My Superhero - Bab 371 Pulang (1)

Seluruh hatiku jatuh kedalam lubuk hati yang paling dalam.

Meskipun aku tahu Chris Zhou memiliki perasaan terhadap Belinda, aku juga tahu dia tidak pernah melupakan dia, tetapi aku tidak tahu ternyata Belinda didalam hatinya begitu penting. Aku selalu mengira, dia bisa menghargai aku dan pernikahan ini, saat sebelum kami bercerai, dia tidak bisa mengambil tindakan pada Belinda.

Saat ini didalam ruangan begitu banyak orang, Steven Shen dan Erick juga ada, dia ternyata begitu menuruti maksud perkataan Belinda, dia mengusirku dengan cara yang halus.

Demi Belinda, dia bisa tidak mempedulikan bagaimana perasaanku, tidak mempedulikan bagaimana cara pandang orang lain yang melihatnya.

Aku hanya merasa dadaku semakin sesak.

Steven Shen tersenyum sinis, dia berkata menyindir: “Tuan Chris, aku benar-benar menganggap remeh kamu, didalam perut Viona masih mengandung anakmu, aku sebagai kakak ipar pun masih ada disini, kamu ternyata begitu kurang ajar membela perempuan lain! Aku heran, sudah jelas kamu dan nona dari Keluarga Ye ini saling mencintai, sejak awal kenapa kamu menjebloskan Viona kedalam kisah asmara kalian?”

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Steven Shen, hatiku semakin terasa sakit.

Sebenarnya ini bukan salah Chris Zhou, dia awal mulanya menyuruhku untuk berpura-pura menjadi pacarnya, dia juga sudah mengatakan dengan jelas kepadaku, ini karena aku sendiri yang melampaui batas, aku kira asalkan aku berada di sisinya, dia suatu hari pasti bisa perlahan-lahan mencintaiku.

Steven Shen sepertinya sudah sangat marah, dia langsung mendorong Chris Zhou ke tepi kasur, sepertinya dia ingin memukul Chris Zhou.

Nicholas dan Tito Wen mencegah dia.

Aku juga sangat khawatir, aku ingin berlari ke hadapannya dan membiarkan Chris Zhou pergi, melarang dia membuat keributan lagi, tetapi aku barusan terpeleset, kepalaku tiba-tiba mulai berat, tubuhku juga mulai sempoyongan, sepertinya beberapa detik selanjutnya aku akan pingsan.

Steven Shen sekuat tenaga melepaskan diri dari tangan Nicholas dan Tito Wen, dia tidak menyadari keganjalan yang terjadi padaku.

Erick yang berada di sampingku pun tidak besuara apapun, dia mengulurkan tangan memapahku, dia berkata dengan pelan: “Kamu baik-baik saja kan?”

Karena pertolongannya, aku pun bisa berdiri stabil.

Selang beberapa saat kemudian, barulah aku mulai sadarkan diri, aku tersenyum padanya dengan rasa sangat berterimakasih, berkata: “Sudah membaik, terimakasih.”

Dia melepaskanku, berkata: “Aku panggil Steven untuk kemari, kamu bereskan saja dulu, kita berangkat bersama.”

Aku spontan melihat dia beberapa kali.

Dia ini sedang memperlihatkan kepadaku dengan cara yang halus bahwa dia juga setuju kalau aku pulang?

Aku tidak bicara apa-apa.

Kenyataannya, pikiranku sekarang sangat kacau, aku tidak tahu harus bagaimana memutuskan ini.

Erick tidak banyak bicara lagi, dia menarik tangan Steven Shen, berkata: “Sudah larut malam, kita sebaiknya segera pergi ke bandara, masalah ini nanti kita bicarakan lagi.”

Raut wajah Steven Shen tidak begitu bagus, tetapi dia sepertinya ingat pokok masalahnya, dia pun tidak membuat keributan semakin parah.

Dia melotot tajam ke arah Chris Zhou, berbalik badan berjalan ke arahku, dia menarik tanganku, berkata: “Ayo pergi!”

Aku tidak bergerak, aku malah melihat ke arah Chris Zhou.

Dia juga sedang menatapku, tatapan matanya sangat dalam, tapi dia terlihat tidak bermaksud untuk menghalangiku pergi.

Aku menundukkan kepala, menutupi rasa kekecewaan hatiku, dan ikut pergi bersama Steven Shen.

Sampai di lobby, Steven Shen menendang sofa di depannya, dia marah sambil berkata: “Sangat menjengkelkan!”

Aku malah bukan marah, hanya sangat kecewa, hatiku terasa hampa.

Erick menepuk bahu Steven Shen, berkata: “Kamu jangan menambah kekacauan.” dia berbalik badan ke arahku, berkata, “Apa kamu perlu sesuatu untuk dibawa pergi?”

Aku menggelengkan kepala.

Saat dulu kakak kelas Wei menyuruhku pergi ke laboratorium, aku tidak menyangka bahwa ini adalah sebuah penipuan, lalu Michael menculik aku, handphone dan dompetku pun dibawa pergi.

Erick berkata: “Kalau begitu mari kita pergi.”

Aku tidak membantah, aku ikut pergi bersama mereka.

Mobil melaju keluar dari Istana Kuno, aku melihat dari jendela mobil, menengok ke belakang melihat bangunan yang disinari lampu-lampu itu.

Didalam bangunan itu ada orang yang paling aku cintai, dia terluka, tetapi dia justru tidak membutuhkan bantuanku, di sampingnya sudah ada perempuan lain...........

Air mata yang aku tahan sudah lama akhirnya jatuh menetes ke bawah.

Nanti.........apa aku masih ada kesempatan untuk kembali kedalam pelukannya?

Dia dan Belinda sudah saling mencintai, mereka seharusnya bisa bersama kan?

Sudah sampai pada tahapan ini, dia punya alasan apa untuk kembali mencariku. Dari awal dia karena Belinda tidak membalas cintanya, jadi dia hanya bisa menyimpan rasa cinta itu didalam lubuk hatinya, sekarang Belinda terlihat mempunyai harapan padanya, dia juga pasti tidak akan melewatkan kesempatan ini. Sedangkan aku, aku hanya tidak lebih dari seorang pengganti yang kapan saja bisa dibuang.

Aku menutupi wajahku, mengusap air mata di sudut mataku.

Awalnya aku mengira bisa menemani Chris Zhou menemui Satria Su, tapi akhirnya berhenti di kota kecil ini, seperti perasaan diantara kami, aku kira suatu hari matahari bisa menerangi awan yang mendung, tetapi belum sampai setengah jalan malah berpisah.

Di tengah kekacauan ini, aku merasa perutku tiba-tiba sakit.

Anak ini sedang menendang perutku.

Apa anak ini juga merasa sedih?

Aku mengelus perut, diam-diam aku membayangkan, tidak peduli akhirnya bagaimana, anak ini, aku pasti akan melindungi anak ini.

Steven Shen dan Erick ada didalam mobil, mereka tidak menggangguku, mereka seolah tidak mendengar suara tangisanku.

Aku juga tidak peduli, pertama yaitu mereka adalah orang yang tahu kenyataannya, kedua yaitu Steven Shen adalah kakak sepupuku, aku tidak perlu menutupi ini dari mereka.

Apalagi dalam keadaan seperti ini, aku sedih hingga lupa lingkungan di sekitarku, hanya memikirkan bagaimana melepaskan perasaan yang tertekan ini.

Entah selang berapa lama, mobil pun tiba di bandara, aku sudah lelah menangis, aku bersandar di kursi untuk beristirahat.

Mobil berhenti sebentar, Erick membukakan pintu untukku, berkata: “Apa kamu bisa berjalan?”

Aku mengedipkan mata, bergumam sambil menganggukkan kepala.

Steven Shen dengan rasa tidak sabar berkata: “Menangis begitu lama, masih punya tenaga untuk berjalan itu sangat aneh, suruh Erick menggendongmu saja.”

Kenapa harus menyuruh Erick menggendongku?

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu