My Superhero - Bab 126 Dia Sudah Punya Pacar……(2)

Sudah dua hari tinggal di hotel, aku dan dia cukup puas memadu kasih, suasana hatinya selalu bagus, hanya saja hari ini saat kami tanpa sengaja melihat Janice di pintu masuk hotel bersama seorang laki-laki, suasana hatinya nampak berubah.

Jadi, jika suasana hatinya tidak bagus, pasti ada hubungannya dengan Janice.

Aku diam-diam mengawasinya, seluruh tubuhnya terlihat sedikit murung.

Setelah sampai di kamar, dia membawaku ke atas kasur, dengan pelan berkata: “Kamu pasti sangat lelah, istirahat yang cukup ya. Aku mau pergi keluar sebentar, malam hari pasti sudah pulang. Aku sudah menyuruh Bibi Elena menyiapkan makanan kesukaanmu, supaya kamu bisa langsung makan saat bangun tidur.”

Dia begitu perhatian, tetapi aku malah merasa sangat sedih.

Awalnya dua hari bersama dia, hatiku terasa sangat bahagia, tetapi dia tidak menyukaiku, sehingga aku tidak sepenuhnya bahagia, hanya selangkah lagi untuk membuatnya berubah, pasti aku akan berhasil mengubahnya.

Aku berusaha mengontrol suasana hatiku, tidak memperlihatkan wajah yang murung, menuruti perintahnya berbaring di atas kasur.

Dia menemaniku, seperti menunggu tertidur lalu baru pergi.

Aku hanya bernapas pelan, berpura-pura tertidur.

Tak lama kemudian, aku mendengar suara kakinya berjalan keluar; selang beberapa menit, terdengar suara mobil di halaman rumah.

Aku buru-buru melihat ke balkon, melihat dia menyetir mobil berwarna hitam kesukaannya, kebetulan keluar dari halaman rumah.

…………Dia sudah pergi.

Hatiku sangat sedih melihat mobilnya yang semakin menjauh.

Meskipun aku berprasangka dia harus pergi mengurus masalah kantor, tetapi aku tidak bisa mencegahnya dan aku berpikir, dia bukankah karena suasana hatinya sedang tidak bagus, lalu menghindar pergi menenangkan diri? atau dia pergi mencari Janice ke kota Anhui?

Aku tidak bisa mengontrol pikiran burukku, duduk melamun di atas kasur, bagaimana mungkin bisa tidur.

Saat sedang sedih, terdengar suara ketukan pintu dari luar.

Aku sedikit terkejut, berlari membuka pintu, ternyata Ryan.

Dia langsung memelukku, mencium pipiku, dengan halus memanggilku bibi.

Kesedihan di hatiku seketika hilang dibuatnya tersenyum, terlebih sudah beberapa hari dia pulang ke rumah ayahnya, aku tidak tega kepadanya, sehingga aku harus menyingkirkan rasa sedihku, dengan sepenuh hati menemani dia bermain.

Sesorean bermain bersama Ryan, suasana hatiku menjadi lebih baik.

Makan malam didalam kamar, karena ada larangan melakukan sesuatu setelah aborsi, meskipun tidak turun ikut makan bersama, Kakek Zhou dan yang lainnya juga tidak menyalahkannya.

Bibi Elena memasak banyak jenis masakan untukku, bahkan ada dua masakan yang sangat pedas.

Beberapa waktu lalu demi membuat Bibi Zhou percaya kalau aku keguguran, aku terus menerus meminum sayur sup, semua masakan pun terasa hambar, aku sangat ingin makan masakan yang pedas, hari ini Bibi Elena ternyata memasak masakan yang pedas, aku sangat bahagia.

Ryan tidak boleh makan pedas, tetapi dia ikut makan masakan ayam pedas yang aku makan, hingga dibuat nangis karna kepedasan, sangat menggemaskan.

wajahnya sedikit mirip dengan Chris, aku melihat Chris kepedasan, didalam hatiku tidak bisa menahan ketawa.

Malam harinya Ryan pergi ke kamar Kakek Chris, aku menunggu Chris pulang.

Sesorean sampai malam hari, Bibi Zhou dan Weny tidak mencari keributan, aku sangat bahagia.

Sayangnya Chris masih belum pulang.

Aku tidak tahan, lalu mengirimkan pesan singkat kepada Chris, menanyakan kapan dia pulang.

Sekitar setengah jam kemudian, dia membalas pesannya, menyuruhku segera tidur, dia larut malam baru pulang.

Aku sedikit kecewa, ingin menanyakan apa yang sedang dia lakukan, tetapi sejak aku dan dia bersama, dia tidak pernah memberitahuku tentang keberadaannya, aku berpikir beberapa kali untuk membalas pesannya dan masih belum membalas pesannya lagi.

Akhirnya aku tidur sendiri.

Aku mengira akan tidak bisa tidur, tetapi mungkin karena hari ini naik pesawat dan terlalu lelah, apalagi menemani Ryan bermain seharian, aku dengan cepat langsung tertidur.

Tidurku tidak nyenyak, aku rasa Chris sudah pulang.

Dia menindih badanku, melepas baju tidurku, pertanda bagus untuk memenangkan hatinya.

Aku terbangun, mencium bau bir di sekujur tubuhnya.

Dia pasti mabuk, gerakannya sangat liar, tidak seperti dulu yang lembut dan terkontrol.

Aku sedikit kesakitan dibuatnya, tidak sanggup menahan memanggilnya: “Chris, kamu keluar dulu, kamu minum bir ya……………”

Chris sepertinya mendengar suaraku, berhenti sejenak, lalu kembali bergerak.

Dia terlihat sangat terpukul, bicara dengan suara serak: “Dia sudah punya pacar…..”

Intonasinya sangat rendah dan mendalam.

Aku tidak pernah suaranya yang begitu putus asa.

Entah kenapa, aku langsung teringat Janice dengan lelaki itu, tidak bisa dibayangkan, apa mungkin dia sedih karena Janice?

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu