My Superhero - Bab 180 Aku Benar-Benar Sudah Menikah dengan Chris! (2)

Diriku seperti tersambar petir.

Dia sedang mengambil anakku untuk mengancamku.

Bagaimana bisa ada orang yang begitu kejam di dunia ini, bahkan seorang anak yang belum dilahirkan digunakan untuk mengintimidasi orang lain.

Dengan senyumnya yang menawan, dia berkata, "Sampaikan kata-kataku tadi kepada tuanku, aku ingin tahu keputusan apa yang akan diambilnya, kamu tahu, dia tidak mungkin membunuhku, aku masih berguna baginya, tetapi dia tidak dapat menahanku untuk membunuhmu. aku ingin melihat apakah dia masih tetap bersikeras untuk menikahimu atau memilih untuk tetap denganku demi untuk menyelamatkan kamu berserta dengan anak kalian."

Benar-benar orang gila!

Tetapi aku mengakui bahwa dia benar, dia masih berguna bagi Chris.

Apalagi sekarang, Christian Sheng baru saja datang ke Kota Huaxia. Chris juga berencana untuk melawan Christian Sheng, peran Janice pasti sangat besar.

Mungkin dia benar bahwa bahkan jika dia membunuhku, Chris akan menyuruhnya tetap tinggal.

Aku sedikit berkecil hati, tidak memperhatikannya lagi, dan diam-diam keluar dari mobil.

Pintunya tertutup, dan tawa kemenangan Janice sepertinya masih terngiang di telingaku.

Aku menghela nafas panjang dan membuang muka.

Chris berdiri di sana, menatapku dengan pandangan cemberut.

Aku berjalan selangkah demi selangkah.

Dibawah teriknya sinar matahari, dengan mantel hitam membuatnya kelihatan gagah, dan wajahnya kelihatan lebih berdebu dibawah matahari.

Aku menatapnya diam-diam dan perlahan berjalan mendekat.

Alisnya yang bengkok hampir menyatu dengan matanya, dan wajahnya yang ganteng membuat siapapun yang menatapnya menjadi terpesona.

Aku mendengar jantungku berdetak kencang, teringat ancaman Janice, dan hatiku menjadi dingin.

Akhirnya, aku berhenti tepat didepannya dan memberinya senyum.

Dia mengulurkan tangan kepadaku dan berkata dengan lembut, "Sayang, dia menindasmu?"

Perkataannya ini membuktikan bahwa dia tahu bahwa Janice yang membawaku pergi.

Aku menggelengkan kepala dan berkata, "Masuk ke mobil dulu baru bicara."

Pada saat ini, walaupun ini bukan waktu pulang sekolah, ada juga siswa yang lalu lalang, bukan tempat yang baik seperti dikatakan orang.

Chris mengiyakan, menuntunku dan masuk ke mobil.

Mobil melaju menuju Biro Urusan Sipil, tetapi aku ragu-ragu.

Karena Chris tahu bahwa aku baru saja bersama Janice, dia pasti sudah menebak apa yang dikatakan Janice kepadaku, tetapi dia diam saja, dan sepertinya sedang menungguku untuk berbicara terlebih dahulu.

Setelah memikirkannya, aku berkata, "Apakah kamu tahu Janice datang mencariku?"

Dia tidak menyangkal, mengiyakan, dan berkata, "Dia memberi tahuku sebelum dia datang, dan aku izinkan."

Aku terdiam.

Teka-teki macam apa yang sedang dimainkan Janice?

Dia melapor dulu ke Chris dengan terang-terangan dan juga mengancamku tanpa malu.

Aku melihat ke wajah Chris yang unik dan berkata, "Dia memintaku untuk meninggalkanmu."

Chris melingkarkan lengannya dipinggangku, memberengut, dan berkata, "Hmm?"

Apakah dia pikir Janice tidak berani mengancamku?

Aku mengulangi kata-kata Janice dan berkata: "Dia bilang dia juga ingin tahu pilihanmu."

Ekspresi Chris sedikit merosot.

Aku tidak bisa menebak apa maksudnya, dan aku juga tidak bisa melihat suasana hatinya.

Dia merangkulku dipangkuannya dan berkata, "Aku sudah menduga dia pasti punya niat jahat, tetapi tidak terpikir olehku dia berani menggunakan bayimu untuk mengancammu."

Aku menatapnya diam-diam.

Ujung jarinya dengan lembut membelai pipiku dan berkata, "Sayang, apakah kamu pikir aku hanya demi orang luar ini akan rela melepaskanmu dan anak-anak?"

Aku mengedipkan mata.

Jika dulu perilaku Janice demikian jahat, sudah pasti Chris tidak akan melepaskannya, tetapi sekarang adalah situasi genting bagi Chris tiga bersaudara ....

Aku tidak menyembunyikan pandanganku dan menyampaikan langsung kepadanya.

Chris tersenyum dan berkata, "Sayang, apakah kamu tidak percaya pada kemampuanku?"

Aku terdiam.

Dia didalam hatiku adalah orang yang paling hebat, selalu berpandangan jauh kedepan dan pintar menyusun strategi.

Tapi ... Apa hubungannya ini dengan Janice?

Dia mencubit hidungku dan berkata, "Lagian kenapa kamu berpikir aku harus mengandalkan Janice untuk membalaskan dendam ayahku dan berurusan dengan Christian Sheng?"

Aku benar-benar terpana.

Dia mencubit pipiku lagi dan berkata, "Kalaupun aku tidak mampu, aku masih mempunyai seluruh anggota keluarga Zhou dibelakangku. Apakah kita benar-benar perlu mengandalkan seorang wanita untuk melakukan semua ini? Kalau begitu membalaskan dendam apalagi, menyerah sajalah."

Aku tiba-tiba menjadi mengerti akan maksudnya.

Dengan kata lain, Janice tidak begitu diperlukan olehnya.

Janice mengatakan sebelumnya bahwa karena dia masih berguna, bahkan jika dia bertindak kasar kepadaku, Chris juga tidak akan keberatan.

Ini yang paling kukhawatirkan.

Dan barusan Chris memberitahuku bahwa sebenarnya Janice juga tidak begitu penting baginya.

Dengan kata lain, jika Janice berani bertindak kasar terhadap aku dan bayiku, pasti dia tidak akan dilepaskan.

Aku sedikit merasa lega, merasa bisa hidup dengan senang dan tenang ke depannya.

Chris tersenyum dan menyentuh wajahku, "Jadi, kamu tenang saja, aku tidak akan membiarkan kamu dan anak kita kenapa-napa."

Aku mengangguk dengan cepat, tanpa sadar mataku menjadi basah.

Jarinya menyentuh sudut mataku, menciumnya dan berkata, "Kamu ini, jangan berpikir begitu banyak. Walaupun Janice begitu penting dan merupakan kunci untuk membalaskan dendam ayahku, aku juga tidak akan setuju jika harus menukarnya dengan nyawamu dan anak kita. Sayang, kamu harus lebih mempercayaiku."

Aku membenamkan kepalaku dilengannya, menggigit bibir dan tidak bersuara.

Dia mencium rambutku, dan suaranya yang lembut berkata dengan yakin, "Orang yang hidup selalu lebih penting daripada orang mati. Kebenaran ini, tidakkah kamu mengerti sayang?"

Aku tidak tahu mengapa, air mata mengalir turun begitu saja, diam- diam memeluk erat pinggangnya, masih tidak sanggup berbicara.

Dia menyentuh rambutku dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

Setelah sekian lama, aku menangis dan berkata, "Aku hanya ragu, apakah masih ingin pergi ke Biro Urusan Sipil ..."

Bukan takut Chris akan memilih Janice, tetapi aku yang akan memilih untuk pergi.

Meninggalkan Chris, aku pasti akan sangat menderita, tetapi aku tidak bisa mempertaruhkan anakku. Bukan masalah besar untuk menjauh dari Chris.

Chris membelai rambutku dan mendesah, "Sayang, kamu harus percaya padaku."

Aku merintih dan mengangguk, "Maaf, Chris, lain kali aku tidak akan sembarangan berpikir lagi ..."

Dia memegang wajahku dan menatapku sejenak, lalu membungkuk dan menempelkan dahinya di dahiku.

Aku bisa merasakan nafasnya yang hangat menaungiku dan membuatku merasa nyaman.

Setengah jam kemudian, mobil tiba di Biro Urusan Sipil, dan suasana hatiku sudah berangsur-angsur tenang.

Mungkin karena ini adalah hari kerja, tidak banyak pasangan yang mau menikah. Kami segera difoto dan mendapatkan buku merah.

Melihat sertifikat merah ini, aku seperti bermimpi.

Ini lebih mengejutkan dari sewaktu Chris melamarku.

Aku benar-benar sudah menikah dengan Chris!

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu