bahwa akan disembunyikan didalam tas kosmetik wanita ini? Dia melakukannya seperti ini, juga untuk membodohi orang. Hanya saja, bagaimanapun ini juga bukan rencana jangka panjang, sepertinya ini tipuan, aku segera bertanya: "Siapa yang sedang mencari kedua barang ini?"

Philbert berkata dengan sejujur-jujurnya: "Tuan Muda Song. Demi mencegah Tuan Muda Song memanfaatkan orang lain dan membuangnya setelah dia tidak berguna, aku tidak meminta Clark mencariku, memintaku untuk membantu membunuhmu dan memberikan rekaman Mark padanya, tapi aku tahu berdasarkan sifatnya, dia tidak mungkin tidak menginginkan barang ini, maka dia menyimpannya di tas kosmetik wanita ini dulu, menunggu beberapa waktu, lalu diam-diam aku kembali memindahkan barang-barang itu."

Mendengar hal ini, aku mau tidak mau mengakui bahwa Philbert sedikit cerdas. Aku tidak berkata apa-apa lagi, menegakkan tubuh dan pergi ke kamar mereka, didalam tas kosmetik wanita itu aku menemukan sebuah pena rekaman seperti pensil alis, membuka dan mendengarkannya, terbagi menjadi dua bagian rekaman, satu bagian terkait dengan Alwi palsu, satu bagian terkait dengan ibuku.

Mendengar bagaimana ibuku memohon pada Philbert, aku merasa hatiku berdarah, Alwi palsulah yang membuat ibuku kehilangan martabat dan harga dirinya, juga menyuruh ibuku untuk menanggung kesalahan ini, memikirkan hal ini, aku bertambah benci kepada Alwi palsu, aku berjalan keluar, melihat Philbert merangkak menuju pinggiran meja kecil, dan dia berhasil merangkak menuju pisau buah, karena tangannya tidak bisa bergerak, maka dia menggunakan lengannya untuk mengambil pisau itu, mengarahkannya ke tenggorokan, ketika melihatku keluar, dia mengeluarkan senyum yang aneh, kemudian dia menusukkan pisau itu ke tenggorokkannya, lalu dia langsung sekarat, memutar badannya dan langsung jatuh ke lantai.

Aku segera berjalan menujunya, melihat wajah Philbert yang masih tersenyum, sorot matanya memperlihatkan kebebasan.

Aku tidak lagi melihatnya, memutar badanku dan berjongkok di sebelah badan wanita itu, tidak tahu bagaimana harus mengurus wanita ini, aku sebenarnya tidak ingin membantai orang yang tidak bersalah, tapi aku juga mengerti bahwa membiarkan dia disini sama dengan membiarkan sebuah informasi untuk melawan seseorang, setelah dipikir-pikir, aku memutuskan untuk menyuruhnya memutuskan sendiri nasibnya.

Setelah memikirkan hal ini, aku membuat wanita ini siuman, setelah dia siuman, melihat Philbert yang tergeletak di lantai dengan penuh darah itu, seketika tercengang dan terkejut, aku menutup mulutnya sebelum dia berteriak, dengan lembut aku berkata: "Anak baik, jika kamu tidak ingin mati, tenanglah."

Wanita ini segera menganggukkan kepalanya, aku melepaskan tanganku, dan berkata padanya: "Aku telah membunuh Philbert, bagaimana denganmu?"

Wanita ini hampir tidak berpikir dan langsung berkata: "Begini kak, aku...... tidak mengetahui apapun."

Aku berkata: "Baiklah, sekarang kamu bereskan kopermu dan pergilah, selamanya jangan pernah kembali, atau aku bisa membunuhmu."

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu