Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 548 Kehilangan Kontak

Pamanku bilang siapapun tidak bisa dipercaya dalam kondisi seperti itu.

Kupikir benar juga katanya, lalu aku lanjut mendengarkan cerita Pamanku. Ia bilang, “Setelah aku membawamu pergi, aku menyuruh Adam yang membantuku merawat anjing untuk segera membawamu pergi ke kampungnya. Adam setia kepadaku, karena aku pernah menolong nyawanya, ditambah kita berdua pernah hidup bersama, jadi aku tahu dirinya adalah orang yang setia dan aku tenang memberimu kepadanya, tapi siapa tahu akhirnya ia juga ketahuan. Karena terjadinya begitu banyak masalah, aku juga jadi sering dicurigai oleh atasan, tapi setelah beberapa tahun usahaku dan memperoleh prestasi yang cukup banyak, sehingga mereka tidak berani asal menyentuhku.”

Ia lanjut berkata, “Hanya saja aku juga tidak berani membuat mereka marah, karena aku masih harus melakukan banyak hal. Aku sama sekali tidak takut kalau hubunganku dengan atasan menjadi tidak baik, tapi itu akan menghabiskan banyak tenagaku dan menghabiskan banyak waktu untuk melakukan banyak hal, jadi kita sekarang saling menghormati dan seimbang seperti ini merupakan yang terbaik.”

Sebenarnya aku kurang tahu bagaimana Pamanku melakukan ini semua, tapi aku tahu itu pasti tidak mudah. Aku berkata, “Paman, terima kasih usahamu beberapa tahun ini untuk kita.”

Pamanku bertanya, “Mengapa? Apakah kamu akhirnya tidak mencurigaiku lagi?”

Aku menjadi merasa bersalah. Ia berkata, “Sudahlah, tidak boleh disalahkan kepadamu. Kamu juga tidak apa yang terjadi di masa lalu, jadi kamu mencurigaiku juga merupakan masalah yang biasa.”

Ia menepuk perekam suara yang ada di ranjang dan berkata, “Tapi aku tahu kamu banyak pikiran, demi mencegah kamu mencurigaiku lagi, aku membawakanmu buktinya.”

Setelah itu, ia menyalakan perekam suara. Dengan cepat, aku mendengar suara Ibuku dari sana. Ia berkata, “Ayah, ini Alwi. Maafkan aku, baru membawanya datang untuk bertemu denganmu. Alwi, panggil Kakek.”

Lalu aku mendengar ‘Alwi’ palsu memanggil, “Kakek.”

Suara berat orang tua terdengat sedang tertawa dan berkata, “Baik sekali. Aku kira aku selamanya tidak dapat bertemu dengan cucuku lagi.”

Tanpa dicurigai lagi suara ini adalah suara Kakekku. Dari suara Kakekku dapat terdengar ia benar-benar sangat senang. Kupikit Kakekku setiap hari pasti berharap bisa bertemu dengan anak perempuannya dan cucunya.

Setelah itu, Kakek bertanya, “Nana, kamu membawa Alwi datang, apakah demi masalah itu?”

Pamanku yang dismping menjelaskan, “Nana itu adalah nama panggilan Ibumu. Sudah bertahun-tahun, Kakekmu masih saja suka memanggilnya itu.”

Hatiku terasa hangat dan juga merasa kasihan kepada Kakek. Dulu aku merasa ia terlalu jahat, bahkan tidak peduli kepada anaknya. Tapi sekarang aku tetap merasa ia jahat, tapi jahat terhadap diri sendiri. Aku tidak bisa membayangkan orang tua yang begitu menyayangi anaknya, bagaimana bisa menahan rasa rindunya dan melihat anaknya melalui berbagai kesulitan.

Ibuku berkata, “Benar. Aku ingat aku pernah berkata kepada Ayah untuk memutuskan hubungan kita demi melindungi kekayaan Keluarga Wei dan mengembangkan kekuatan sendiri, agar kita sekeluarga memiliki seseorang yang bisa diandalkan. Dulu aku selalu merasa belum waktunya, ditambah Alwi memiliki jalan yang ia sudah rencanakan, jadi aku juga tidak pernah mengungkitnya. Sekarang Alwi bilang ia ingin berkembang di Beijing, kurasa ia sudah begitu besar, jadi aku mengharga keputusannya dan berharap Ayah boleh membiarkannya tinggal di Keluarga Wei, agar ia terlindungi dan juga dibawa Ayah, untuk mendapat perlindungan dan pengakuan dari seluruh anggota Keluarga Wei.”

Ucapan Ibuku membuktikan ucapan Pamanku kepadaku, sehingga aku semakin percaya kepada Pamanku.

Kakek juga langsung membalas, “Kamu tenang saja. Kalau cucuku sudah datang ke Keluarga Wei, maka ini adalah tempatnya. Aku akan melatihnya dengan baik. Untuk hal apa yang ingin ia lakukan, ia boleh bebas melakukannya. Jika aku bisa membantu, aku akan membantunya. Kali ini, aku akan membunuh semua orang yang melukai anakku.”

Meskipun hanya terdengar dari perekam suara, tapi aku masih bisa merasakan aura pembunuhan dari nada ucapan Kakek. Aku tahu ia sudah menahan rasa itu lama. Ia sangat semangat demi membalas dendam untuk anaknya dan cucunya. Aku sangat terharu memiliki Kakek sepertinya, tapi aku juga sangat takut, takut ‘Alwi’ palsu dapat melakukan hal-hal yang melukai Kakekku.

Pamanku mematikan perekam suaranya dan bertanya bagaimana dengan pikiranku?

Aku berkata dengan cuek, “’Alwi’ palsu sama sekali tidak baik. Setelah ia menggagtikan posisiku, ia selalu melakukan kesalahan. Sekarang kekuatannya di Nanjin hanya tersisa setengah. Tidah hanya itu, kekuatan bagian bawah Shanghai, Yancheng, Hangzhou harusnya bisa dimiliki olehnya, tapi berakhir dimilik orang lain, bagaimana ia tidak panik? Jadi kupikir hal yang ingin ia lakukan sekarang adalah mendapat kekuatan yang semakin banyak untuk mendapatkan kepercayaan tim. Jadi aku takut ia memiliki niat buruk kepada Kakek.”

“Maksudmu ia akan menggunakan cara yang menjijikan untuk menyerang Kakekmu, agar mendapatkan kekuatan Keluarga Wei, bahkan nyawa Kakek juga?”

Aku mengangguk dan berkata, “Benar. Ia tidak akan peduli siapa dirimu. Siapapun yang akan menghalanginya, termasuk Ibuku, ia juga akan melakukannya. Jadi kamu harus mengacaukan masalah ini.”

Tiba-tiba aku teringat suatu masalah dan bertanya, “Oh iya, Paman. Kalu kamu sudah tahu identitasku, mengapa kamu tidak memberitahu Kakek dan Ibu?”

Pamanku mengatakannya dengan susah, “Usia Kakekmu sudah besar, ia tidak mungkin bisa menerima semua ini. Aku juga tidak ingin ia ikut serta kedalam pertarungan kekuasaan dan khawatir kepadamu. Untuk Ibumu, pertama kamu tidak ingin memberitahunya, kedua kita juga tidak ingin memberitahunya, jadi...”

Aku mengangguk dan berkata, “Semua karena aku panik. Kalau begitu, mohon Paman urus masalah Kakek, aku tidak ingin melihat Kakek terluka.”

Pamanku tertawa dan berkata, “Kalau Ayah tahu kamu begitu peduli kepadanya, ia pasti sangat senang. Dan juga, kamu tidak perlu khawatir kepadanya. Aku sudah merencanakan berbagai cara untuk adikmu, rencananya mungkin tidak akan berjalan lancar.”

Aku menjadi tenang setelah melihat Pamanku yang begitu percaya diri. Aku berkata, “Kalau begitu aku lebih tenang. Oh iya, apakah Paman dan Paman Kimi berteman?”

Pamanku langsung mengangguk dan berkata, “Benar. Aku adalah mata-mata yang mereka pasang didalam negeri. Mereka dulu berkembang diluar negeri, sedangkan aku bertanggung jawab untuk menyiapkan jalan di dalam negeri. Setelah persiapan sudah selesai, mereka juga akan kembali.”

Ia memandangku penuh semangat dan bertanya, “Kam pasti sangat penasaran, mengapa aku bisa bekerja sama dengan mereka? Mengapa aku rela berkorban demi Ayahmu? Karena aku juga teman pertarungan Ayahmu, adalah sahabatnya. Aku tidak akan membuatnya menerima ketidakadilan begitu saja.”

Melihat tatapan mata Pamanku yang begitu kukuh, aku sungguh terharu dan berkata, “Terima kasih, Paman. Terima kasih kalian juga. Kupikir ia akan tenang disana, jika ia tahu kalian semua mengingatnya dan melakukan ini semua demi dirinya.”

Pamanku mengangguk kepala dan berkata, “Oh iya, kamu sebelumnya memberitahu Kimi, katanya pemimpin kecil didalam organisasi penjualan narkoba sama sepertimu menjadi seorang mata-mata, juga dibuang, apakah itu benar?”

Aku mengangguk dan berkata, “Iya. Orang itu dipanggil Kak Finn. Sebelum ia mati, ia pernah memberitahuku sebuah nama, yaitu ‘Budiman’. Paman, koneksimu di Beijing sangat luas, apakah kamu bisa menemukan orang yang bernama ‘Budiman’ itu?”

Pamanku berkata, “Aku juga baru saja ingin memberitahumu ini. Untuk Budiman, aku sudah memeriksanya. Ia adalah seorang pemimpin Departemen Kepolisian, tapi ia meninggal karena sebuah kecelakaan mobil. Aku sudah memeriksa kecelakaan mobil itu. Meskipun dari luar terlihat seperti kecelakaan biasa, tapi itu disengajakan. Untuk pengendara kecelakaan itu...”

Tanpa Paman selesai bercerita, aku sudah mengetahui akhirnya. Aku berkata, “Juga mati, bukan?”

Pamanku mengangguk. Seketika aku kecewa dan berkata, “Orang dibelakang mereka hebat sekali. Saat mereka setiap kali sudah memberikan petunjuk, ia pasti selalu bisa memotong semua petunjuk itu. Dulu aku pernah mendapat kepercayaan Claura dan berharap bisa mendapatkan sesuatu, tapi sekarang...karena ‘Alwi’ palsu, seluruh rencanaku menjadi kacau. Dasar bedebah itu! Aku akan membalasnya suatu hari.”

Pamanku menepuk bahuku dan berkata, “Alwi, sekarang jangan marah dulu. Semua hal di dunia ini harus mengalami semua keadaan ‘rencana yang terkejar perubahan’, mana mungkin semuanya bisa lancar seperti biasa. Sekarang yang terpenting kamu merawat lukamu, untuk selanjutnya, kita bisa pelan-pelan membahasnya. Bagaimana menurutmu?”

Aku mengangguk kepalaku. Ia tersenyum dan berkata, “Seharusnya kamu sudah lapar, aku akan menyuruh orang untuk membawakan makanan yang sudah disiapkan untukmu. Kamu makan dulu, aku pergi mengurus beberapa masalah dulu.”

Setelah mengantar kepergian Pamanku, aku terbaring di ranjang dan berusaha memikir ulang semua ucapannya. Hari ini aku baru tahu begitu banyak masalah, seketika aku tidak bisa berpikir jernih dan masih sedikit bingung, jadi aku harus mengurus semua masalah dengan baik.

Beberapa saat kemudian, ada orang yang mengirimkan makanan untukku. Aku sambil makan sambil berpikir, tiba-tiba teringat masalah yang sangat buruk, yaitu ‘Alwi’ palsu meminta Ibuku untuk menyerang Mark, jadi Ibu menyerang diriku. Apakah ini bermaksud mereka ingin menggunakan status ‘pengkhianat’ku untuk membuat atasan curiga kepada Mark. Lagipula aku selalu berkomunikasi dengan Jessi dan Mark adalah Ayah dan atasan Jessi. Kalau begitu, apakah masalah ini berpengaruh baginya?

Meskipun aku tidak terlalu dekat dengan Mark, tapi sejak ia meminta maaf kepadaku dan percaya Ayahku tidak bersalah, aku sudah kagum dan mendekat kepada ‘Calon mertua’ sini, tapi Ibuku menggunakan ‘anak kandungnya’ untuk menyerang calon mertuanya. Hatiku benar-benar merasa tidak baik. Tidak boleh, aku harus segera memikirkan cara untuk membuktikan nama baikku, agar Mark tidak kecewa kepadaku.

Hanya calon saja kalau aku memeriksa masalah ini dan membiarkan orang tahu Ibuku yang melakukannya, bagaimana dengan Ibuku? Bagian sini adalah Ibu yang menyayangiku, bagian sana adalah calon mertua yang kukagumi. Bagaimana aku harus memilih? Kalau demi melindungi Ibuku dan membuat calon mertuaku terjatuh dalam kotoran, lalu Jessi mengetahuinya, apakah ia bisa memaafkanku? Apakah ia bisa mencintaiku seperti dulu?

Hatiku sangat bingung. Aku tiba-tiba tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku turun dari ranjang dan berjalan ke depan jendela. Aku melihat kota yang ramai ini, seketika tidak tahu kemanakah aku harus pergi.

......

Dengan seperti ini, aku dirawat selama seminggu dengan keadaan penuh pikiran. Meskipun luka belum sepenuhnya pulih, tapi karena tubuhku kuat, ditambah Pamanku mencarikan orang yang membuat resep obat untuk merawatku, jadi aku bisa pulih dengan cepat.

Hari ini, setelah setengah jam aku makan malam, aku baru saja bersiap-siap untuk melatih jurus taiji, Pamanku datang. Raut wajahnya tidak begitu baik, seperti ada masalah. Aku bertanya, “Paman, apakah terjadi sesuatu?”

Pamanku berkata, “Bukankah kamu menyuruhku untuk memeriksa Jessi dan Govy? Aku sudah menemukan mereka, tapi kondisi mereka sepertinya...kurang menyenangkan.”

Hatiku seketika terangkat. Aku berkata, “Apakah mereka terjadi sesuatu?”

“Kalau berita yang kudapat adalah mereka terjadi sesuatu, aku juga tidak akan begitu panik. Mereka kehilangan kontak.” ucap Pamanku murung.

Sebuah kalimat seperti kilat dan petir. Aku bertanya dengan tidak yakin, “Bagaimana mungkin kehilangan kontak? Bukankah kamu kemarin baru memberitahuku kamu sudah tahu dimana mereka melaksanakan misi?”

“Iya, tapi disana tidak ada orang dan tersisa beberapa mayat.”

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu