My Superhero - Bab 415 Urusan Dia Adalah Urusanku Juga (2)

Apa mungkin Keluarga Zhou sudah menemukan siapa pelaku di balik ini yang menyakitiku?

Aku hanya bisa menduga kalau ini adalah kelakuan dari Christian Sheng, tetapi Christian Sheng pasti tidak akan bisa melihat kekuatan dalam negeri, pastinya ada seseorang yang bersekongkol dengannya untuk menyakitiku.

Siapa lagi kalau bukan dia?

Video yang diperlihatkan oleh wakil ketua Zhong kepadaku, sebenarnya aku tidak percaya.

Tetapi mereka mengingatkan aku, Chris Zhou mungkin benar-benar memiliki keterkaitan atas meninggalnya ibuku...........

Dan mungkin karena masalah sebelumnya yang datang bertubi-tubi diantara aku dan Chris Zhou, jadi barulah aku memutuskan untuk menjauhinya, aku sudah dibuat terkejut olehnya, aku tidak ingin memiliki hubungan dengannya lagi.

Lalu bagaimana dengan Erick, apa dia juga tahu pelaku di balik masalah ini?

Tatapan mata Erick sangat tajam, berkata: “Aku menampakkan diri untuk menolong Viona keluar, sudah bisa diartikan kalau aku tidak takut terlibat.”

Aku termangu, didalam hatiku muncul perasaan yang aneh.

Perkataannya ini sangat membuat orang terharu, tetapi saat itu juga dia memberiku beban yang sangat besar, aku takut tidak bisa membalas kebaikannya.

Chris Zhou sepertinya mengerti maksud hatiku, dia melihatku sekilas, berkata: “Kebaikan ketua Erick, pasti akan aku balas.”

Aku membuka mulut, ragu sejenak, lalu kembali menutup mulut.

Chris Zhou membantuku membalas kebaikannya, aku menyadari bahwa diriku sendiri ternyata tidak bisa menolaknya.

Karena jika dibandingkan berhutang budi pada Erick, aku lebih memilih berhutang budi pada Chris Zhou........apalagi aku sudah berhutang budi terlalu banyak padanya, aku juga tidak peduli jika hutang budiku semakin bertambah.............

Erick berkata: “Aku melakukan ini bukan demi Keluarga Zhou...............”

Chris Zhou memotong pembicaraannya, berkata: “Viona adalah ibu dari anakku, urusan dia adalah urusanku juga.”

Alis Erick sedikit mengkerut, dia tidak mengatakan apapun.

Chris Zhou tidak menghiraukan dia lagi, dan duduk di tepi kasur, dia menggenggam tanganku dengan lembut, berkata: “Viona, kamu membenciku, aku bisa memakluminya, tetapi sekarang dalam keadaan seperti ini, aku benar-benar tidak bisa membiarkan kamu pergi, kamu lebih baik menenangkan diri untuk tinggal disini, ok?”

Aku tahu perkataannya itu benar, aku tinggal di sisinya adalah yang terbaik, sekalinya aku pergi, Christian Sheng kemungkinan besar akan menyulitkanku.

Tetapi apakah aku harus tetap tinggal disini?

Pikiranku sangat kacau.

Chris Zhou tiba-tiba mengulurkan tangan dan memelukku, dia berkata dengan suara yang parau: “Maxi masih membutuhkanmu, kamu harus segera pulih, mengerti kan?”

Aku teringat Maxi, tiba-tiba aku gemetar.

Benar, demi anakku, aku harus segera pulih.

Chris Zhou mencium keningku, suaranya lembut: “Pintar.”

Aku merasa diriku terlalu dekat dengannya, aku segera mendorong dia.

Dia malah memelukku semakin erat, selang beberapa saat kemudian, dia berkata: “Kamu istirahat dengan baik, aku dan ketua Erick pergi keluar untuk membahas sedikit masalah.”

Aku menundukkan kepala, tidak bicara apapun.

Erick mungkin tahu kalau aku tidak akan ikut dengannya, dia terdiam sejenak, lalu berkata: “Viona, kamu bisa mencariku kapanpun.”

Aku menggumam, lalu berkata: “.............terima kasih.”

Kemudian mereka pergi keluar.

Chris Zhou sepertinya khawatir kalau aku tidak bisa berpikir jernih, dia menyuruh seorang perawat untuk menemaniku didalam ruangan.

Aku sebenarnya sudah sedikit tenang, setidaknya didalam hatiku mengerti, hanya saja aku sedikit menolak berinteraksi dengan dunia luar.

Suasana didalam ruangan sangat sunyi, aku berbaring di atas kasur sambil melamun, pikiranku kacau, sesaat aku teringat foto Chris Zhou dan ibuku diatas loteng, sesaat aku teringat beberapa orang yang ada didalam ruang interogasi itu memaksaku mengakui gambaran itu..........

Entah sudah selang berapa lama, Chris Zhou pun sudah kembali masuk ke ruangan.

Aku mendengar suara langkah kakinya, aku segera menutupi kepalaku dengan selimut.

Dia berjalan sampai tepi kasur, beberapa saat kemudian, dia ternyata membuka selimutku.

Aku sangat terkejut.

Dia sudah mengulurkan tangan memelukku, seluruh tubuhku masuk kedalam lekukan lengannya yang kekar.

Dadanya yang lebar terasa hangat, seperti pelindung yang paling bisa diandalkan.

Aku begitu sangat merindukan aroma wangi tubuhnya, tetapi aku tidak boleh tergoda, aku perlahan-lahan memberontak.

Lengannya malah memeluk erat tubuhku, dia mencium wajahku, berkata dengan suara pelan: “Maaf, Viona, kali ini aku membuatmu sakit lagi.”

Aku memasukkan kepalaku kedalam pelukannya, tidak bicara apapun.

Sebenarnya asalkan bukan dia yang menyakitiku, maka masalah ini pun sebenarnya tidak ada hubungannya dengan dia.

Dia menghentakkan suara pelan, berkata: “Aku akan merasa tenang kalau kamu ada di sisiku.”

Aku terkejut, langsung menengadahkan kepala, berkata: “Kita......kita sudah setuju untuk bercerai............”

Ujung jarinya yang panjang itu perlahan-lahan menyentuh wajahku, berkata: “Tetapi kita masih belum menandatangani persetujuan itu.”

Aku membelalakkan mata.

Apa dia menyesal?

Mendengar dia berkata: “Surat persetujuan sudah dibuat, tetapi kamu sekarang dalam keadaan seperti ini, menandatangani surat persetujuan pun tidak ada gunanya, jadi lebih baik menunggu kamu pulih terlebih dahulu.”

Aku mengerutkan alis, merasa ada sesuatu yang mengganjal, tapi aku tidak bisa mengatakannya.

Dia mengangkat wajahku, menatapku, berkata: “Jika kamu ingin menandatangani persetujuan itu secepatnya, maka kamu harus segera pulih.”

Aku tidak berpandangan mata dengannya, dan aku tidak melihat ke arah dia.

Apa dia melakukan ini agar membuatku bersemangat menerima pengobatan dari dokter psikolog?

Tetapi jika aku diinterogasi oleh dokter psikolog hingga mengatakan rahasiaku, maka aku akan semakin tidak berani berhadapan dengannya.

Aku berpura-pura tidak mendengar perkataannya, aku menundukkan kepala dan tidak bicara.

Dia sepertinya menghentakkan suara pelan, tidak memaksaku lagi.

Aku menggigit sudut bibir, aku tahu diriku tidak bisa lepas dari pelukannya, tetapi dipeluk dia seperti ini, aku merasa diriku sebentar lagi akan tenggelam kedalam bujukannya, seketika itu juga seluruh tubuhku mulai terasa tidak bebas.

Sepertinya Chris Zhou tidak berencana untuk pergi, dia terus memelukku, dia menepuk punggungku dengan pelan.

Dia selalu bersikap keterlaluan seperti ini, membuatku tidak bisa melepaskan diri, tapi aku menyukainya, dan tidak ada pilihan lain...........

Mungkin karena gerakan dia sangat lembut, atau mungkin karena aroma wangi tubuhnya membuatku merasa tenang, ototku yang kejang pun perlahan-lahan rileks, kemudian aku tanpa sadar tertidur di pelukannya.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu