My Superhero - Bab 831 Ibu Zhou Sadarkan Diri

Kakak ipar kedua juga berkata: “Adik ketiga, kamu jangan berpikir sembarangan, aku dan kakak keduamu adalah orang materialistis yang kukuh, keributan yang dibuat oleh ibu mertua hari ini, bahkan tidak mempengaruhi kami sedikitpun.”

Aku tidak tahan ingin tertawa.

Kakak ipar kedua begitu sangat berterus terang, tidak heran jika dia bisa membuat kakak Zhou kedua satu pemikiran dengannya.

Sebenarnya aku juga sedikit khawatir jika mereka merasa sial, lalu menyalahkan aku dan Chris Zhou.

Meskipun dikatakan bahwa Chris Zhou tiga bersaudara ini memiliki hubungan yang sangat baik, kakak Zhou kedua juga bukan orang yang perhitungan, tetapi hari ini adalah hari bahagia mereka, tidak baik jika didalam hati mereka muncul perasaan yang sulit diatasi.

Untungnya mereka tidak keberatan.

Tetapi jika aku berada di posisi mereka, aku pasti tidak mungkin akan peduli, apalagi penyakit ibu Zhou ini sebenarnya memang sulit dikendalikan, bagaimana mungkin bisa menyalahkan orang lain.

Kemudian kakak Zhou kedua dan kakak ipar kedua pergi ke ruang sebelah untuk melihat ibu Zhou.

Ibu Zhou sudah disuntik obat penenang, dia masih tertidur, mungkin 1 jam kemudian dia baru akan terbangun.

Chris Zhou berkata: “Kalian pergi saja, disini ada aku dan Viona.”

Aku menganggukkan kepala dengan pelan, menggenggam tangan dia, berkata: “Kami pasti akan menjaga ibu dengan baik.”

Kakak Zhou kedua menjawab ‘Iya’.

Aku dan Chris Zhou mengantar mereka sampai ke depan lift.

Saat aku melihat mereka masuk kedalam lift, Chris Zhou mengelus wajahku, berkata: “Kakak kedua sudah pergi, aku harus turun ke bawah menjamu para tamu undangan, sebentar lagi kakak ipar pertama akan datang, kamu dan kakak ipar pertama tetap disini menjaga ibu, ok?”

Aku tentu saja tidak memiliki pendapat lain, aku berkata dengan pelan: “Kamu pergi saja.”

Dia mencium wajahku, berkata: “Aku suruh Anin tetap disini, kamu cari dia jika kamu mengalami masalah.”

Aku menyanggupinya.

Kebetulan lift pun sudah sampai, dia masuk kedalam lift, aku tersenyum sambil melambaikan tangan padanya.

Setelah mengantar dia pergi, aku pun berbalik badan kembali ke ruangan.

Di setiap lorong jalan ini semuanya dijaga oleh pengawal, Anin berdiri di pintu depan ruangan, sangat aman.

Aku berpikir, kemudian aku pun pergi ke ruangan ibu Zhou.

Didalam ruang tamu ada dokter dan perawat, juga ada pengawal.

Mengenai kamar ibu Zhou, pintu kamarnya tidak terkunci, didalamnya ada 2 perawat yang sedang menjaganya.

Aku tidak masuk kedalam kamar, hal utamanya adalah aku takut jika ibu Zhou sadarkan diri dan melihatku, dia akan merasa tertekan lagi.

Sekitar selang 5 menit kemudian, kakak ipar pertama pun sudah datang.

Aku melihat raut wajahnya sedikit kelelahan, sepertinya karena barusan dia sedang membantu menjamu para tamu undangan, jadi dia terlihat sedikit lelah.

Dia berjalan hingga duduk di sofa yang berada di depanku, bertanya dengan suara pelan: “Apakah ibu baik-baik saja?”

Aku juga merendahkan suaraku, menjawab: “Sudah disuntik obat penenang, sekarang dia masih tertidur.”

Kakak ipar pertama mengelus kening dan alis, berkata: “Kalau begitu aku istirahat sebentar, panggil aku jika ibu sudah bangun.”

Aku segera menjawab: “Kalau begitu kamu cepat istirahat saja.”

Beberapa hari ini aku dan dia sedang sibuk menyiapkan pesta pernikahan, bahkan hari ini kami bangun pukul 5 pagi dan kembali menyiapkan semuanya, dia sepagian ini terus bersama kakak Zhou pertama menjamu para tamu undangan, dia pasti sangat lelah juga mengantuk.

Ternyata, tidak sampai selang 2 menit, kakak ipar langsung tertidur.

Dia bahkan tidak tidur di ruangan sebelah, dia langsung tidur di sofa ruang tamu.

Aku menutupi tubuhnya dengan selimut, agar dia bisa tertidur dengan nyaman.

Hanya saja tidak selang berapa lama kemudian, terdengar suara teriakan ibu Zhou dari dalam kamar: “Lepaskan aku! lepaskan aku! biarkan aku mati saja!”

Dia ternyata sudah sadarkan diri, lagipula dia langsung membuat keributan sekalinya dia sadarkan diri.

Apa mungkin obat penenang ini tidak berfungsi?

Jika tidak, dia tidak mungkin begitu cepat sadarkan diri, lagipula berdasarkan kondisinya, setelah disuntik obat penenang, penyakitnya pasti bisa dikendalikan, seharusnya saat dia sadarkan diri, dia tidak akan membuat keributan.

Aku merasa sangat khawatir, aku langsung segera berdiri, berencana untuk melihat kondisi didalam kamar.

Saat tidak sengaja melihat sekilas ke arah kakak ipar pertama, ternyata dia sudah terbangun karena keributan ini, dia mengusap mata sambil bertanya: “Viona, apa yang terjadi?”

Aku melihat kulit matanya mengendur, pasti karena tidurnya tidak cukup, aku segera berkata: “Tidak ada apa-apa, kakak ipar lanjut tidur saja.”

Ibu Zhou masih terus berteriak: “Semuanya keluar! panggil Chris Zhou kesini, aku ingin melihat dia!”

Kakak ipar pertama mulai sedikit sadarkan diri, bertanya: “Ibu sudah sadarkan diri?”

Aku menganggukkan kepala, berkata: “Kakak ipar, kamu tidur di ruangan sebelah saja.”

Satu set ruangan ini memiliki 3 kamar tidur, kamar ibu Zhou paling besar, 2 kamar lainnya sedikit lebih kecil, tetapi juga sangat mewah, bahkan tidak mempengaruhi waktu tidur.

Kakak ipar pertama menggelengkan kepala, berkata: “Aku dan kamu lihat bersama-sama.”

Setelah selesai bicara, dia langsung berdiri.

Aku malah menahan bahunya, berkata: “Tidak perlu, aku bisa mengatasinya, kamu begitu lelah, harus istirahat dengan baik.”

Setelah selesai bicara, aku langsung menyuruh 2 perawat untuk memapah kakak ipar pertama pergi ke kamar sebelah.

Aku berbalik badan masuk kedalam kamar ibu Zhou.

Ibu Zhou ditahan oleh perawat, dia terbaring di kasur hingga tidak bisa bergerak, tetapi perawat tidak bisa membungkam mulutnya, sehingga dia berteriak begitu bengis.

Melihat aku masuk kedalam kamar, perasaannya semakin emosional, dia menatapku dengan sangat kejam, berkata: “Wanita murahan, kamu cepat panggil Chris kesini, ada yang ingin aku bicarakan dengannya!”

Kondisi dia seperti ini, sepenuhnya kembali ke kondisi dia yang semula.

Saat ini Anin dan tim medis juga ikut masuk kedalam kamar bersamaku.

Aku tidak menghiraukan ibu Zhou, aku bertanya pada dokter dengan suara pelan: “Kenapa bisa seperti ini? apa mungkin obat penenangnya tidak berfungsi?”

Raut wajah dokter pun terlihat serius: “Kami harus melakukan pemeriksaan sekali lagi.”

Aku menganggukkan kepala.

Mereka segera mendekati ibu Zhou dan melakukan pemeriksaan.

Ibu Zhou berkata sambil memaki: “Kalian cepat lepaskan aku, jika tidak, aku akan mencari kesempatan untuk bunuh diri! juga keluarga Liu, kalian lepaskan orang itu!”

Dia sewaktu-waktu berteriak ingin bertemu dengan Chris Zhou tiga bersaudara, sewaktu-waktu berkata akan bunuh diri.

Aku diam-diam menghela napas, lalu menyuruh orang untuk membungkam mulutnya.

Anin juga sudah menyuruh pengawal untuk menahan dia, tetapi dia selalu memberontak, seolah telah meminum obat perangsang.

Entah kenapa, aku selalu merasa ada hal yang mengganjal dengan kondisi dia.

Kemarin saat menyambut dia kembali ke rumah, dia begitu tenang, terlihat seolah begitu lembut dan bijaksana.

Tetapi pagi hari ini saat tiba di hotel untuk mengikuti pesta pernikahan, dia juga tersenyum sendiri, dengan tulus memberikan selamat kepada kakak Zhou kedua dan kakak ipar kedua.

Kenapa selang beberapa lama kemudian malah berubah menjadi seperti ini?

Apa mungkin ini adalah ulah teman seperjuangan kakak Zhou kedua itu?

Dokter sudah selesai melakukan pemeriksaan, berkata: “Kami curiga jika nyonya ini meminum obat perangsang............lagipula dia meminumnya setelah disuntik obat penenang.”

Aku terkejut hingga membelalakkan mata.

Berarti bisa dikatakan bahwa saat ibu Zhou tertidur, ada orang yang menyuapi dia untuk meminum obat perangsang?

Tentu saja, ada kemungkinan juga bahwa dia sendiri yang meminumnya................

Tetapi masalahnya adalah, didalam kamar ini selalu ada 2 perawat yang menjaganya, bagaimana mungkin membiarkan dia meminum obat sembarangan.

Aku segera melihat ke arah 2 perawat itu.

2 perawat itu juga sangat terkejut sambil menggelengkan kepala dengan sekuat tenaga, berkata: “Kami tidak..............lagipula kami selalu disini, nyonya juga tetap tertidur, kami tidak melihat nyonya memakan sesuatu............”

Anin menyuruh pengawal untuk menahan 2 orang itu.

Aku diam-diam mengerutkan alis.

Tidak peduli itu adalah tim medis atau perawat dan penjaga, semuanya adalah orang yang dipilih oleh Chris Zhou tiga bersaudara dengan sangat berhati-hati.

Terutama adalah perawat penjaga dan pengawal, semuanya sudah melewati latihan yang ketat dari keluarga Zhou.

Lagipula mengenai kondisi hari ini, aku tidak begitu percaya jika perawat ini berani melakukannya.

Hal yang perlu diketahui adalah Chris Zhou mengatur ibu Zhou disini dan di luar ada banyak pengawal yang menjaganya, sekalinya ketahuan, mereka berdua pasti tidak akan mungkin bisa kabur.

Aku ragu sejenak, aku melihat ke arah ketua dari tim dokter, berkata: “Apakah kamu yakin jika ibu mertuaku meminum obat itu?”

Dokter berkata: “Ini hanya dugaan kami, kami harus melakukan tes darah terlebih dahulu, baru bisa menetapkan.”

Aku pun menyuruh mereka mengambil darahnya.

Dan saat ini, kamar sebelah tiba-tiba terdengar suara teriakan dari kakak ipar pertama.

Kakak ipar pertama biasanya selalu lembut dan baik hati, bicara pun sangat halus, aku pertama kalinya mendengar dia berteriak dengan kerasa seperti ini.

Suaranya menyiratkan rasa terkejut dan ketakutan, seolah mengalami masalah yang sangat menakutkan.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu