My Superhero - Bab 98 Ibuku Ada Penyakit Jantung (2)

Tapi saat ingin keluar rumah, Tante Zhou memanggilku, berkata: “Kamu pergi ke kantor.”

Aku terdiam sebentar, berkata: “Pergi ke sekolah belajar.”

Bibi Zhou menatap aku: “Dengar-dengar kamu ingin kuliah sampai S3?”

Dengar nadanya terlihat tidak begitu senang, tapi aku benaran ada keinginan lanjut sampai S3, jadi aku menganggukkan kepala.

Bibi Zhou berkata: “Yalah, kamu hari ini gak perlu pergi kesekolah lagi, kita berbicara dulu.”

Aku melotot dengan mata besar, beberapa saat, baru sadar kembali, dengan ragu berkata: “Maaf Bibi, hari ini aku ada janji dengan guru untuk melakukan praktek yang penting…kalau tidak tunggu aku pulang, aku hari ini kelas pulang cepat…”

Bibi Zhou dengan dingin tersenyum: “Kenapa, kamu begitunya tidak ingin berbicara dengan aku.”

Satu kalimat langsung memberinya topi.

Aku menggigit bibir, gak bisa berkata apapun.

Kedua tangan peluk di dada: “Kalau gitu gak usah sekolah, sebagai menantu Keluarga Zhou, tidak perlu sering muncul muka di depan umum.“

Saat berbicara, dia duduk di atas sofa, dengan tatapan yang dingin melihat aku.

Awalnya aku masih sangat senang karena tadi pagi dia tidak mencari masalah dengannya, tapi tidak disangkah dia menunggunya disini. Dia mengambil pendidikan aku jadi topik masalah, sangat jelas di ingin merangsang aku. Tapi aku tidak bsa berdebat dengannya, sekali ngomong satu dua kalimat, pasti terkena tidak patut dengan orang tua punya topi.

Saat ini Chris sudah menemanin kakek Zhou dan paman kedua keluar, terdengar katanya hari ini ada tamu penting.

Sekarang dia mesti sendirian menghadapi persulitan Bibi Zhou, aku benaran sangat ketakutan.

Aku meragu beberapa saat, akhirnya tidak tahu mau mengatakan apa, hanya berdiri tidak bersuara.

Bibi Zhou menunjuk kearah sofa di depan, berkata: “Duduklah, sangat dikira aku membully kamu.”

Aku pelan-pelan kearah sana duduk.

Dia mengangkat alis, berkata: “Aku terus terang saja ngomong, aku tidak suka denganmu. Kalau kamu sadar diri, segera keluar dari rumah ini, kalau kamu tidak sadar diri, jangan salahkan aku pakai posisi orangtua menahan kamu, kamu juga tahu kalau Chris aku yang merawatnya sampai besar, dia tidak mungkin bisa membantah keinginan aku.”

Begitu terus terang, berarti menunjukkan sikap dia emang sangat frontal, kalau berteman dengannya, pasti sangat santai.

Tapi aku hanyalah menantu yang tidak diakuinnya.

Dia dengan suara kecil berkata: “ Bibi, aku tahu kamu baik dengan Chris, Chris juga sangat menghormati dengan kamu…”

Kalau bukan memperdulikan masalah ini, aku rasa dia gak bakalan bisa campur tangan pernikahan Chris.

Dia melambaikan tangan, memotong pembicaraan: “Jangan memuji aku, aku tidak makan trik ini.”

Aku hanya berbaik-baik, berkata: “Aku hanya ingin ngomong, masalah percintaan, masih perlu keinginan dari pihak langsung.”

“Oh”, dia melirik aku, tersenyum dingin, “ Kamu ingin mencobanya, melihat hati Chris, memilih kemauan aku atau kemauan kamu lebih penting kah?”

Hati aku sekejap bergetar.

Ngomong sejujurnya, aku dari awalnya tidak ada pegangan sama sekali, sampai akhirnya Chris bisakah memilihnya.

Dari awal, aku hanyalah kartu blokir panah, kalau Bibi Zhou bertegasan mengusir aku keluar, rasanya dia juga tidak bakalan membantah.

Paling dia cari lagi kartu blokir panah yang lain.

Aku mesti ganti trik, dengan lembut berkata: “Tapi… pernikahan ini, Kakek yang menentukan.”

Kalimat ini Kakek Zhou pernah ngomong, jadi aku tidak termasuk berbohong.

Bibi Zhou terlihat sangat takut dengam Kakek Zhou, ekspresi wajah berubah.

Beberapa saat kemudian, dengan wajah yang dingin , berkata: “Kamu mengambil Kakek Zhou menahan aku?”

Aku tertawa pahit.

Bagaimana pun aku ngomong, semua timpah kesalahan pada aku, walau aku sekarang berlutut memohonnya, mungkin dia juga tidak puas dengan aku.

Kiranya Jade pergi, aku bisa lega, sekarang malahan muncul satu Bibi Zhou.

Malah-malah dia orang tua lagi, orang yang membesarkan Chris, tenaga bunuhan yang lebih banyak lagi dibandingkan Jade.

Ini benaran bikin….

Aku ingin sekali menanya dengan Tuhan, kenapa beri dia banyak sekali percobaan.

Bibi Zhou menatap aku, berkata: “Hari ini kamu keluar dari rumah Zhou saja, gak perlu pulang lagi, nanti aku menjelaskan pada kakek.”

Aku tidak kepikiran dia bisa begitu bergegasan sekali, terdiam lama, baru berkata: “Bibi, kenapa kamu ingin sekali Weny menikah dengan Chris? Kalau kamu ingin mencari orang yang bisa menjaga Chris, aku juga bisa… ataupun wanita lainpun juga bisa..”

Kemarin malam dengan Chris saat berbicara mengenai Bibi Zhou, aku tidak mengungkit masalah Weny, terutama karena aku rasa Weny adalah anak yang baik, jadi tidak ingin menariknya masuk.

Tapi aku benaran penasaran, kenapa Bibi Zhou begitu keras kepala.

Menurut perkataan Kakek Zhou, Chris seharusnya sudah menolaknya banyak kali, bahkan demi ini dia menyumput dari Bibi Zhou.

Secara logis, kalau hanya karena kasihan dengan Chris, dia gek perlu sampai memperbesaran kawasan.

Tatapan mata Bibi Zhou semakin tajam: “Kamu menanyakan hal ini kenapa!” Belum sempat aku respon, dia tiba-tiba berdiri, terhilang kontrolan berteriak: “Segera keluar! Keluar dari rumah Zhou, jangan sampai aku ketemu denganmu lagi.”

Diruang tamu awalnya hanya mereka berdua, tapi karena teriakannya, segera menarik perhatian semua orang, pembantu, Istri Paman kedua dan anaknya, bahkan Paman Zhou dan kedua anaknya juga berlari kemari.

Paman Zhou segera merangkul Bibi Zhou, dengan lembut berkata: “Kamu marah dengan anak kenapa…”

Wajah Tante Zhou sangat distorsi, menunjuk aku berkata: “segera mengusir dia keluar!”

Weny datang yang paling telat, dia juga maju bantu merangkul Bibi Zhou, dengan lembut berkata: “Ma, anda duduk dulu…badan anda kurang baik, jangan marah.”

Bibi Zhou tetaplah penuh emosi, lihat aku tidak pergi, dia tidak bakalan menyerah begitu saja.

Weny melihat kearah aku, berkata: “Kak Viona, kamu…menghindar dulu boleh?”

Aku sedikit mengangkat alis.

Saat ini pergi juga tidak masalah, tapi kalau disebar, pasti dikira orang aku tidak menghargai orang tua, karena di mata orang, aku sekarang membuat orang tua jadi amarah, kalau pergi begitu saja lagi…

Saat lagi ragu, dengar lagi kata Weny: “Mamaku ada penyakit jantung.”

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu