My Superhero - Bab 162 Kamu Baru Saja Sangat Bersinar Di Atas Panggung (2)

Tetapi ketika saya memikirkan Kakak Kelas Wei dan mereka lebih tua dari pada saya, dan juga memiliki lebih banyak pengalaman dibandingkan saya, semua itu membuat saya ragu dan memutuskan untuk mundur.

Saya mendengar perkataan Guru Tang, lalu dia menepuk-nepuk pundak saya dan berkata: “Gagasan awal dari penelitian ini merupakan kamu yang mengusulkan. Karena alasan inilah, kamu memiliki hak untuk mewakilkan grup Huaxia berpidato. Mengenai teks pidato kamu masih memiliki waktu selamah satu minggu, kamu bisa menulisnya secara pelahan, jika kamu ingin mencari bahan, kamu bisa datang mencariku.”

Saya tidak menyangka Guru Tang menilaiku begitu tinggi, saya merasa tidak enak untuk menolak, dan degan serius menerimanya.

Semua hal telah di tentukan, di karenakan itu untuk satu minggu ke depan, saya harus menaruh perhatian penuh pada tugas ini.

Namun saya tidak akan lupa untuk merawat Chris, setiap hari harus membuatkan sup, dan menemaninya berjalan.

Setiap hari terlewatkan dengan berharga.

Yang membuatku semakin gembira adalah kesehatan tubuh Chris sudah semakin baik, setelah melewati sepuluh hari masa pemulihan, sekarang sudah dapat bergerak seperti semula. Dan lagi jika dilihat dari penampilan luarnya, dia sudah tidak terlihat sebagai penderita luka, Wajahnya sudah berubah menjadi warna merah cerah.

Sewaktu-waktu dia sudah menyelesaikan pekerjaannya, dan dia masih bisa membantu saya membaca bahan informasi.

Waktu itu saya mau memeriksa satu buah buku, seketika terdengar ditelingaku: “Di pusat kota ada satu perpustakaan besar, semua buku disana sangatlah lengkap. Semua buku referensi yang kamu butuhkan saya telah menyuruh Anin membelinya.”

Saya membelalakkan mataku, sungguh tidak dapat dipercaya.

Dari awal dia sudah tahu apa saja yang saya butuhkan, dan menyiapkannya untukku,seolah-olah semua berada dalam genggaman tangannya.

Semua ini benar-benar kejutan bagiku, dan itu sungguh-sungguh membuatku merasakan bahagia.

Tujuh hari kemudian, akhirnya sampai pada hari saya akan berpidato.

Sebelumnya saya secara diam-diam berlatih dahulu, walaupun terasa sedikit gugup, tetapi persiapanku telah matang.

Yang duduk di bawah panggung adalah para cendekiawan dan pakar dari berbagai negara, Saya tersenyum dengan sopan terhadap semua orang, membuka pidato dengan nada yang santai, dan dengan tidak bersikap merendahkan diri.

Seiring dengan berjalannya waktu, saya perlahan-lahan merasa relax, lalu menunjukan satu persatu apa yang telah saya persiapkan kepada semua orang.

Saya melihat di wajah Guru Tang membawa senyuman, dan sesekali mengangguk ke arah saya.

Kakak kelas Wei juga mengacungkan jempol ke arahku, dan tepuk tangan dari semua orang tidak terlihat seperti acuh tak acuh..

Secara diam-diam saya menghembuskan nafas lega.

Pada saat semua berakhir, terdengar suara tepuk tangan terus-menerus tiada hentinya.

Ternyata hasilnya lumayan, hatiku terasa puas.

Hanya waktu saya turun dari panggung, tiba-tiba saya melihat Chris berdiri di pintu masuk, dia mengikuti semua orang memberikanku tepuk tangan, membuatku terkejut dan hampir saja membuat kakiku salah melangkah.

Ternyata dia berada di sana... Kapan dia datang?!

Selang beberapa kerumunan orang, dia melemparkan senyuman ke arahku, tidak tahu tatapan matanya begitu hangat dan tidak dapat dipisahkan.

Saya tidak dapat menahan untuk dapat bertatapan mata dengannya, seolah-olah disekitar saya tidak ada orang lagi, terasa seluruh dunia ini hanya tersisa saya dan dia seorang.

Dengan bersusah payah saya menahan keinginan itu, makanya saya tidak berlari ke arahnya.

Dengan cepat semua orang mengelilingiku, Guru Tang memuji saya karena saya melakukan pekerjaan ini dengan baik. Kakak kelas Wei memberikan saya tepukan lima jari di telapak tangan saya. Bahkan pada awalnya beberapa gadis tersebut memiliki komplain terhadap saya, mereka juga memberikan saya ucapan selamat.

Bahkan saya seperti dikelilingi oleh tepuk tangan dan pujian.

Tetapi pada saat ini, saya tidak dapat menahan diri untuk melihat ke arah pintu.

Chris masih berdiri disana.

Tatapan matanya masih terus mengikuti gerak tubuhku, tatapan ini menciptakan perasaan yang tidak biasa di dalam hati saya.

Sepertinya mulai dari sekarang dan untuk seterusnya saya juga dapat membuat tatapan matanya jatuh ke arah tubuhku, tidak lagi hanya saya seorang yang mengejarnya dengan bersusah payah.

Demi memberikan saya sebuah ucapan selamat, Guru Tang menyewa tempat di sebuah restoran cina tepatnya di lantai atas, mentraktir semua orang untuk makan bersama.

Semua orang bersorak yey.

Dan akhirnya Chris berjalan kemari.

Saya sekilas melihat bayangannya, seketika jantung saya berdetak seperti gendang.

Dia berhenti di hadapan saya, tersenyum lalu meraih tanganku, dan menyapa Guru Tang.

Guru Tang dengan ramah mengundangnya untuk makan bersama, tanpa ragu dia langsung menerimanya.

Setelah itu semua orang naik ke atas lift, secara alami saya dan Chris berjalan bersama.

Saya melihat beberapa gadis itu dengan penasaran menilai Chris, bahkan ada beberapa orang yang sengaja mendekatinya.

Memang benar dia adalah Chris, walaupun saya sudah bertunangan dengannya, masih saja ada beberapa wanita yang memperebutkannya, dan tidak dapat menolak pesonanya.

Untung saja... orang ini menyatakan cinta kepadaku... Dia mengatakan bahwa dia menyukaiku...

Memikirkan hal ini saja, membuat sukacita tersembunyi di dalam hati saya.

Sepertinya semua orang mengidamkan orang sepertinya, tetapi saya yang telah mendapatkannya.

Saat makan, Chris duduk di sebelah Guru Tang, saya duduk setelah tempat duduk Chris. Semua orang merayakan keberhasilan pidato kali ini, beberapa orang mengambil kesempatan untuk minum anggur bersama Chris. Tetapi dia terluka, bagaimana bisa saya membiarkan dia minum, jadi saya membuat alasan untuk menolaknya.

Semua orang tertawa karena saya memperlakukan Chris terlalu ketat.

Bahkan ada beberapa gadis dengan sengaja mengatakan bahwa suami pergi keluar mencari wanita lain, di karenakan istri mereka terlalu ketat.

Saya tidak tahu harus menangis ataupun tertawa, tetapi saya tidak ada maksud untuk berdebat dengannya.

Dia hanya cemburu terhadapku, yang pasti saya telah menjadi tunangannya Chris, apa lagi yang perlu saya debatkan.

Chris bahkan tidak memandang mereka, dia terus fokus mengambilkan sayur untukku.

Setelah semua tamu telah meminum anggur, ruangan ini terasa lebih hidup, lebih ramai.

Mungkin karena Chris memberikan setiap orang perasaan yang dingin, jadi tidak ada orang yang berani berbicara dengannya.

Kami hanya duduk di sudut ruangan dan berbicara secara berbisik-bisik.

Chris mensuapiku sayur, dan berkata: “Sayang, apakah kamu tahu? Kamu baru saja sangat bersinar di atas panggung.”

Mukaku terasa sedikit panas, dan saya berkata: “……Benarkah?”

Dia mengatakan iya, dengan ujung jarinya dia mengelus-elus hidungku, berkata: “Saya merasa kamu sangat cocok sebagai peneliti ilmiah.”

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu