My Superhero - Bab 773 Malam Ini Tidur Di Sini

Setelah mendengar perkataannya, bukan hanya aku dan Chris Zhou saja yang terdiam, bahkan Philip Zhou dan kakak kedua pun tidak berani mengeluarkan suara.

Pandangan kakek Zhou tertuju pada kami dan dia berkata : “Menurutku, wanita itu hanya ingin mengusir pergi Viona, dan aku di sini mengatakan, selama aku masih ada di sini, aku tidak mengizinkan kalian untuk membawa pulang wanita lain.”

Orang tua itu selalu membelaku seperti ini, selalu melindungiku, aku pun bisa merasakan perasaan haru di dalam hatiku.

Namun tentunya maksud orang tua itu bukan hanya tertuju kepada Chris Zhou, namun juga Philip Zhou dan kakak kedua tidak boleh mencari wanita lain, aku mendapati kakak ipar Fancy dan kakak ipar kedua sedang menatap orang tua itu dengan penuh rasa syukur, kemungkinan mereka juga merasa terharu dibuatnya.

Walaupun Chris Zhou dan kedua saudaranya itu memiliki moral yang dapat dipercaya, namun kakek Zhou adalah kepala keluarga, orang tua itu mewakili kepribadian keluarga Zhou, mewakili rasa hormat keluarga Zhou kepada kami.

Chris Zhou mengatakan : “Kakek, kamu jangan khawatir, selain Viona, aku tidak akan berhubungan dengan orang lain.”

Mendengarnya berkata demikian, raut wajah kakek Zhou menjadi lebih tenang dan dia mengatakan : “Baik lah kalau begitu, karena kalian telah membuat keputusan, maka aku juga tidak akan menentang kalian. Namun aku juga akan pindah keluar dari sini untuk dua bulan ini, agar tidak ditertawakan oleh orang luar yang mengira kalau kita akan menerima keluarga lain.”

Orang tua itu menggunakan kata keluarga lain, dan bahkan ingin pindah ke luar…

Sepertinya permasalahan ini menjadi sedikit lebih serius.

Aku pun terkejut melihat Chris Zhou dan kedua saudaranya saling menatap satu sama lain dengan penuh rasa cemas.

Sekitar setengah menit berlalu baru terdengar Philip Zhou berkata : “Kakek, bagaimana bisa kamu pindah ke luar?”

Kakek zhou melambaikan tangannya dan memotong pembicaraannya dengan mengatakan : “Sudah aku putuskan, aku akan pindah ke area kaki gunung, saat wanita itu pergi, baru aku kembali lagi.”

Tetapi orang tua itu sudah tinggal di sini seumur hidupnya, bagaimana mungkin membiarkannya tinggal di tempat lain?

Tampak jelas kecemasan di raut wajah ketiga bersaudara itu.

Kakek Zhou masih bersikeras, bahkan dia tidak membiarkan mereka untuk berpendapat.

Setelah berpikir sebentar, aku berkata : “Tapi kakek, jika kamu tidak berada di sini, maka hanya tersisa kakak ipar Fancy dan Ryan di rumah… Kakak kedua dan kakak ipar kedua akan kembali ke area militer, Philip akan sibuk dengan pekerjaannya… Aku tidak akan tenang…”

Philip Zhou seketika menyambung perkataanku : “Iya, kakek, kamu jangan pindah keluar, kamu harus membantu kami untuk mengawasi wanita itu.”

Chris Zhou yang sambil menggigit bibirnya mengatakan : “Kakek, semuanya adalah salahku yang menyebabkan semua persoalan ini…”

Perkataannya itu membuat kakek Zhou kesal : “Ini juga bukan kemauanmu, dan kamu juga tidak ada pilihan lain.” orang tua itu bergumam sesaat dengan berkata : “Viona, ada benarnya juga perkataanmu, aku juga tidak tenang kalau di rumah hanya tersisa Ryan dan Fancy… baiklah, kalau begitu aku tidak akan pindah.”

Akhirnya orang tua itu tidak berpikiran untuk pindah ke luar, aku pun merasa tenang, Chris Zhou dan kedua saudaranya pun bisa bernapas lega.

Aku teringat dengan hadiahku buat anggota keluarga, dan meminta orang untuk membawa hadiah itu ke sini.

Hadiah untuk kakek Zhou adalah sepasang ginseng gunung, ginseng itu didapatkan dari dokter Hans, saat itu dia sedang berbincang-bincang dengan asistennya dan mengatakan kalau dia baru-baru ini telah mendapatkan ginseng liar, dia berencana untuk mencampurkannya ke dalam arak, lalu aku teringat dengan umur kakek yang sudah tua dan dulu pernah terserang penyakit, lalu aku pergi membujuk dokter Hans untuk menjualnya kepadaku.

Kakek Zhou sangat senang dan segera menyuruh pengurus rumah untuk mencampurkannya ke dalam arak.

Dan untuk anggota keluarga lainnya, aku memberikan mereka sedikit hadiah kecil, lagipula mereka juga tidak kekurangan apa-apa, hanya sebagai pertanda rasa terima kasih saja.

Sebaliknya untuk Ryan Zhou dan Maxi, aku memberikan mereka boneka kartun Jepang, dua bocah itu sangat menyukainya.

Karena umur kakek Zhou yang sudah tua, jam sembilan lewat dia sudah harus tidur, sedangkan yang lainnya masih bercanda tawa di ruang tamu.

Berbincang-bincang sampai jam sebelas malam, akhirnya semuanya kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat.

Sebenarnya Ryan Zhou dan Maxi sudah terlelap di atas sofa, Philip Zhou menggendong Ryan Zhou untuk kembali ke kamarnya, Chris Zhou juga menggendong Maxi, dan kami pun naik ke lantai atas bersama.

Sesampainya kami di depan pintu kamar, belum aku bukakan pintu, dengan sedikit malu sambil menatap ke bawah, aku berkata dengan segan : “Chris Zhou, mungkin… Bisa kah kamu tidur di kamar sebelah?”

Chris Zhou terdiam.

Karena aku menundukkan kepalaku, aku tidak bisa melihat ekspresinya dengan jelas, juga tidak tahu apakah dia kesal atau tidak.

Apalagi aku yang sebagai istrinya telah menyuruhnya untuk tidur di kamar lain…

Aku membuka mulutku hendak mengatakan sesuatu untuk mencairkan suasana.

Tetapi aku mendengarnya berkata sambil tertawa : “Aku bisa tidur di kamar sebelah, tapi kamu harus membiarkanku membawa masuk Maxi dulu.”

Aku yang termenung seketika langsung tersadar, segera aku bukakan pintu untuknya.

Chris Zhou langsung berjalan menuju ke sisi tempat tidur dan merebahkan Maxi di atasnya lalu dengan pelan dia menutupinya dengan selimut.

Aku memandang gerakannya yang sangat pelan, dengan kepala tertunduk seperti itu, sangat lembut.

Tidak tahu kenapa, hatiku tiba-tiba terasa tegang, ada perasaan haru, juga ada perasaan bersalah, dan aku pun maju dan memeluk pinggangnya, dengan pelan aku mengatakan : “Chris, maafkan aku.”

Dia menggenggam tanganku yang merangkul di pinggangnya, berdiri dan kemudian berbalik menghadapku.

Aku sedikit menurunkan kelopak mataku, tidak menatapnya.

Dia mengangkat wajahku.

Dan pandangan kami pun bertemu.

Dia tersenyum lembut kepadaku, dengan pelan jari-jemarinya menyentuh wajahku dan dia berkata : “Cintaku, kenapa kamu meminta maaf?”

Aku membuka mulutku dan menyadari aku sama sekali tidak bisa menjelaskan kepadanya, apakah aku harus mengatakan kalau aku meminta maaf kepadanya karena merasa bersalah telah menyuruhnya untuk tidur di kamar sebelah?

Sesaat dia memperhatikanku, tiba-tiba mulutnya bergerak, mengatakan : “Apakah kamu tidak ingin aku tidur di kamar sebelah?”

Mataku terbelalak terkejut.

Dia… bisa menebak pikiranku dengan benar…

Aku melihatnya tersenyum, lalu dengan pelan dia mendekatiku dan memberikanku sebuah kecupan lembut di bibirku dan berkata : “Kamu sangat manis.”

Aku tidak tahu bagian mana dariku yang dia katakan manis, namun aku sangat senang dengan caranya merayuku seperti itu.

Dia mencium-ciumi aku, lalu tiba-tiba dia menggendongku dan membaringkanku di atas tempat tidur.

Dengan gugup aku menatapnya.

Dia juga membuka sepatunya dan naik ke atas tempat tidur.

Saat ini sekujur tubuhku menjadi kaku, apakah dia… berniat untuk tidur bersamaku?

Walaupun Maxi berada di sini, namun seingatku, ada satu kali juga di saat Maxi berada di dalam kamar, di malam itu dia tetap memadu cinta denganku dengan semangat…

Wajahku terasa sangat panas, aku tersipu malu menatapnya, dengan suara yang sedikit bergetar aku berkata : “Kamu… Kamu… Apakah kamu mau tidur di sini?”

Kemungkinan Chris Zhou tergoda dengan reaksiku, senyumannya semakin menjadi-jadi.

Dia tidak berbicara dan hanya mendekapku di dalam pelukannya, lalu dia menyingkapkan selimut dan kemudian menutupi tubuh kami berdua.

Aku bersandar di atas dadanya yang kuat, mencium aroma badannya yang tidak asing bagiku, membuatku semakin gugup.

Di saat dia masih memegang kepalaku yang berada di atas dadanya, dia berkata dengan perlahan : “Iya, aku tidur di sini.”

Aku membisu seketika, dan detakan jantungku semakin cepat.

Namun berdekatan dengannya seperti ini, aku tidak merasakan sedikit pun rasa tidak nyaman, walaupun dia telah kehilangan ingatannya, tapi sepertinya tubuh kami masih bisa saling mengingat satu sama lain.

Perasaan ini terasa tidak asing, bahkan terasa sedikit terikat.

Karena pelukannya hanya untuk aku seorang, aku dari dulu sangat senang bersandar di dalam pelukannya, terutama pada malam hari, di saat dia sedang membaca dokumen, aku akan menyelinap ke dalam dekapannya dan ikut membaca dokumen, ataupun memainkan telepon genggamku.

Setelah aku pikir-pikir, sebenarnya dia tidur di sini juga tidak apa-apa, asalkan tidak berbuat hal lain…

Di saat aku sedang berangan-angan, tiba-tiba terdengar Chris Zhou berkata dengan pelan : “Tunggu kamu sudah terlelap, baru aku akan pergi.”

Jadi, apakah kejadian barusan itu dia sengaja menggodaku?

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu