My Superhero - Bab 186 Pernikahan (1)

Chris bukanlah seorang perokok, sesekali jika sedang ada masalah, ia hanya akan mengambil sebatang rokok dan memainkannya ditangan, tidak akan menyalakan rokok tersebut.

Tapi sekarang ia sedang berdiri ditengah angin malam, dan menghisap semulut demi semulut rokoknya.

Mungkin dia merindukan Belinda?

Aku ingat saat aku menyinggung soal Belinda sebelumnya, ia langsung pergi ke balkon dan merokok di tengah malam.

Belinda adalah pembicaraan yang sensitif untuk Chris.

Ketika aku menyinggung soal Belinda, Chris seolah tidak bisa mengendalikan dirinya. Pintu kaca memisahkan aku dan Chris di kedua sisi yang berbeda.

Ia hanya mengenakan jaket tipis dan berdiri ditengah dinginnya angin malam.

Sepertinya sekarang masih hujan, kira-kira bagaimana dengan suasana hatinya?

Ia membelakangiku sehingga aku tidak bisa melihat ekspresi diwajahnya.

Tapi menurutku, ia pasti sedang sedih.

Aku menatap punggungnya dalam diam, dan dia juga merokok dalam diam.

Bahkan hingga rokoknya telah habis, ia tetap diam dan tidak berniat kembali ke kamar.

Aku berusaha menahan diriku. Aku bingung, haruskah aku keluar?

Sekarang sudah memasuki musim dingin, dan ia hanya mengenakan jaket tipis seperti itu, jika masih tidak bergeming juga, ia pasti akan terkena flu.

Aku...... Sebenarnya sangat peduli dengannya.

Akhirnya aku memutuskan, aku mengambil selimut dari atas kasur, membuka pintu kaca dengan sangat pelan, dan memeluknya dari belakang.

Mungkin ia tidak menyangka aku akan mencarinya kemari, tubuhnya kaku.

Aku memeluk pinggangnya dengan erat, menggosok punggungnya dan sengaja berbicara dengan manja, "Chris, bagaimana kamu bisa menghilang seperti ini, kamu tidak memelukku, aku tidak bisa tidur."

Seolah baru tersadar dari lamunannya, Chris membalikkan tubuhnya dan berhadapan muka denganku.

Aku berpura-pura tidak mencium aroma rokok dari tubuhnya. Aku hanya menatapnya dan tersenyum padanya.

Ia menggenggam tanganku yang sedikit dingin, dan berkata, "diluar dingin. Kenapa kamu keluar?"

Aku berjinjit dan menciumnya, kemudian berkata, "karna aku tidak bisa meninggalkanmu."

Ia hanya tersenyum kecil. Ibu jarinya yang lembut membelai bibirku. Ia menunduk, kemudian menciumku.

Kami berciuman dengan penuh gairah.

Bau rokok dimulutnya terasa jelas merangsang indra perasaku.

Ini adalah bukti bahwa ia sedang memikirkan Belinda.

jika bisa, aku benar-benar ingin menghilangkan Belinda dari ingatan Chris.

Sayangnya aku tidak bisa melakukan itu.

Tidak tahu sudah berlalu berapa lama, barulah Chris melepaskanku.

Aku merasa seluruh tubuhku lunglai setelah adegan ciuman tersebut, dan hanya terjatuh dalam pelukannya.

Chris menggendongku dan membawaku kembali ke kamar yang hangat.

Alat pemanas dan pelembap udara tetap berputar dengan tenang.

Aku memandang ke balkon luar melalui bahu Chris. Pohon-pohon yang tinggi dihalaman bergetar karna gerimis. Sama dengan suasana hatiku saat ini. Bergetar, dan merasa gelisah.

Aku berharap besok akan kembali seperti biasa, juga berharap semuanya akan kembali baik-baik saja.

Aku menyandarkan kepalaku di lehernya, diam-diam mengingatkan diriku sendiri, jangan sedih, jangan marah.

Bahkan jika yang dipikirkannya adalah Belinda, tapi aku lah yang akan menikah dengannya.

Kami sudah membuktikannya, sekitar dua puluh hari lagi, kami akan mengadakan acara pernikahan. Kakek Zhou juga telah membagikan undangan keluar.

Ditambah lagi aku sedang mengandung anak kami.

Apakah masih ada ruang untuk penyesalan?

Tidak peduli itu dia atau aku, sekarang kami hanya bisa mempertahankan hubungan ini.

Meskipun begitu, sekarang hanya bisa berpura-pura tidak tahu, berpura-pura tidak melihat apa-apa.

Chris menatapku dengan lembut, tapi sekarang bukanlah aroma mint seperti yang biasanya tercium, sekarang hanya ada aroma rokok yang menusuk hidungku.

Aku sedang hamil, hidungku sangat sensitive, mencium aroma rokok membuatku tidak nyaman.

Tapi aku takut membuatnya bingung, aku hanya bisa berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, menutup mataku dengan rapat, dan berpura-pura tertidur.

Aku tidak tahu apakah dia bisa menebak suasana hatiku sekarang, atau ia mengira aku sudah tertidur, tapi ia segera bangun dan pergi ke kamar mandi.

Saat kembali, tidak ada lagi aroma rokok yang tercium dari tubuhnya, hanya ada aroma sabun mandi yang tercium samar.

Ia berbaring miring disebelahku, memelukku dalam dekapannya, mencium tengah keningku, dan berkata, “selamat malam, sayang.”

Aku menghela napas lega, perlahan-lahan pun jatuh tertidur.

Hari kedua, saat kami terbangun, masih berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa.

Hari selanjutnya pun begitu, berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.

Tapi sesungguhnya, kami sama-sama tahu, hari sejak kembali dari Taosha, ada sesuatu yang berubah.

Hubungan kami menjadi renggang.

Bulan ketika kami berada di New York, kami jujur satu sama lain. Aku merasa diriku sudah berjalan masuk kedalam hati Chris. Paling tidak, aku bisa perlahan mendekatinya dan membiarkannya menerimaku.

Tapi, masa-masa indah itu, hanya dikarenakan seorang Belinda, tidaklah bertahan lama.

Aku dan Chris sama-sama tahu, kami sama-sama berusaha sebisa mungkin untuk menjaga keadaan dan kedamaian ini.

Seperti inilah waktu berlalu dengan cepat, tidak terasa sudah tiba di hari pernikahan kami.

Pernikahan diadakan di sebuah residen tua. Pagi-pagi sekali sudah banyak tamu yang datang.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu