My Superhero - Bab 31 Begitu Merindukan Aku?

Aku telah menyadarinya dan menatapnya: Dipaksa? Jangan bilang aku tidak tau, awalnya adalah kamu yang mengejar William, sekarang kamu melimpahkan semuanya kepadanya, mukamu dimana? Oh iya, kamu kan memang tidak punya muka, sudah lama mukamu dan hatimu diberi makan kepada anjing.

Jujur, kata-kata yang baru ku ucapkan belum termasuk kata-kata terjahat di dunia ini.

Tetapi aku juga sudah sadar jelas, mau sebagaimana aku memaki dia, ini tidak akan menyembuhkan semua luka dan kesakitan yang ia telah perbuat kepada ibuku.

Aku hanya ingin membalaskan dendamku kepadanya.

Tak peduli kematian ibuku adalah perbuatan manusia atau tidak, ataupun Keluarga Shen dan Chris mengambil bagian dari perbuatan ini, tapi bisa disimpulkan bahwa dia dan William adalah pelaku sesungguhnya.

Apalagi beberapa tahun terakhir ibuku harus dilarikan ke rumah sakit karena dia, dan harus menerima kemarahannya, aku tidak akan membiarkannya pergi dari kebencian ini.

Grace menuju kesini dengan berlutut, ia memeluk kakiku: "Viona, Aku telah salah, tolong maafkan aku... Tunggulah sampai aku melahirkan anakku, aku rela untuk mati... Asalkan kamu membiarkan anakku untuk hidup, bagaimanapun kamu ingin caraku untuk mati, aku akan menerimanya...

Ia mengetuk kepalanya, semua yang dia ucapkan adalah tentang anaknya, seperti ia benar-benar memikirkan anaknya.

Tetapi aku merasa bahwa dia hanya berpura-pura.

Jika benar demi anaknya, ia tidak mungkin menjadi orang ketiga, dan tidak seharusnya menghancurkan keluarga orang lain.

Itu adalah perbuatan jahat dia, tetapi ia membuat anaknya menanggung ini.

Grace menangis dengan penuh perasaan, berkata: "Ini adalah anakku dan Lucas, aku sudah sangat menantinya, Viona, tolong bantu aku, aku rela memberikan hidupku sebagai ganti anakku hidup dengan tenang.

Aku mengerutkan alis.

Mungkin perasaannya terhadap Lucas memang sungguh dalam, kalau tidak, tidak mungkin ia selingkuh dari William, bahkan ia bersedia untuk berjalan bersama Lucas, sampai bersedia untuk hamil anak dari Lucas.

Mungkin ia merasa bahwa cintanya sungguh besar, ia menggunakan tubuhnya diganti oleh uang, lalu memberi cinta dan ketulusan kepada Lucas.

Tetapi aku merasa sangat jijik.

Awalnya ia sangat bertentangan dengan ibuku, dan memanas-manasi William untuk bercerai, sungguh sangat menjijikan.

Aku sangat benci kepadanya sampai ingin dia mati saja.

Jikalau ini benar-benar demi anaknya, seharusnya ia memilih untuk tetap hidup, dan membangun akhlak anaknya, bukan melakukan kejahatan tanpa batas tanpa ada kesadaran diri.

Bagaimanapun, anak dia dan Lucas, tidak ada hubungan apa-apa denganku.

Aku berkata: "Pergilah, hari ini aku melepaskanmu, tetapi jangan berpikir aku akan melepaskanmu untuk kali selanjutnya, hari-hari akan panjang untukmu, tunggulah!"

Sebenarnya aku tidak tahan untuk main tangan.

Inginku membunuh dia sebagai balasan untuk ibuku.

Tetapi aku berpikir, Chris ingin untuk menyiksa dia dan William pelan-pelan, dan mungkin ada cara lain yang lebih baik, dan aku tidak ingin merusak rencananya, jadi aku hanya menahannya.

Grace terlihat tidak sungguh-sungguh, ingin mengajak ribut.

Anin membawa panah berjalan kemari.

Grace paling bisa membaca ekspresi wajah, dan ia memprediksi bahwa jika ribut tidak akan membuahkan hasil yang baik, jadi ia menangis sambil berteriak dibawa pergi.

Aku tidak salah lihat tatapan yang diberikannya padaku sebelum ia pergi.

Tatapan penuh dengan kebencian dan dendam.

Ternyata begini.

Didepanku memohon-mohon, tetapi ternyata ia membenciku.

Meskipun aku telah melepaskannya, tetapi jika suatu saat semuanya berbalik, ia tidak mungkin melepaskanku.

Untungnya aku bukan seorang dewi yang akan memaafkan dia.

Hubunganku dan dia yang tidak pernah mati.

Awalnya rencana pembalasan dendamku adalah, tunggu ia duduk di kursi ibunya Viona, tunggu anaknya lahir dan mendapat warisan, dan aku akan menyerang mereka semua.

Dan sekarang hal telah diungkit, Grace bisa dibilang telah mendapat hukumannya.

Tetapi ini belum cukup.

Ia tetap hidup dengan enak, dia belum ada di titik bawah, dia masih ada kesempatan untuk naik.

Tetapi hari ini, hal terpenting bukanlah untuk mengurusi dia.

Hal ini masih bersangkutan dengan Keluarga Shen dan Chris, dan mengarah ke arah yang tidak tentu.

Langkah awal adalah untuk mengetahui tujuan Keluarga Shen.

Setelah Susan pergi, aku terus mengasah hubunganku dengan Chris.

Aku tidak berani untuk menelponnya, aku hanya menekan nomor ponselnya, dan menambah kontak WeChatnya.

Setelah kira-kira 2 jam, baru dia menerimaku.

Saat itu sudah hampir siang hari, matahari bersinar begitu panas dan terik.

Aku duduk di balkon, dan memberikannya sebuah pesan: "Paman Chris, kapan kamu pulang?"

Waktu telah lama berlalu, dan dia tidak membalas.

Aku menghela napas, mungkin dia sedang sibuk.

Pada akhirnya aku tidur siang, dan saat aku hampir tertidur, aku mendengar suara getaran dari ponselku.

Aku mengambil dan melihatya, Chris telah membalas pesanku dengan hanya 2 kata: "Siapakah kamu"

Tanpa tanda baca.

Aku sedikit sedih.

Saat aku menambah kontaknya, aku sudah menambahkan namaku.

Apalagi aku telah menulis "Paman Chris"

Masa ia tidak dapat mengenaliku?

Atau jangan-jangan, banyak yang panggil dia paman?

Aku berbaring di kasur sambil mengetik: "Aku adalah Viona."

Sudah tidak ada nada berdering.

Hatiku jatuh sampai titik terendah, dan tidak ada niat untuk tidur siang lagi.

Aku terpikir pekerjaan magang yang Guru Tang berikan kepadaku, dan aku beranjak bangun, dan aku mencari data-data yang berhubungan dengan digital forensik di internet.

Aku menemukan studi tentang digital forensik, meskipun di jurusan kedokteran juga ada pelajaran itu, tetapi tetap berbeda, studi ini terlihat lumayan bermakna.

Setelah itu aku mendapatkan beberapa lampiran, dan aku membacanya.

Tidak tau sudah lewat berapa lama, tiba-tiba terdengar suara mobil di halaman rumah.

Aku tertegun sesaat, dan melihat ke arah suara.

Diluar tidak dirasa ternyata sudah gelap, matahari sudah mulai terbenam, sungguh sebuah pemandangan yang sangat indah.

Aku teringat, 2 hari ini tidak ada mobil yang masuk ke villa.

Tiba-tiba ada gerakan, jangan-jangan... Chris telah pulang?

Aku buru-buru berlari ke balkon, dan melihat ke bawah.

Dibawah pohon yang besar terparkir sebuah mobil Ferarri merah, plat nomornya adalah plat Kota Hualin.

Aku kecewa.

Mobil Chris semuanya berwarna hitam, dan semuanya adalah plat Kota Imperial.

Sepertinya bukan dia.

Aku sampai berpikir bahwa ia telah pulang.

Mungkin adalah tamu, aku pikir ada Anin, aku tak perlu keluar, aku bersiap-siap kembali ke kamar lanjut membaca lampiran-lampiran.

Baru saja mau berbalik, dan melihat pintu mobil dibuka, ternyata yang keluar dari mobil itu adalah Chris.

Aku sedikit lagi mengira mataku yang salah, dan sekali lagi berkedip.

Chris berjalan kearahku.

Ini terasa seperti kejadian yang pernah terjadi, dan ini membuatku terpukau.

Tetapi sebenarnya aku merasa jantungku hampir copot.

Aku melihat dengan jelas, ujung bibirnya tersenyum.

Dia tersenyum kepadaku.

Meski pada hari-hari biasa ia juga lembut, tetapi selalu ada rasa terpisah oleh jarak, dan itu membuat orang-orang susah untuk mendekat.

Tetapi saat ini, sinar jingga matahari terbenam terpantul di wajahnya, dan wajahnya tersenyum begitu manisnya.

Dan hatiku, pada saat ini, terasa seperti semuanya sedang bertumbuh.

Aku juga membalas dengan senyuman, dan berbalik untuk lari keluar.

Sampai aku tidak sempat untuk memakai sepatu, aku langsung turun kebawah.

Saat sampai ke ruang tamu, Chris juga masuk.

Tatapannya jatuh pada wajahku, ia berhenti sejenak, dan melihat ke kakiku.

Aku baru sadar aku terlalu semangat, bahkan aku lupa memakai sepatu, sakit buru-burunya sampai lupa tangan dan kakiku kemana.

Alis dia pelan-pelan naik dan tertawa: "Kamu begitu merindukanku?"

Aku: "...."

Kalimatnya tidak terdengar familiar, sangat perhatian.

Aku terpikir, apa yang membuka dirinya, dari yang jutek sampai lembut seperti ini?

Saat aku terpukau, ia berjalan mendekatiku.

Mataku bergerak mengikuti dia.

Dia memegang tanganku, dan tetawa: "Agak dingin, nanti kedepannya meski tidak pakai sepatu, kaos kaki jangan lupa dipakai, oke?"

Intonasi dia semakin didengar semakin lembut.

Tangan dia terasa hangat, membungkus setiap jari tanganku.

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu