My Superhero - Bab 408 Pesta Perayaan Maxi

Nada suara Chris terdengar rendah dan lambat : “Jadi, Keluarga Liu adalah musuh kami tiga bersaudara, jika kamu bertemu dengan seluruh anggota Keluarga Liu kamu dapat mengabaikannya saja.”

Saya melihat ke arah dia.

Tidak terlihat ada perubahan dari ekspresi wajahnya, tetapi aura di seluruh tubuhnya menjadi lebih suram, terlihat dia sedang menahan rasa sakit yang begitu dalam.

Dahulu dia tidak pernah mengatakan masalah ibunya kepadaku, saya benar-benar tidak tahu ternyata dia memiliki kisah yang begitu kompleks.

Saya merasa hati saya seperti diremas-remas, ikut merasakan sakit yang dia rasakan, kakiku sedikit bergerak, saya ingin berjalan kesana untuk menghiburnya.

Tetapi ketika saya berjalan dua langkah, dan lagi saya berhenti di tempat.

Walau kini saya dan dia hanya tersisa hubungan pertemanan, bahkan jika ingin menghiburnya saya tidak dapat mengunakan gerakan yang begitu intim.

Saya memikirkan seribu cara, pada akhirnya saya hanya berkata dengan nada suara yang lembut : “Chris, Ibumu pasti baik-baik saja.”

Matanya melirik ke atas, menatap ke arah saya.

Sepasang bola mata yang terlihat tenggelam dalam kegelapan, sangat dalam bahkan tidak terlihat dasarnya, seperti jurang yang sangat dalam, yang akan menyedot saya masuk ke dalam.

Sebenarnya saya sangat bersedia menemaninya dalam kesakitan, tetapi... Saya sudah tidak layak untuk itu...

Pada akhirnya dua mata saling bertemu, siapapun tidak mengeluarkan suara.

Saya tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu, dengan suara yang serak dia baru berkata : “Sudah saatnya kita pergi, ayo kita keluar.”

Saya memandang matanya dengan penuh dengan kekawatiran, melihat dia memperbaiki suasana hati, setidaknya wajahnya tidak menunjukan ekspresi apapun, kemudian dengan nada suara yang rendah saya berkata baiklah.

Hanya saja waktu kami membalikan badan, pintu kamar sudah terbuka.

Seorang pria tua yang usianya sepantaran dengan usia Kakek Zhou dengan membawa sebuah tongkat masuk ke dalam.

Saya sudah bisa menebak siapa itu, hal ini membuat saya sedikit tercengang.

Saya sedang ragu apakah saya harus meminta ijin pergi meninggalkan tempat ini duluan, lawan bicara sedang menatap Chris dengan perasaan yang tidak senang, dan berkata : “Saya adalah Kakekmu, apakah dalam kehidupan ini kamu tidak akan pernah mengakuinya?”

Ternyata memang benar itu adalah Kakek Liu, penampilannya terlihat cukup baik dia memiliki mata yang indah, tetapi menilai orang lain dari penampilan itu tidaklah tepat. Wajahnya seperti orang tetapi kelakuannya bagaikan seekor anjing, secara diam-diam mengerjakan hal yang jahat.

Saya melihat ke arah Chris, mengunakan tatapan yang seperti bertanya kepada pria itu, bagaimana kalau saya mengendong Maxi pergi duluan.

Dia menggelengkan kepalanya, melihat ke arah Kakek Liu, dengan nada yang datar berkata : “Kamu siapa ya?”

Nada bicara yang mengangapnya sebagai orang asing, dan di tambah dengan cara dia menjawab yang terlihat membersikan garis keluarga, semuanya terlihat jelas dari sikapnya.

Kakek Liu merubah ekspresi wajahnya.

Chris tidak mempedulikannya lagi, memeluk Maxi berjalan keluar.

Ekspresi wajah Kakek Liu terlihat suram, tiba-tiba dia membuka mulut lalu berkata : “Apakah kamu ingin tahu keberadaan ibumu?”

Mendengarkan perkataannya, Chris menghentikan langkah kakinya.

Saya tahu dia pasti ada hal yang ingin di bicarakan dengan Kakek Liu, saya menyambut Maxi dari tangannya, dengan suara yang rendah berkata : “Saya pergi duluan.”

Kali ini Chris tidak keberatan, lalu dia menyerahkan Maxi kepadaku.

Dengan cepat saya segera keluar dari ruang istirahat, dari luar tidak terdengar suara orang yang berbicara di dalam.

Sebenarnya saya sedikit khawatir dengan perasaan Chris, dikarenakan ini berkenaan dengan ibunya, hatinya pasti tidak mudah untuk menerimanya.

Tetapi saya tidak memiliki tempat untuk tetap berada di sana, hanya bisa menghindarinya saja.

Ketika saya sampai di ruang pesta di adakan, saya baru menyadari beberapa tamu undangan telah datang, kakak pertama dan kakak kedua telah pergi menyambut para tamu.

Teman seperjuangan kakek satu persatu mulai berdatangan, kakek sendiri yang turun tangan untuk menyambut mereka. Dia menyuruh Paman Wasiman mengendong anakku untuk di tunjukan kepada teman seperjuangannya, dan menyuruh saya pergi ke tempat kakak pertama untuk membantunya menyambut para tamu.

Saya ragu-ragu apakah saya harus mengingatkan orang tua itu bahwa Chris dan Kakek Liu berada di dalam ruang istirahat. Tetapi saya pikir-pikir lagi, ini adalah rumah tua, tidak ada yang dapat bersembunyi dari Kakek Zhou, saya perkirakan Kakek Zhou sudah mengizinkannya.

Paraa tamu semakin lama semakin banyak, mereka bilang bagian luar dari rumah tua di pinggir Jalan Gunung penuh dengan mobil.

Saya dan Kakak Pertama sibuk menyambut para tamu undangan.

Hal yang tidak terduga adalah di pertengahan waktu Kakak Pertama tiba-tiba bertanya kepadaku : “Apakah benar kamu berencana bercerai dengan Chris?”

Saya tercengang.

Kakak Pertama menyambut para tamu dengan menganggukkan kepala, sambil melihat ke arahku.

Saya kira tidak perlu untuk menyembunyikannya lagi, jadi saya mengakuinya saja.

Wajah Kakak Pertama menunjukan penyesalan, dan berkata : “Sebenarnya saya selalu merasa bahwa kamu dan Chris saling mencintai.”

Saya merasa bingung, mengapa dia bisa merasa begitu?

Kakak Pertama berkata : “Chris sangat peduli terhadap kamu... paling tidak dari sudut pandang saya, dia benar-benar peduli terhadap kamu.”

Saya semakin merasa bingung.

Pada dasarnya saya tidak banyak berkomunikasi dengan Kakak Pertama, mungkin karena Kakak Pertama adalah orang yang begitu serius tidak suka bercanda, jika tidak ada keperluan saya tidak banyak berbincang dengannya, terpikir dia mengambil inisiatif untuk membicarakan hal ini, dan ditambah lagi dia memberi tahu saya bahwa Chris peduli terhadapku.

Tetapi... Bagaimana mungkin?

Tidak benar, mungkin memang benar Chris peduli kepadaku, tetapi di dalam hatinya orang yang paling penting adalah Belinda Ye.

Saya tersenyum pahit, dan berkata : “Kamu pasti salah paham, Paman Chris lebih peduli kepada orang lain.” Saya berhenti sebentar, lalu lanjut mengatakan, : “Kamu adalah Kakaknya, seharusnya kamu lebih tahu?”

Kakak Pertama menggelengkan kepala, dan berkata : “Saya tidak terlalu ikut campur mengenai kehidupan Chris, tetapi saya dapat melihat bahwa dia benar-benar perhatian terhadapmu.”

Saya merasa Kakak Pertama hanya melihat dari apa yang terlihat di permukaan saja, tetapi saya tidak berdebat dengan dia.

Yang pasti kesepakatan cerai sudah dilakukan, jadi tidak perlu untuk mendiskusikannya lagi.

Terlebih lagi diantara saya dan Chris terselip seorang Belinda, dan di tambah dengan kejadian ibu saya yang di culik dan meninggal. Saya tidak dapat hidup bersama Chris tanpa perasaan sakit hati.

Pada awalnya saya juga ingin mencoba untuk bertanya kepada Kakak Pertama, apakah dia tahu mengenai masalah pertemuan ayahnya dan Senjaya, tetapi seluruh anggota Keluarga Zhou adalah orang yang pintar, saya takut memperlihatkan ekor saya, dan pada akhirnya saya tidak menanyainya mengenai apapun.

Pada saat menerima tamu, saya terus memperhatikan gerakan di dalam ruang istirahat, sudah begitu lama Chris dan Kakek Liu masih belum keluar dari ruangan itu.

Hal ini membuat saya sedikit khawatir, saya ragu untuk memberi tahu Kakak Pertama, bahwa Chris dan Kakek Liu sedang mendiskusikan masalah Ibu mereka.

Tetapi belum sempat saya membuka mulut, lagi-lagi datang beberapa tamu, karena itu saya hanya bisa menyambut para tamu undangan.

Di antara para tamu undangan terlihat Steven dan Angel. Saya tertegun waktu menyapa mereka.

Steven melihat saya pura-pura tidak melihat.

Angel secara diam-diam menggelengkan kepalanya, maksudnya dia akan menemuiku nanti.

Saya menganggukkan kepala.

Steven tersenyum menyeringai saya, lalu menarik tangan Angel pergi.

Secara diam-diam saya menghela nafas.

Dia marah atas hal apa?

Apakah dia marah kepada saya karena menyembunyikan kebenaran? Tapi dia begitu pintar, tidak mungkin ia tidak bisa melihat masalah itu? Garis darah saya dengan Kakek Shen lebih mendekati sama, jika begitu dengan kata lain Senjaya merupakan anak angkat. Dan sekarang yang menjadi kepala Keluarga Shen adalah Senjaya dan Steven.

Tetapi dari dahulu dia baik kepadaku, jadi saya mengerti kenapa dia marah.

Jadi saya memutuskan untuk tidak marah kepadanya.

Setelah itu Janice juga datang, Rebecca Ye juga datang, sepertinya semua orang berdandan seperti artis yang mau tampil saja, dan pada hari ini semua orang telah datang.

Hari ini merupakan pesta perayaan Maxi, saya mengantung senyuman di wajahku, dan menyapa mereka. Bahkan seperti apa ekspresi wajah mereka, saya tidak tertarik untuk memperhatikannya.

Pesta pun di mulai, Kakek Zhou membawa saya dan Chris ke atas panggung, orang tua itu dengan tangannya sendiri mengendong Maxi, lalu memperkenalkan Maxi kepada semua orang.

Ini adalah kedua kalinya saya berdiri di atas panggung dan mendapatkan perhatian dari beberapa orang.

Sejujurnya, saya tidak begitu merasa bahagia.

Saya tidak ingin menjadi nyonya dari keluarga ini, dan juga tidak pernah ingin mengunakan gelar ini untuk mendapatkan perhatian dari orang lain, saya hanya merasa sedikit sedih.

Karena setelah lewat dari hari ini, saya sudah tidak memiliki hubungan dengan Keluarga Zhou.

Setelah pesta itu berlangsung, dan setelah Kakek memperkenalkan Maxi kepada semua orang, lalu Kakek menyuruh Paman Wasiman membawa Maxi kelantai atas, lalu memberikan dia perlindungan.

Seketika saya merasa tidak khawatir lagi.

Karena seharian menyambut para tamu, saya merasa sedikit lelah, saya tidak tahan untuk menumbuk-tumbuk betisku.

Chris melihat saya, sambil berkata : “Kamu pergi beristirahat dulu.”

Saya sempat ragu sebentar, dan lalu pergi ke ruang istirahat.

Alhasil baru saja lewat dua menit, Rebecca masuk ke dalam.

Ekspresi wajahnya tidak terlihat ada niat baik, dia menatap mataku dan berkata : “Hari ini pasti kamu merasa sangat bangga iya kan?”

Pada saat ini saya sedang duduk, dan dia berdiri, jika di lihat dari posisi dia terlihat lebih tinggi .

Saya mengerutkan kening, menatap matanya dan tanpa memperdulikannya.

Dia terlihat bertambah marah, berjalan ke arahku, dan berkata : “Demi menjemput kamu kembali, Chris menendang keluar kakak sepupuku, pada hari ini kamu bisa mengunakan gelar sebagai Nyonya Keluarga Zhou dan tinggal bersama Chris, apakah kamu tidak bangga?”

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu