My Superhero - Bab 833 Bawa Orang Itu Kemari

Anin berjalan menghampiriku, dia melapor dengan suara pelan: “Sudah melakukan interogasi terhadap perawat bernama Stella dan Yuli itu, pengakuan mereka semuanya hampir sama.”

Aku menganggukkan kepala.

Kelihatannya dugaanku tidak salah, 2 orang perawat ini tidak berbohong.

Aku berkata: “Sebentar lagi kakak pertama dan paman Chris akan datang kemari, tunggu sampai mereka tiba, baru kita lanjutkan lagi.”

Anin pun menjawab ‘iya’.

Tidak selang berapa lama kemudian, Chris Zhou dan kakak Zhou pertama pun tiba.

Aku dan kakak ipar pertama pun berdiri.

Kakak Zhou pertama sudah berjalan melangkahkan kaki dengan cepat ke hadapan kakak ipar pertama, lalu memeluk kakak ipar pertama kedalam pelukannya, berkata: “Fancy, kamu baik-baik saja kan?”

Kakak ipar pertama berkata dengan suara pelan: “Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir.”

Chris Zhou pun berjalan mendekat, mendekap bahuku, berkata kepada kakak Zhou pertama: “Kamu ajak kakak ipar pertama istirahat di kamar sebelah ya, disini ada aku dan Viona.”

Kakak Zhou pertama menganggukkan kepala, dia langsung berjalan ke luar sambil memeluk kakak ipar pertama.

Mereka berjalan keluar dari kamar, aku masih bisa mendengar suara kakak ipar pertama yang protes dengan rasa malu, menyuruh kakak Zhou pertama melepaskannya.

Aku sontak tersenyum.

Hal yang perlu diketahui adalah kakak Zhou pertama adalah orang yang sangat introvert, juga memiliki batasan, ini adalah pertama kalinya dia berjalan sambil memeluk kakak ipar pertama di hadapan banyak orang.

Sepertinya benar-benar sangat dikejutkan, sangat mengkhawatirkan kakak ipar pertama.

Chris Zhou mengelus wajahku, berkata: “Viona, apakah kamu juga merasa dikejutkan?”

Aku kembali sadarkan diri, melihat ke arah dia, lalu berpapasan dengan matanya yang tajam.

Matanya sangat tajam, didalamnya dipenuhi dengan rasa khawatir.

Aku merasa terharu sambil mengelus telapak tangannya, berkata: “Sedikit, tetapi aku sangat cepat langsung menenangkan diri, bahkan aku bisa membujuk 2 perawat itu untuk melepaskan kakak ipar.” Aku diam sejenak, demi agar membuat dia merasa tenang, aku sengaja berkata dengan santai, “Menurutmu, kecerdasanku menolong kakak ipar ini, bukankah aku sangat hebat?”

Chris Zhou tersenyum sambil mencolek hidungku, berkata dengan sangat menghargaiku: “Iya, sangat hebat.”

Aku menjadi merasa sungkan oleh senyumannya.

Dia menciumi keningku, berkata: “Apakah sudah menginterogasi 2 orang itu?”

Aku menggelengkan kepala.

Dia pun menggenggam tanganku, berkata: “Kalau begitu kita sebaiknya menginterogasi mereka terlebih dahulu, barulah kita bicarakan lagi.”

Aku tentu saja tidak memiliki pendapat lain.

Dia berbisik di telingaku, berkata: “2 orang ini sudah dibujuk olehmu, mereka terlihat sedikit percaya padamu, kali ini kamu saja yang menginterogasi mereka, ok?”

Aku termangu.

Dia melihatku, lalu melontarkan senyuman yang penuh dukungan.

Aku ragu sejenak, tetapi aku tidak menolak.

Saat 2 perawat itu melihat Chris Zhou, sebenarnya ekspresi wajah mereka terlihat sangat ketakutan.

Mereka adalah seorang perempuan, sepertinya mereka lebih percaya padaku.

Lalu aku berjalan hingga ke hadapan mereka, berusaha sekuat tenaga menggunakan suara yang sangat lembut, berkata: “Kalian ceritakan secara detail kondisinya ya.”

2 orang itu ketakutan melihat Chris Zhou, pada akhirnya mereka pun menceritakan awal mula dari masalah ini.

Ternyata 1 minggu sebelumnya, mereka menerima foto orang tua mereka sendiri sedang dikekang dengan tali, pelaku tersebut mengancam mereka, menyuruh mereka menyuapkan obat untuk ibu Zhou di pesta pernikahan hari ini.

Aku dan Chris Zhou saling berpandangan mata, dari dalam mata lawan bicaranya ini menyiratkan rasa terkejut.

Bisa dikatakan bahwa dimulai sejak beberapa hari ini, memang ada orang yang ingin mengendalikan ibu Zhou.

Kalau begitu apakah ibu Zhou hari ini tiba-tiba kambuh itu karena disuapi obat?

Aku segera mengungkapkan hal ini, bertanya: “Ibu mertuaku kambuh di saat pesta, apakah itu karena kalian memberikan obat padanya?”

Saat mendengar pertanyaanku, mereka berdua tidak mengaku.

Salah satu diantara mereka menjelaskan: “Kami setengah jam lalu baru menerima perintah untuk membangunkan nyonya dan memberikannya obat.”

Aku mengingat kembali sejenak, hari ini sejak berangkat dari villa hingga tiba di hotel, aku dan Chris Zhou selalu mengikuti ibu Zhou, beberapa perawat ini sebenarnya tidak memiliki kesempatan untuk mendekatinya.

Beralih membahas hal lain, ibu Zhou kambuh saat pesta, mungkin itu ada kaitannya dengan teman seperjuangan kakak Zhou kedua.

Kalau begitu, pelaku yang memberikan perintah di balik beberapa perawat ini, apakah mungkin itu adalah dia?

Chris Zhou sepertinya memikirkan hal ini juga, dia memerintahkan Anin yang berada di sampingnya, berkata: “Bawa orang itu kemari, segera interogasi dia.”

Anin menjawab ‘iya’ sembari pergi.

Aku kembali bertanya pada 2 perawat yang ada di hadapanku: “Bagaimana cara orang itu menghubungi kalian?”

2 orang itu tiba-tiba terdiam, tidak mengatakan apapun.

Aku mengerutkan alis.

Mereka sudah mengaku bahwa dirinya diancam, kenapa saat ini malah tidak menjawab?

Aku menduga sambil berkata: “Apa mungkin orang itu mengawasi di sekitar kalian?”

Mereka merasa heran dan terkejut sambil melihatku, sepertinya mereka terkejut kenapa dugaanku ini benar.

Aku membelalakkan mata.

Apa mungkin dugaanku ini benar, pelaku yang memberikan perintah pada mereka ini benar-benar berada di sekitar sini?

Chris Zhou segera memanggil pengawal, menyuruh mereka menyelidikinya.

Pada akhirnya salah satu perawat diantara mereka ini ketakutan sambil memohon, berkata: “Tuan, aku mohon padamu, jangan melakukan penyelidikan.............aku takut jika diketahui oleh orang itu, keluarga kami akan mendapat bahaya.”

Chris Zhou berkata: “Kalian tenang saja, aku akan menyuruh orang untuk menolong keluarga kalian.”

2 orang itu masih tetap menggelengkan kepala, berkata: “Tetapi kami bahkan tidak tahu keluarga kami dikurung dimana...........kami juga belum pernah bertemu dengan orang itu.........”

Aku terkejut sambil berkata: “Kalian bahkan belum pernah bertemu dengan orang itu?”

2 orang itu menganggukkan kepala.

Aku sontak mengangkat alis, masalah ini berubah menjadi semakin rumit, tidak disangka ternyata orang itu bahkan tidak menampakkan wujudnya.

“Kalau begitu, orang itu sebenarnya bagaimana bisa menghubungi kalian?” aku bertanya sekali lagi, lalu menambahkan, “Kalian sebaiknya mengakuinya dengan jujur, jika tidak, kami juga tidak bisa menolong orang tua kalian.”

Kali ini, setelah 2 orang ini terdiam beberapa saat, pada akhirnya mereka pun mengaku: “Orang itu mengirim pesan untuk mengajari kami bagaimana cara melakukannya...........mengenai obat itu, kami sebelumnya sudah mempersiapkannya dengan baik.”

Mereka menyerahkan handphone-nya sendiri, lalu menjelaskan: “Awalnya orang itu menyuruh kami untuk menghapus pesan ini, tetapi kami memikirkan takutnya ada kemungkinan jika masalah ini akan berubah.........jadi sebaiknya menyimpan pesan ini.”

Aku mengerti maksud mereka.

Mereka sepertinya takut masalah ini akan gagal hingga membuat mereka ditangkap oleh keluarga Zhou, jadi menyimpan bukti demi memperlihatkannya kepada kami.

Aku menerima handphone mereka, lalu setelah melihat pesan ini bersama Chris Zhou, aku menyadari bahwa pelaku di balik semua ini ternyata sangat memahami keadaan pesta, dia juga tahu jika ibu Zhou kambuh saat berada di pesta, juga tahu ibu Zhou diantar ke satu set ruangan di lantai atas, bahkan dia juga tahu ibu Zhou disuntik obat penenang hingga tertidur dan tidak sadarkan diri.

Hal ini memang sangat menakutkan, seolah semua urusan kami ini semuanya berada di bawah pengawasan orang itu.

Aku langsung merasakan, kemudian mengamati lingkungan sekitar.

Sekitar hotel ini semuanya adalah gedung paling tinggi, di hadapan gedung ini adalah hamparan langit luas, meskipun ada orang yang menggunakan teleskop untuk melihat ke arah sini, pasti juga tidak akan bisa kelihatan.

Mungkin..............orang itu sebelumnya sudah menyiapkan untuk memasang kamera CCTV didalam hotel?

Aku melihat ke arah Chris Zhou.

Dia terlihat mengerti kekhawatiranku, dia pun mengelus jari tanganku, berkata: “Tidak usah takut, biarpun ada orang yang mengawasi kita, dia juga tidak akan berani menampakkan diri dan berkelahi dengan kami.”

Hal ini benar juga.

Melihat keluarga Zhou saat ini, tidak ada yang berani melakukan hal itu.

2 perawat ini sudah menceritakan dasar dari hal yang diketahuinya, mereka belum pernah bertemu dengan pelaku itu, mereka juga tidak banyak mengirim pesan untuknya.

Chris Zhou menyuruh pengawal untuk membawa mereka.

2 orang itu mengira bahwa Chris Zhou akan menghukum mereka, mereka sangat dikejutkan hingga menyusutkan bahu, lalu memohon: “Aku mohon pada kalian, lepaskan kami............kami juga sangat terpaksa.”

Aku berkata: “Tenang saja, aku sudah menyanggupi untuk tidak menindaklanjuti tanggungjawab kalian, aku akan menepati janjiku.”

Mereka sebenarnya juga memberikan obat pada ibu Zhou karena diancam, mereka juga mengekang kakak ipar pertama karena perawat lain yang bernama Stella dan Yuli itu ditangkap.

Kesimpulannya adalah mereka bahkan tidak menyebabkan bahaya yang nyata, aku tentu saja tidak akan melakukan hal yang bertentangan dengan tindakan mereka.

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu