My Superhero - Bab 62 Biarkan Dia Juga Merasakan Efek Di Suntik Obat (1)

Saya melihatnya diam-diam dalam waktu yang lama.

Chris menutup telepon, melihat ke belakang, matanya tertuju padaku.

Kami saling bertatap mata.

Aku tersenyum padanya dan perlahan mendekat.

Ketika aku berhenti didepannya, aku sudah menurunkan segala emosiku.

Aku berbicara pelan: Paman Chris, aku sepertinya tidak melihat Grace.

Chris menatapku beberapa detik, mengatakan: Apa yang terjadi padamu?

Aku meliriknya, aku tidak ingin dia tahu perasaanku saat ini.

Tetapi tentu saja aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, aku menggelengkan kepala dan berkata: tidak ada apa-apa, aku hanya kangen kakek.

Chris menatapku dalam-dalam dan berkata: Grace tahu bahwa William sudah ditangkap olehku dan ia kembali ke kota asalnya.

Aku terpana.

Dia pergi cukup cepat ...

Chris berkata: Kamu belum memberi tahuku, kamu ingin dia diberi pelajaran apa.

Aku tidak benar-benar memikirkannya, dan berkata: Tunggu dia melahirkan dulu ...

Bagaimanapun, aku tidak akan melepaskan Grace, dia bukan orang baik dan dia tidak layak diampuni.

Chris tiba-tiba berkata: Bawa aku untuk melihat kamarmu.

Aku memandangnya dengan aneh.

Dia meraih tanganku dan sedikit tersenyum: Aku datang kesini untuk pertama kalinya dan ingin melihat di mana kamu tinggal sejak kecil.

Aku melihat ke bawah dan melihat tangan kami yang saling berpegangan, dan hatiku tidak bisa menahan rasa sakit.

Karena dia sudah memiliki seseorang yang disukainya, mengapa dia harus datang dan mengusikku lagi?

Pada saat ini, dia sepertinya sangat berhati-hati, siapa yang dapat melihat bahwa dia sebenarnya hanya membohongi saya.

Aku menurunkan mataku dan membawanya ke lantai dua.

Kamarku ditata ulang oleh Grace, dan banyak barang yang telah dibuang. Aku tidak bisa melihat jejak ketika aku tinggal di sini.

Chris juga dapat menebak keseluruhan ceritaku, berkata: kamu ceritakan tentang kamarmu aku akan mendengarkan dengan baik.

Aku mengangguk dan mulai bercerita: Pada tahun itu kamar ini didekorasi sendiri oleh kakekku...

Wallpaper berwarna merah muda, furnitur bergaya putri Eropa, termasuk tirai juga berwarna merah muda, ada banyak boneka yang tersebar di setiap sudut ruangan, ada banyak komik di rak ...

Aku teringat sedikit, seolah-olah aku kembali ke tahun-tahun yang telah lalu.

Pada saat itu, kakekku masih hidup. selalu suka membelikanku berbagai gaun putri kerajaan. Dan mengajakku untuk membuat kerajinan tangan. Bunga-bunga merah kecil ketika aku belajar di taman kanak-kanak itu dipasang di dinding kamar ...

Banyak kenangan, pemandangan itu melintas di benak saya seperti kilasan cahaya.

Chris mendengarkan dengan tenang, dan tidak mengganggu pikiranku.

Aku berdiri di balkon dan menunjuk ke arah bawah dimana ada pohon jeruk yang akan berbuah. Berkata: Itu ketika aku berulang tahun yang ke empat tahun, kakekku menemaniku menanamnya. Katanya, ketika aku besar nanti, jeruknya bisa dimakan ...

Melihat dari jauh, pohon itu penuh dengan buah jeruk yang masih kecil, ketika musim gugur nanti pasti sudah matang dan bisa dimakan.

Chris melingkari pinggangku dari belakang dan mencium bagian belakang kepalaku dan berkata: Aku akan menemanimu kembali di musim gugur nanti.

Kalimat tersebut membuat hatiku sakit dan tidak nyaman, dan tiba-tiba menghilang.

Aku tahu bahwa aku seharusnya tidak tergoda olehnya. Jelas hanya akan membuat hatiku hancur berkeping-keping, tetapi aku masih jatuh ke dalam jaring tenunannya.

Aku menyandarkan wajahku di bahunya dengan pelan ia pun merespon.

Dengan seperti ini, kami melihat halaman dengan tenang.

Erick pun sampai ke atas untuk mencari kami.

Dengan cepat aku melepaskan diri dari lengan Chris.

Erick menatapku dan Chris, dan wajahnya sangat tenang dan berkata: Nona Viona, ini sudah berakhir. Tidak ada hasil lain lagi yang ditemukan, dan terima kasih atas bantuan Anda.

Aku dengan cepat melambaikan tangan.

Dia tersenyum kepadaku dan menoleh ke Chris, mengatakan: "Tuan Muda, kita bertemu lagi di kota Imperial."

Chris mengangguk.

Erick pun pamit untuk pulang.

Aku dan Chris mengantar mereka ke halaman rumah untuk pulang.

Sebelum naik mobil, Steven menatapku seperti ada maksud lain.

Aku tidak memperdulikannya.

Dia menoleh dan memegang pintu mobil dengan penuh amarah.

Saya: ...

Watak tersebut cukup sombong.

Aku tidak bisa menahan tawa.

Chris mencubit pinggangku dan berkata: Apa yang kamu tertawakan?

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu