Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1050 Aktinglah dengan sempurna (1)

mendengar perkataan Alfredo, aku menjadi lebih tenang dari sebelumnya. jikalau dia tetap berusaha melindungi kedua ketua itu, maka masalah ini akan semakin repot. namun sekarang aku sudah merasa sangatlah tenang.

sebenarnya kedua ketua itu tidak memiliki hubungan dengan sekelompok orang Thailand itu, namun siapa suruh mereka harus bertanggung jawab atas 2 projek pekerjaan itu. jadi aku menggunakan kesempatan ini dan menjadikan sekelompok orang Thailand itu sebagai air jorok untuk disiramkan kebadan mereka. sebenarnya, ketika aku membongkar semua kesalahan para ketua itu, sekelompok orang thailand itu sudah tidak mendapatkan sumber narkoba lagi. mereka menjadi panik. jadi, ketika bawahanku menghubungi mereka untuk memperendah harga jual narkoba, mereka seketika seperti mendapat penolong hidup.

pastinya aku tidak mungkin memberikan harga yang rendah tanpa alasan tertentu. jika mereka ingin mendapatkan harga yang murah, mereka seharusnya berkorban sedikit untukku, karena aku adalah sumber produk mereka. pengorbanan mereka adalah membantuku mengkambing hitamkan kedua ketua itu. aku menyuruh penganggung jawab kelompok itu untuk menghubungi kedua ketua itu dan berkata kepada mereka kalau dia memiliki bukti diriku yang memiliki hubungan dengan huaxia. kedua ketua itu selalu ingin menjatuhkanku, mereka pun bersemangat ketika mendengar ini. jika ingin mengetahui kondisi yang ada, orang itu pun meminta syarat kepada mereka, yaitu menggunakan narkoba untuk menukarkan bukti bukti itu.

ternyata kedua ketua itu menyetujui tawaran itu. meskipun menjual narkoba pribadi akan dihukum mati oleh negara, namun mereka rela melakukan apapun demi menjatuhkan diriku. bagaimanapun jikalau aku memang memiliki hubungan dengan Huaxia, siapa yang masih akan menghiraukan kesalahan yang dilakukan mereka?

sambil memikirkan itu, aku menatap kearah Alfredo yang mengerutkan kening itu. aku mulai melupakan itu dan memejamkan mataku untuk beristirahat.

sesampainya di Thailand, kami langsung menuju ke salah satu kuil, tempat dimana mereka berbisnis. dikarenakan sekarang masih pagi, jumlah pengunjung kuil itu sangatlah banyak. setelah kami sampai disana, kami pun dituntun oleh seseorang. Alfredo menatap orang itu dengan curiga. aku pun berkata :" dia adalah bawahanku. selama ini dia merupakan penjaga ruanganku di kamp pelatihan. kebetulan dialah yang mengetahui rahasia diantara kedua ketua itu."

Alfredo bertanya :" oh ya? bagaimana cara dia mengetahuinya?"

aku berkata dengan datar :" sekarang, Narkoba bisa langsung diambil jika menerima konfirmasi dariku. mereka lalu menyuruh orang untuk masuk kedalam ruanganku dan mencuri serta menggunakan stempelku. mereka bahkan meniru tulisan dan tanda tanganku. bawahanku ini mengetahui hal itu, namun tidak langsung menahan mereka dan hanya memngambil foto mereka sebagai bukti. dia bahkan mengikuti mereka dan berhasil mendengar rahasia diantara kedua ketua itu. dia mengetahui kalau mereka akan datang ke Thailand untuk berbisnis dengan orang Thailand itu."

setelah mengatakan itu, bawahanku yang sedang menuntun jalan itu pun berkata :" benar, mereka tidak tahu kalau aku telah memasang 2 kamera tersembunyi didalam ruangan, jadi mereka hanya merusak salah satu dari kamera itu saja. salah satu kamera lainnya berhasil merekam semua hal buruk yang telah mereka perbuat."

" kerjamu sangatlah bagus, kamu akan mendapatkan bonus nanti.": kataku dengan puas dan berpura pura tidak tahu apa apa.

Alfredo juga tidak curiga dan dia berkata :" bos memiliki bawahan yang sangat lengkap. ada yang pintar dan juga yang kuat. ajudan yang ditinggalkan oleh bos lama seperti diriku sepertinya bukanlah merupakan lawan yang tepat bagimu."

aku tersenyum dan berkata :" kita tidak akan bermusuhan untuk selamanya kan?"

Alfredo mengangguk dan berkata :" benar katamu, aku salah berbicara."

aku tersenyum dan menepuk pundaknya. aku tidak berkata apapun lagi.

kami pun sampai dengan cepat didepan pintu kuil yang tertutup rapat. seorang biksu sedang menyapu lantai. ketika melihat kedatangan kami, dia langsung menarik sebuah tali yang ada dibelakang tubuhnya. dengan menarik tali itu, maka orang yang ada dibelakang pintu itu akan mendengar suara bel. ini termasuk salah satu cara untuk 'melapor polisi'. Nando langsung mengambil sebuah batu dan melemparkannya kearah tangan biksu itu. biksu itu pun langsung menarik tangannya dan berteriak kesakitan. ketika dia ingin berteriak, aku langsung menghampirinya dan menutup mulutnya,

setelah itu, aku memukul biksu itu hingga pingsan dan aku melirik kearah Nando. dia langsung memanjat keatas dinding untuk melihat kondisi dibelakang sana. setelah itu dia melompat kembali ketanah dan berkata :" kak Alwi, tidak ada orang dibelakang taman sana."

aku mengangguk dan masuk dengan tenang. kami pun melewati ruang tamu kuil itu dan berjalan masuk kedalam. ketika berjalan, aku mendengar suara dari dalam kamar. aku dan Alfredo pun berjalan kedepan pintu kamar dan kami saling menatap lalu mendobrak pintu itu secara bersamaan. suara itu seketika berhenti dan aku mendengar seseorang yang berbicara dengan bahasa Thailand. aku tidak mengerti itu dan itu juga tidaklah penting.

aku langsung masuk kedalam dan didalam kamar itu terdapat puluhan orang. puluhan orang itu mengelilingi sebuah meja. 4 orang sedang duduk berhadapan dan dua dari mereka menatapku seperti sedang menatap hantu. dia langsung berteriak 'bos', lalu bangkit dan ingin melarikan diri.

aku mengeluarkan pistolku dan berkata :" jika kamu berlari satu langkah lagi, maka kamu akan mati!"

kedua orang itu ketakutan dan tidak berani bergerak. anggota dari kelompok itu yang sedang berbisnis dengan mereka pun mengeluarkan pistol mereka dan mengarahkannya kekami. ketua mereka pun berteriak menggunakan bahasa Thailand. Alfredo mengerti bahasa itu dan dia menerjemahkannya :" bos, dia bertanya siapa kamu."

aku berkata :" kamu mengerti bahasa Thailand?"

Alfredo berkata :" dulu aku pernah berbisnis dengan orang Thailand dan aku mempelajari bahasa Thailand."

aku mengangguk dan berpikir kalau bocah ini sepertinya sangat dipandang baik oleh Matthew, aku harus berhati hati. aku pun berkata padanya :" katakan kepada mereka kalau aku datang untuk menangkap orang, tidak berhubungan dengan mereka. namun jika mereka tidak ingin hidup lagi, mereka boleh ikut campur dalam hal ini. jika mereka masih ingin hidup, segeralah pergi dari sini."

setelah mendengar ini, Alfredo pun menerjemahkan ini kepada orang itu.

pihak lawan merupakan bagian dari kami dan tentunya mereka akan memilih untuk pergi. dalam waktu yang cepat, kamar itu hanya tersisa bawahanku dan juga kedua orang yang tidak berani bergerak itu.

aku berjalan kedepan meja dan duduk disana. Alfredo juga ikut duduk dan berkata :" apakah kalian berdua merupakan bawahan dari kedua ketua itu?"

mereka ketakutan hingga gemetaran dan aku pun tertawa sambil berkata :" jujur saja, aku tidak akan membunuh kalian. namun jika kalian tidak jujur, aku akan membunuh semua keluarga kalian."

mendengar perkataanku, mereka langsung berlutut dan meminta ampun padaku. namun mereka belum bermaksud untuk berkata jujur. aku pun tersenyum dan berkata :" kalian meminta ampun kepadaku dan tidak ingin berkata jujur. kenapa? apakah ada barang yang lebih berharga dibandingkan dengan nyawa kalian?"

mereka berdua saling bertatapan dan salah satu dari mereka berkata dengan ragu :" kami.... seluruh nyawa keluarga kami berada ditangan kedua ketua itu, jika kami berkata jujur, kedua ketua itu akan membunuh istri dan anak bahkan kedua orang tua kami."

mendengar ini, wajah Alfredo menjadi sangat murung dan dia pun berkata :" aku tidak menyangka kedua ketua itu sesadis ini."

aku tersenyum cuek dan berkata :" iya, mereka juga tidak berprikemanusiaan."

melihat kedua orang itu, aku pun berkata :" tenang saja, selagi aku tidak menyentuh keluarga kalian, maka mereka akan tetap aman."

mereka sepertinya tidak percaya padaky. aku menggelengkan kepala ketika melihat dua idiot ini sambil berkata :" begini saja, jika kalian tidak percaya padaku, aku akan memberi ide kepada kalian untuk makan obat penenang terlebih dahulu. bagaimana?"

mereka tidak berbicara dan menatapku dengan penuh harapan.

aku berkata :" anggota kelompok yang tadinya sudah kabur itu telah aku tahan diluar sana. jika aku berhasil menangkap mereka, maka berita kegagalan kerja sama ini tidak akan tersebar. keluarga kalian juga tidak akan terancam. aku juga akan segera memerintahkan bawahanku untuk membunuh orang orang yang mengancam keluarga kalian. dapat dikatakan juga kalau aku bisa memastikan kalau kedua ketua itu kehilangan kemampuan untuk membunuh keluarga kalian."

"ini......... apakah akan berhasil?" kata salah satu dari mereka.

Nando tidak tahan lagi dan mulai emosi :" apakah kamu sedang omong kosong? sejak kapan kak Alwi pernah mengingkar janji? aku menyarankan kalian untuk berkata jujur, kalau tidak, kalian tidak hanya akan khawatir tentang bagaimana kedua ketua itu mengancam keluarga kalian dan bahkan kalian juga harus khawatir akan bagaimana kak Alwi akan mengancam keluarga kalian juga!"

wajah kedua orang itu menjaid pucat dan langsung setuju untuk mengatakan apa yang ada.

sangat jelas kalau mereka lebih memilih untuk mempercayai kemampuanku. aku menatap Alfredo dan ekspresi Alfredo sangatlah buruk. dia pun berkata :" cepat katakan, siapa sebenarnya orang yang kalian temui tadi? untuk apa kalian kesini?"

salah satu dari mereka pun berkata :" yang berjumpa dengan kami adalah salah satu anggota dari sekelompok pengedar narkoba di Thailand. kedua ketua itu memberikan narkoba kepada kami dan menyuruh kami datang kesini untuk berbisnis dengan mereka....."

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu