My Superhero - Bab 861 William Meninggal Didalam Penjara

Cuaca kota kota Hualin ternyata sangat bagus, matahari yang sangat cerah, di tepi jalanan ditanami beberapa bunga, tercium semerbak bunga dan rerumputan di udara.

Usia Maxi saat ini baru 1 setengah tahun hampir mendekati 2 tahun, dia sudah bisa berjalan dan berbicara, juga memiliki rasa ingin tahu terhadap lingkungan sekitarnya.

Dia pertama kali datang ke kota kota Hualin, mungkin karena pemandangan di bagian selatan ini tidak terlalu sama, dia membelalakkan mata melihat ke luar jendela, terlihat sangat ingin tahu.

Aku tersenyum sambil mengelus kepalanya, memperkenalkan pemandangan di jalanan ini padanya.

Sebenarnya jika bisa menunggu dia lebih dewasa sedikit, membawa dia keliling dunia bersama mungkin akan lebih baik.

Tetapi hal ini tidak boleh diburu-buru, tunggu hingga daya ingatnya sudah bertumbuh, barulah aku dan Chris Zhou akan membawa dia pergi lagi.

Sejak awal hingga akhir aku merasa piknik adalah adalah sebuah kesempatan bagus untuk menambah wawasan dan pengalaman, tidak peduli itu lelaki ataupun wanita.

Sewaktu kecil kakek setiap tahun selalu membawaku berkeliling dunia, pokoknya aku merasa ini sangat berguna, setidaknya wawasanku terhadap dunia ini semakin luas.

Kami pun sudah kembali ke villa Chris Zhou.

Demi aku, Chris Zhou waktu itu menyuruh orang untuk menanam berbagai macam pohon buah.

Sekarang pohon persik dan pohon pir sudah berbunga, saat kami baru tiba di kamar, lalu berdiri di balkon, kami bisa melihat halaman belakang sudah dipenuhi dengan pohon persik merah dan pir putih.

Maxi pertama kali melihat bunga bermekaran, dia terlihat sangat gembira, dia berada di pelukan Chris Zhou sambil bertepuk tangan dengan perasaan yang sangat gembira: “Ayah, ayo lihat! Ayo lihat!”

Chris Zhou tersenyum sambil mencium wajahnya: “Baiklah.”

Sebenarnya di sepanjang perjalanan ini, kami bahkan tidak meminum satu tetes air sedikitpun, aku awalnya ingin menyuruh ayah dan anak berdua ini untuk istirahat.

Tetapi melihat Maxi begitu senang, dan Chris Zhou juga menurutinya, aku pun tidak menghalanginya.

Kami bertiga pun berjalan menuju ke halaman belakang.

Villa ini memiliki pintu dan halaman masing-masing, areanya sangat luas, halaman depan terdapat jembatan yang di bawahnya dialiri kolam kecil dan pavilion, juga ada sebuah aliran kolam kecil, bisa berjalan santai dan istirahat.

Dan saat memasuki halaman belakang, seolah berjalan di hutan buah lebat yang ujungnya tidak bisa terlihat.

Maxi dipeluk Chris Zhou, di bawah kumparan pohon persik, kami menggunakan tangan untuk menyentuh bunga persik dan menggunakan hidung untuk menciumnya.

“Wangi!” dia berteriak dengan suara yang menggemaskan.

Aku tersenyum sambil mencolek wajahnya: “Iya, wangi.”

Sebenarnya wangi bunga persik ini tidak terlalu menyengat, di halaman belakang ini juga ditanami bunga melati dan bunga anggrek, tunggu sampai mendekati musim panas dan musim gugur, maka halaman ini pasti akan benar-benar wangi.

Aku sontak diam-diam berpikir, tunggu sampai musim panas tiba, aku akan membawa Maxi kemari dan tinggal beberapa hari, agar dia bisa mencium wangi bunga melati.

Setelah itu aku kembali ragu dengan pemikiranku ini, musim panas di kota Hualin ini terlalu panas, sebaiknya membawa Maxi saat musim gugur saja, hingga tiba saatnya nanti juga tercium aroma wangi bunga anggrek, dia pasti menyukainya.

Mengenai bunga melati, aku bisa menyuruh orang untuk mencangkok bunga ini di bagian utara, paling terburuknya juga menanamnya di ruangan penghangat.

Jika dijelaskan juga memang sangat aneh, di dalam ruangan penghangat ditanami berbagai bunga, ternyata tidak ada bunga melati dan bunga lily, entah apakah karena wanginya terlalu menyengat, sehingga orang yang menanamnya tidak menyukainya.

Villa itu adalah milik kakak Zhou pertama dan kakak ipar pertama, kakak ipar pertama menyuruh orang untuk membuat ruangan penghangat itu, sepertinya kakak ipar pertama yang tidak menyukainya.

Rumah kediaman keluarga Zhou sangat luas, bahkan terdapat sebuah lembah di halaman belakang, sayangnya karena masalah penambangan, juga masih dalam investigasi, sehingga tidak bisa dipindahkan.

Kelihatannya hanya bisa menunggu sampai tiba di villa, barulah mempertimbangkan masalah pencangkokan bunga melati.

Aku berpikir sambil menggunakan handphone untuk memotret ayah dan anak ini.

Cuaca hari ini sangat bagus, mataharinya sangat cerah, juga ada hembusan angin musim semi, sangat nyaman.

Seorang ayah yang tampan dan cerdas, seorang anak yang lucu, Ayah dan anak ini sangat menikmati suasana ini di bawah teriknya matahari.

Tiba-tiba aku berpikir, seharusnya membeli lebih banyak baju keluarga, kami bertiga pasti sangat terlihat cocok jika memakainya.

Setelah berkeliling beberapa saat, kami pun kembali kedalam rumah untuk makan siang, sekaligus istirahat siang.

Maksud Chris Zhou adalah sore hari pergi ke makam kakek dan ibuku, Maxi masih kecil, jadi dia tidak usah ikut pergi.

Kali ini kami bersiap berangkat dari kota Hualin langsung ke kapal pesiar, sehingga kami membawa pengawal dan pembantu.

Anin masih harus mengurus urusan kantor, sehingga ketua dari pengawal pun digantikan oleh Andy.

Andy sangat setia terhadap Chris Zhou, tahun lalu saat Chris Zhou ditembak Janice Qin, Andy menghalangi peluru yang mengarah ke Chris Zhou itu, dia beristirahat dengan waktu yang sangat lama, barulah dia sehat kembali.

Sebenarnya kali ini keliling dunia menggunakan kapal pesiar karena awalnya kami ingin mengajak kakek Zhou pergi bersama, tetapi sayangnya kondisi kesehatan kakek Zhou terus memburuk sejak Chris Zhou menghilang, kemudian menjadi lebih parah setelah mengalami serangan dari Franky Zhou tiga bersaudara, jadi kakek saat ini masih dalam masa pemulihan.

Kakek juga tidak ingin berkeliling dunia, jadi dia pun tidak ikut bersama kami.

Sore hari saat menunggu Maxi terbangun, aku dan Chris Zhou menceritakan rencana kami, kami memberitahu dia, ayah dan ibu akan pergi sebentar, lalu menyuruh dia ikut dengan bibi, ibu dan ayah pasti akan pulang sebelum makan malam.

Kali ini bibi Elena, Xenna dan Dena pun ikut, karena sejak Maxi lahir, mereka sudah menemani dia, sehingga dia juga tidak takut, justru malah tersenyum pada mereka sambil melambaikan tangan.

Aku tidak bisa menahan berbagai rasa, utamanya adalah anak ini ternyata tidak merasa sentimen sedikitpun.

Chris Zhou tersenyum sambil mencolek hidungku: “Dia tahu kita pasti pulang, sehingga dia pun merasa tenang, kamu pikirkan, bukankah dulu kita juga sering pergi pada waktu siang hari dan pulang pada waktu malam hari?”

Hal ini memang benar.

Beberapa waktu lalu aku pergi untuk menghilangkan bekas luka di wajahku, juga karena mengalami masalah yang disebabkan oleh Janice Qin, aku sebenarnya juga pernah tidak menemani Maxi selama beberapa waktu.

Mengenai Chris Zhou, meskipun masalah Janice Qin sudah berakhir, tetapi dia tetap berangkat pagi dan pulang malam setiap hari sibuk mengurus urusan kantor.

Sehingga Maxi pun sudah terbiasa ditinggalkan oleh kami.

Sebenarnya sangat baik jika seorang anak sudah dibiasakan mandiri, aku diam-diam memikirkan hal itu, perasaan sedih yang ada di hatiku pun menghilang.

Kemudian kami tiba di tempat makam.

Kami pergi ke makam kakek terlebih dahulu, aku menceritakan semua kejadian selama 1 tahun ini kepada kakek, lalu berkata padanya bahwa akhirnya masalah keluarga Zhou pun berakhir, nantinya aku dan Chris Zhou pasti akan bahagia dan selamat.

Kakek begitu menyayangiku, dia pasti akan senang jika mendengar kabar baik ini.

Aku diam-diam berkata pada kakek, tunggu Maxi tumbuh dewasa, aku akan mengajak Maxi untuk ziarah padanya.

Setelah itu kami ziarah ke makam ibuku.

Sebenarnya, perasaanku terhadap ibuku ini sangat rumit.

Dia mati pun masih tetap mencintai William, meskipun dia disakiti oleh William dan pelakor juga tentara bayaran, tetapi sejujurnya, jika dia bisa sedikit lebih cepat meninggalkan William, dia pasti tidak akan mengalami bencana seperti ini.

Tetapi terkadang seorang wanita itu memang bodoh, selalu menderita demi pria yang tidak pantas dicintainya, bahkan tetap tidak bersedia meninggalkannya.

Aku melihat di internet ada banyak wanita yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, waktu itu melapor ke polisi, tetapi saat suami yang sering menyakitinya ini ditangkap, mereka pun menyesal dan memohon ampun, sekalinya polisi tidak melepaskan suaminya, mereka pun menangis dan membuat keributan.

Mengenai wanita semacam ini, tentu saja semua orang menghinanya.

Tetapi, sebagian besar wanita semacam ini adalah karena tidak memiliki sumber ekonomi, mereka hanya bisa mengandalkan suaminya, sehingga mereka pun rela memaafkan suaminya.

Tetapi ibuku, kakek adalah gubernur kota kota Hualin, dia sejak kecil hidup dalam kemewahan, kenapa malah mencintai orang seperti William?

Hanya bisa mengatakan bahwa cinta sudah meracuni pikirannya.

Aku prihatin dengan dia, tetapi aku tidak bisa menyetujui pandangan dia terhadap cintanya.

Mungkin ini adalah karma dia.

Aku menghela napas, setelah keluar dari tempat makam, hatiku pun sudah tidak merasa sedih.

Sekarang aku sudah memiliki kebahagiaanku sendiri, aku berpikir kakek dan ibuku juga pasti akan ikut senang.

Hanya saja saat kami kembali ke villa, Andy berkata bahwa barusan pihak kepolisian menelepon dan mengatakan bahwa William meninggal didalam penjara.

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu