My Superhero - Bab 103 Apakah Kamu Tega Melihat Kakak Sepupuku Terus Berlutut? (2)

Weny menangis sampai terengah-engah: “Bu, kamu tidak bisa memperlakukan kakakku seperti itu...”Lagi-lagi dia menarik lengan Chris, dengan wajah yang basah karena air mata, “Kak, ini bukan kesalahanmu, kenapa kamu harus menerima hukuman. Ayolah cepat berdiri kak, ya?”

Sayang Bibi dan Chris tidak memperdulikannya.

Dia menangis tersedu-sedu, tiba-tiba dia menatap ke arahku:“Kak Viona, kamulah penyebab semua ini, ayo cepat kamu katakan apa maumu... Apakah kamu tega melihat kakakku berlutut?”

Saya hanya mencibir dia dalam hati.

Apa maksud sayalah penyebab semua itu?

Jelas-jelas semua ini adalah kerjaan ibu angkatnya mengambil tindakan yang terburu-buru, dan sengaja menyusahkanku.

Ibu angkatnya menyiapkan sup terlalu panas, tetapi dia membuat semangkuk sup panas itu tumpah di atas kepalaku.

Sekarang seluruh bagian kepala dan muka saya basah karena air dari sup tersebut, berminyak dan lengket membuat saya hampir muntah.

Dia malahan menatapku lalu mengatakan omong kosong itu, dan lagi menumpahkan segala tanggung jawab kepadaku.

Saya sungguh tidak mengerti orang-orang keluarga ini, Chris di bawah tekanan dibesarkan dari kecil sampai besar, tidak enak menentangnya ya sudalah. Tetapi Leornadi dan kedua anaknya berada disisinya hanya diam tanpa ada penolakan, Bibi melakukan tindakan yang kejam ya okelah, bermain trik yang kotor ya sudalah, tetapi mereka semua tidak tidak ada yang menyalahkannya

Benarkah mereka hanya akan membiarkan Bibi membuat kekacauan?

Gigi saya tergigit kuat, dan mengencangkan kepal tanganku, dalam hati berfikir jika seperti ini saya mundur juga tidak apa-apa! Saya tidak ingin lagi menemani mereka memainkan sandiwara ini, tidak ingin lagi menemani mereka untuk menghibur wanita gila itu!

Tetapi sebelum saya bergerak, terdengar suara Paman Wasiman dari pintu:“Tuan muda kenapa kamu berlutut di sini?”

Paman Wasiman merupakan orang kepercayaan Kakek, ketika dia sampai di sini membuat suasana di sini membeku.

Dia mengerutkan keningnya masuk ke dalam ruangan ini, melihat ke arah Linda, dan bertanya:“Nona Linda, apa yang terjadi disini?”

Linda sepertinya memiliki perasaan was-was terhadap Kakek, dengan terburu-buru berpura-pura menjadi lemah, lemas lusuh perlahan kembali ke kasurnya, berkata:“Tidak terjadi apapun... Kami sedang bersenang-senang.”

Dia tidak merasa malu mengatakan kami sedang bersenang-senang, bahkan Chris sudah berlutut di bawah tanah!

Paman Wasiman memutarkan kepala menatap mata Chris, lalu memutarkannya kembali kepalanya, pandangannya matanya jatuh di tubuhku:“Nona Viona apa yang terjadi denganmu?”

Saya sedang ragu-ragu, tidak semudah itu untuk memberitahu kakek keadaan disini.

Berdasarkan sikap bersikeras pria itu kemarin, seharusnya dia tidak akan membiarkan Bibi Linda sembarangan berbuat ulah.

Tetapi saya memikirkan Chris...

Saya mengangkat arah pandangan saya melihat ke arah dia, tatapan matanya terlihat suram, dia hanya terus menatapku.

Saya perlahan menghelah nafas, dan pada akhirnya saya masih berada di tempat yang sama, tidak begerak sama sekali.

Bibi Linda sudah kembali tidur di atas ranjang, dengan lemas tanpa tenaga berkata:“Baru saja dia tidak sengaja menumpahkan sup, sekarang saya sedang menegurnya. Alhasil Chris tidak tega melihatnya, dan akhirnya dia menghukum dirinya sendiri... Paman Wasiman ingat nanti kamu harus menjelaskan dengan sangat kepada Ayah saya, jangan membuat dia khawatir.”

Saya hanya mencibir dia lebih dalam lagi dari dalam hati.

Dia menumpakan seluruh tanggung jawab kepadaku, dan lagi dia mengatakan Chris secara suka rela menerima hukuman... dan dia membersikan namanya dengan sangat bersih!

Paman Wasiman menganggukan kepalanya, tetapi dia tidak menjawab perkataannya, dan malahan melihat ke arah saya berkata:“Nona Viona, kamu cepat pergi mandi lalu sikat gigi.”

Kebetulan saya tidak ingin berada di sini lagi, dan mendengar kata-katanya perasaan saya menjadi lega.

Tetapi seketika saya terpikir Chris masih berlutut... Bagaimana bisa saya meninggalkan dia sendiri ...

Untungnya Paman Wasiman berkata :“Chris, Ketua sedang mencarimu.”

Chris diam sebentar, lalu berkata: Kamu katakan kepada kakek, bibi sedang menghukum saya berlutut selama dua jam, untuk sementara ini saya tidak dapat meninggalkan tempat ini. Tunggu waktunya sampai, saya akan pergi mencarinya.”

Saya meragukan keputusannya dan melihat ke arahnya.

Apakah dia sedang... Ingin melaporkan keadaan kepada Kakek?

Tetapi saya mendengar dari nada bicaranya, dia tidak bermaksud begitu, dia hanya mau memberitahu keadaan yang sebenarnya...

Yang pasti saya tidak dapat menebak jalan pikirannya.

Tetapi ekspresi wajah Bibi Linda berubah mendengar perkataan ini.

Dengan bergetar dia berkata: “Anak ini, omong kosong apa yang sedang kamu katakan, saya sama sekali tidak bilang mau menghukummu... Cepat kamu temui Kakek, jangan menunda waktu lagi untuk urusan yang penting!”

Chris menghela nafas dengan mengatakan O, lalu berkata:“Jadi benar Bibi Linda memaafkan saya dan Viona, tidak bermaksud untuk menghukum kami lagi?”

Seketika saya tersadar.

Ternyata dia sedang memaksa Bibi Linda untuk melepaskan saya.

Berada di depan Paman Wasiman dia tidak dapat melakukan penyerangan, hanya dapat memasang senyum kaku dan berkata:“Saya tidak ada maksud untuk menyalakan kalian berdua... kamu telah salah mengerti apa yang telah saya maksud.”

Chris tersenyum :“Kalau begitu saya dan Viona sekarang pergi keluar, nanti malam baru kembali menemani anda.”

Paman Wasiman masih berada di tempat kejadian, api amarah Bibi pun tidak dapat meluap keluar, Dengan tidak sabaran melambaikan tangan dan berkata: “Pergilah!”

Dengan wajah penuh senyum dia berdiri.

Weny yang berada di sisinya juga dengan cepat berdiri, berencana untuk membantunya berdiri.

Tetapi pria itu tanpa suara hanya menghindarinya saja.

Dia terus berjalan mendekatiku, mengandeng tanganku dan berkata : “Ayo pergi, saya akan mengantar kamu kembali ke kamar untuk mandi dan cuci muka, baru pergi menemui Kakek.”

Saya mengatakan ya.

Dia dia melihat ke arah Paman Wasiman, dan berkata: “Tolong kamu sampaikan kepada Kakek, saya segera ke sana.”

Paman Wasiman tersenyum mengerti.

Chris sekalian mengandeng saya berjalan keluar.

Saya melihat wajah Bibi Linda penuh dengan kerutan, pasti sedang marah dan merajuk di dalam hati.

Waktu saya berjalan melewati Weny, dia hanya diam-diam meneteskan air mata, matanya yang penuh air mata melihat ke arah Chris.

Chris tidak memperdulikan yang terjadi di sekitarnya hanya fokus mengandeng saya dan berjalan keluar.

Tidak tahu apakah itu hanya perasaan saya saja, selintas saya melihat matanya menunjukan ada maksud tersembunyi, awalnya wajahnya yang angun dan cantik seketika penuh dengan kerut.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu