My Superhero - Bab 187 Wedding (2)

Meskipun begitu, dilantai dua juga tetap ada pengawal lainnya, bagaimana cara Bibi Zhou bisa masuk ke ruang istirahat?

Aku pun menceritakan kejadian tadi pada Andy.

Setelah mendengarnya, Andy mengernyitkan alisnya, ia segera memanggil orang untuk menyelidiki hal ini dan melaporkan masalah ini pada Chris.

Sayangnya pernikahan akan segera dimulai, Chris sedang menemani Kakek menyambut para tamu, tidak ada waktu untuk kemari, aku juga telah ditarik oleh Angel menuju taman belakang.

Halaman belakang dihiasi dengan sangat bagus, tamu juga sangat banyak, jika dilihat sepintas, semuanya mengenakan jas, gaun, juga ada balon-balon.

Cuaca sangat cerah, matahari yang bersinar, dipenuhi dengan orang-orang yang menyambut dengan sukacita. Suasana hatiku membaik seketika.

Pembawa acara juga telah berbicara diatas panggung, menyuruh para tamu untuk tenang. Dan aku telah dibawa Angel ke ujung karpet merah.

Diujung karpet merah satunya lagi, Chris berdiri disana, tersenyum padaku.

Ia mengenakan setelan jas hitam, dengan dasi kupu-kupu. Ia benar-benar sangat tampan. Dibelakangnya terbentang langit yang biru. ia berdiri disana layaknya seorang dewa. Ia menatapku dalam diam, matanya yang bersinar, dan senyumnya yang cerah.

Aku tidak bisa menahan untuk mengalihkan pandanganku dan tersenyum bodoh padanya.

Kakek Zhou naik ke atas panggung berbicara, memberi selamat padaku dan Chris atas pernikahan baru kami, juga berharap kami akan terus bersama disaat maju ataupun mundur.

Sedangkan Ibu Guru Tang yang menjadi perwakilan keluargaku, juga mengucapkan selamat pada kami.

Kerabatku sangat sedikit disini,aku hanya mengundang Ibu Guru Tang dan beberapa senior lainnya. Selain itu, juga ada teman kakekku pada masa-masa itu.

Mereka adalah orang tua yang datang kesini dari Hualin.

Aku sangat berterima kasih pada mereka.

Meskipun aku hanya berhubungan dengan mereka ketika aku masih muda, tapi disaat mereka menerima undangan dariku, mereka tidak ragu sama sekali untuk datang kemari.

Karna kehadiran mereka, aku merasa seolah Kakekku juga ikut hadir dalam acara pernikahanku ini.

Ini membuatku merasa senang juga sedih.

Jam dua belas lewat delapan. Ini saatnya aku berjalan menuju karpet merah.

Angel membantuku merapikan kerudungku, dengan lembut memelukku sebentar dan berbisik padaku, “Viona, kamu harus bahagia.”

Mataku memerah, aku mengangguk dengan sungguh-sungguh.

Paman kedua adalah pengganti ayahku, aku memegang lengan Paman kedua, dan perlahan-lahan berjalan menuju arah Chris.

Chris berdiri diujung karpet merah, menungguku.

Otakku memutar kembali kenangan yang tidak terhitung banyaknya, pemikiran-pemikiran yang pernah ada, juga perasaan yang pernah aku rasakan.

Pertama kali bertemu, aku tidak memiliki kesan khusus padanya.

Itu adalah hari dimana aku makan bersama merayakan lulusnya masuk ke Universitas Imperial.

William mengundangnya untuk menjadi tamu kehormatan, dan dikelilingi oleh sekelompok orang. Jelas-jelas ia masih sangat muda, tapi para pejabat dan orang-orang kaya di Hualin sangat menantikannya, mengelilinginya, dan berusaha menjilatnya. Tapi sikapnya yang lembut, hanya memaparkan senyum tipis, juga dengan sifatnya yang hangat, membuat semua orang merasa seolah berada di tengah angin musim semi.

Tapi tidak tahu kenapa, aku merasa aku bukanlah orang yang mudah untuk didekati. Meskipun ia selalu tersenyum, tapi alisnya seolah menunjukkan ia bukanlah orang yang mudah ditebak. tatapannya cukup tajam dan mengerikan.

Ditambah lagi ia selalu dikelilingi oleh orang orang William, rasanya seperti ia memiliki posisi yang sangat tinggi.

Jadi aku juga tidak berniat untuk mengenalnya.

Apalagi ia adalah teman William, aku merasa orang-orang yang berjalan bersama Wiliam, bukanlah orang baik. Jadi aku harus menjauh darinya.

Kami bertemu kembali di pemakaman ibuku.

Ia mengenakan jas hitam, ia membawa kacang merah kesukaan ibuku, dan memberi ibuku tiga batang dupa.

Terakhir ia menoleh padaku, dan memintaku untuk pergi bersamanya.

Aku naik ke mobilnya, ia pun menyampaikan pesan terakhir ibuku padaku……

Sejak saat itu, aku semakin sering berhubungan dengannnya.

Ia membantuku menyelesaikan masalah dengan William dan Grace. Menyelamatkanku dari rumah sakit jiwa, membantuku untuk menyimpan surat kelulusanku……terakhir ia tidak jadi menikah dengan Jade, menyuruhku berpura-pura jadi kekasihnya, dan membawaku pulang ke kediaman Keluarga Chris…….

Adegan demi adegan seolah seperti kilatan cahaya yang muncul di benakku.

Hubungan setengah tahun lebih ini, membuatku tak berdaya dan jatuh cinta padanya. Aku telah jatuh dalam pesonanya.

Aku mengedipkan mataku, berusaha menahan air mata, tidak membiarkan diriku menangis.

Siapa sangka aku dan Chris bisa berjalan hingga titik ini.

Saat ini, aku tidak ingin memikirkan apakah ia benar-benar menyukaiku, juga tidak ingin memikirkan apakah didalam hatinya masih ada Belinda.

Aku hanya ingin berjalan mendekatinya, berdiri bersamanya, dan menerima berkat dari semua orang.

Tidak terasa, aku sudah berada di hadapannya.

Ia menatapku dengan lembut, dan masih tersenyum padaku.

Paman kedua pun menyerahkanku pada Chris.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.

Aku meneteskan air mata, dan tidak bisa menahan tawaku.

Ia mengelus telapak tanganku, dan berbisik di telingaku, “Sayang, kamu sangat cantik.”

Aku tidak bisa menahan lengkungan senyum di sudut bibirku, aku pun tertawa dan berkata, “kamu juga sangat tampan.”

Ia tertawa dengan suara rendah, dan menggandengku ke hadapan para tamu.

Aku melihat Ibu Guru Tang menatapku dengan hangat, melihat para senior yang mengacungkan jempol padaku, juga melihat teman-teman kakekku yang sedang bertepuk tangan.

Angel yang tidak jauh dari sini, menangis dan menutup matanya.

Aku dan Chris mengucapkan sumpah pernikahan, lalu bertukar cincin.

Pada saat pempimpin upacara pernikahan mengumumkan upacaranya, seluruh hatiku seolah jatuh, aku merasa sangat tenang sekarang.

Aku seolah sedang menginjak awan, dan dalam sekejap, aku kembali tersadar. Ini membuatku merasa bebas dan tenang.

Chris menggenggam kedua tanganku, ia menghadapku, dan menyentuh daguku. Ia pun berkata dengan suara lembut, “Sayang, kamu milikku sekarang.”

Pada saat itu, semua tamu telah berpindah ke ruang makan di halaman depan. Hanya tinggal beberapa tamu yang tersebar, dan beberapa pelayan yang membersihkan tempat ini.

Aku dan Chris masih berdiri diatas karpet merah, tapi sekarang tidak ada lagi orang yang melihat kami.

Suaranya yang rendah masuk kedalam telingaku, aku hanya bisa merasakan debaran jantungku yang semakin kencang.

Aku memiringkan sedikit kepalau, dan menempelkan bibirku di atas pipinya, aku berkata dengan suara rendah, “ya, aku adalah milikmu sekarang.”

Sudut bibirnya melengkung keatas, ia pun mencium lembut bibirku.

Tidak tahu kenapa, air mataku tiba-tiba mengalir tidak terkendali dari sudut mataku.

Saat bertukar cincin tadi, aku tidak menangis. Saat mengucapkan sumpah pernikahan juga aku tidak menangis.

Tapi Chris disaat tidak ada satu pun orang, ia menunduk dan menciumku. Membuatku air mataku tidak berhenti mengalir.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu