My Superhero - Bab 319 Jebakan Jade dan Riri Shen

Mengingat hal ini, aku pun berkata pada Anin: “Barang-barang Ibuku ini, aku ingin membawanya pergi.”

Mainan-mainan ini pasti sudah berumur, walaupun Ayah Shen menggunakannya untuk menipuku, aku juga ingin menjadikan ini sebagai kenang-kenangan.

Anin pun menjawab: “Nanti aku akan menyampaikan ini pada Tuan Shen.”

Aku berdehem mengiyakan, berkata: “Kalau begitu kita keluar saja.”

Tapi Anin menggeleng, berkata: “Lebih baik kita periksa lagi.”

Loteng masih ada beberapa barang lama. Jika di lihat lagi hanya ada lemari dan beberapa barang besar yang telah rusak. Aku rasa kita tidak akan menemukan apapun di sana.

Tapi aku sangat salut dengan sikap Anin yang bersikeras. Dengan begitu kita pun kembali mencari tahu.

Tetap saja tidak menemukan apapun.

Hatiku sedikit kecewa, dengan halus berkata: “Ayo pergi.”

Anin pun menunduk, tidak mengatakan apapun lagi.

Baru saja keluar, kita langsung melihat Jade dan Riri Shen yang berdiri di depan pintu.

Aku sedikit menyerngit.

Lantas apakah mereka mengawasi kami sejak awal?

Saat sedang berpikir, Riri Shen berkata pada Jade: “Kak Jade, aku teringat boneka yang pernah kamu berikan padaku saat aku kecil. Ibuku menyimpannya di loteng, temani aku untuk mencarinya?”

Jade pun tersenyum tipis: “Baiklah, aku akan menemanimu mencarinya.”

Riri Shen dengan senang memegang lengannya, berjalan ke arah pintu.

Saat ini aku dan Anin pun berdiri di samping pintu, mereka seakan berjalan tepat ke arah kami.

Aku rasa kehadiran mereka terlalu kebetulan, ditambah lagi dari awal aku sangat waspada terhadap mereka, aku pun langsung memandang mereka.

Anin pun berjalan maju tanpa suara, melindungi ku di belakang.

Kedua orang itu menatapku sekilas, tapi tidak mencari masalah terhadapku, sebaliknya mereka hanya melewatiku, berjalan masuk ke dalam loteng.

Aku dan Anin saling bertatapan, kita merasa sedikit curiga.

Tapi dengan mereka tidak mencari masalah denganku, menurutku itu adalah hal baik, dengan begitu aku dan Anin pun turun ke loteng.

Saat sedang menuruni tangga, tiba-tiba Riri Shen memanggilku: “Kakak sepupu.”

Pagi ini dia masih memanggilku dengan namaku, tapi saat ini dia langsung memanggilku dengan sebutan kakak sepupu.

Aku tahu dia orang yang tidak akan pergi tanpa mengambil keuntungan, jadi hatiku tetap waspada.

Awalnya aku tidak berniat mengacuhkannya, tapi karena disini adalah rumah Shen, dan juga karena ada Anin, aku pun menghentikan langkahku, berbalik menolehnya.

Dia terus berjalan menuju arahku.

Anin menghalangi dia dua langkah dari ku.

Tapi Riri Shen juga tidak merasa terganggu, tapi dengan tenang berdiri disana berkata padaku: “Kak sepupu, aku bukan ingin mencari masalah denganmu, tapi aku ingin meminta maaf.”

Aku pun memicingkan mataku, menebak permainan apa yang ingin dia mainkan sekarang.

Ekspresinya terlihat sangat tulus, wajahnya pernuh dengan rasa minta maaf, berkata: “Tentang sebelumnya aku yang mendorongmu keluar dari mobil atau menyelinap ke kamarmu semalam, semuanya adalah salahku, aku dengan tulus ingin meminta maaf padamu, berharap kamu bisa mengampuniku.”

Aku tidak mengatakan apapun, dengan diam menatapnya.

Dia melangkah maju, seperti berniat ingin menangkap tanganku.

Anin mengingatkan: “Nona Shen.”

Riri Shen tidak bisa mendekatiku lagi, dengan wajah yang memelas, berkata: “Aku…aku hanya ingin lebih akrab dengan kakak sepupu……”

Saat itu Jade pun berjalan kemari, menariknya kembali, berkata: “Riri, kamu jangan menunduk padanya, wanita jalang ini sangat jahat, kamu juga tidak akan tahu kapan dia akan mencelakaimu.”

Aku: “……”

Di dunia ini sungguh ada orang sejahat ini, dengan jelas dia sudah melakukan banyak hal jahat, tapi dia masih membalikkan fakta berkata akulah orang jahat.

Jika aku memang jahat, sejak awal dia sudah tidak ada di dunia ini lagi.

Tapi aku tidak berniat berdebat dengannya, aku hanya diam tidak bersuara.

Tapi Riri Shen menggelengkan kepalanya, dengan mata merah menatapku, berkata: “Aku…dari awal memang aku yang sudah bersalah……”

Wajahnya yang terlihat sangat merasa bersalah, tidak tahu apakah masih berpikir karena aku telah menindasnya.

Jade berkata dengan marah: “Jika kamu berniat ingin berbaikan dengannya, aku tidak akan mempedulikanmu lagi!”

Mendengar ini, aku semakin merasa aneh.

Mereka berargumen di hadapanku, sebenarnya untuk apa?

Tapi aku tidak merasa Riri Shen benar-benar menyesal. Dan juga karakter dua orang ini sangat cocok, dan mereka juga membenciku. Aku sedikitpun tidak percaya mereka bisa saling berargumen.

Sepertinya mereka sedang berakting di hadapanku.

Untuk tujuan……aku sungguh tidak bisa menebaknya.

Tapi tidak peduli apapun yang ingin mereka lakukan, aku tidak ingin lagi melihat permainan mereka lebih lanjut. Kemudian memberi kontak mata kepada Anin kemudian berbalik turun ke bawah.

Anin menghalangi Riri Shen dan Jade di belakang.

Dan saat itu juga, tiba-tiba Riri Shen menarik tanganku, dengan mata yang sudah mengalir berkata: “Kakak sepupu, jangan pergi, aku dengan sungguh-sungguh ingin meminta ampun darimu. Bisakah kamu demi harga diri Ayah Ibu dan Kakakku memberiku kesempatan sekali lagi?”

Dia menarik tanganku dengan erat membuatku tidak bisa menepis tangannya.

Saat ini aku di desak sampai tepi tangga, jika dia mendorongku, aku pasti bisa terjatuh.

Aku terkejut.

Lantas apakah dia berniat untuk mendorongku ke bawah?

Jika aku memberontak dengan sekuat tenaga, aku bisa menepisnya.

Tapi dengan dia yang menggenggam tanganku dengan erat, dan kita sedang berdiri di tangga yang sama. Jarak yang sempit membuat tempat untuk berdiri tidak seimbang, jika aku dan dia saling mendorong, mungkin saja kita berdua bisa terjatuh.

Tapi di perutku masih ada anakku, aku tidak mungkin membiarkan dia dalam bahaya.

Aku pun terlihat gugup, mataku menatap Anin. Jade terlihat menghalangi Anin memperlambat gerakan Anin.

……Bagaimana caranya aku menghadapi kesulitan saat ini?

Kepalaku dengan cepat memikirkan cara, mencari jalan keluar.

Tiba-tiba Riri Shen bergerak.

Aku terkejut, dengan cepat aku memegang pegangan tangan di samping, dengan kuat berpengangan.

Tapi di luar perkiraan, Riri Shen tidak mendorongku, sebaliknya dia berputar mendorongku ke dalam, tapi dia sendiri dengan punggung yang menghadap ke belakang, tiba-tiba terjatuh ke belakang.

Aku terkejut, tanpa sadar aku langsung menariknya.

Tapi dia dengan kasar menepis tanganku.

Dengan begini, dia pun terguling ke bawah.

Aku hanya bisa terkejut, untuk sekejap aku tidak bereaksi, apakah dia ingin menyakiti dirinya sendiri?

Saat sedang terguncang, aku langsung mendengar dia menangis: “Kakak sepupu, aku hanya ingin meminta maaf padamu, tapi mengapa kamu ingin mendorongku?! Apakah kamu begitu benci padaku?!”

Aku langsung menyerngit.

Dia yang terguling sampai ke bawah. Masih bisa berteriak seperti itu, sepertinya kepala belakangnya terhantam keras.

Sedetik kemudian, dia pun menangis pilu.

Jade pun dengan buru-buru turun ke bawah, memeluk setengah badan Riri Shen, dengan panik bertanya: “Riri, apakah kamu baik-baik saja?”

Riri Shen memegang kepalanya, menangis dengan keras: “Kak Jade, kepalaku sakit sekali!”

Saat ini pelayan yang mendengar itu pun buru-buru datang. Jade pun dengan panik meminta mereka memanggil dokter.

Kemudian Jade mendongak dengan penuh benci, melotot padaku, kemudian berkata pada Riri Shen: “Aku sudah bilang padamu Viona adalah orang jahat, tapi kamu tidak mendengarku, apakah kamu masih berpikir untuk berbaikan dengannya……sekarang lihat, kamu terima akibatnya kan?!”

Tapi Riri Shen tidak mempedulikannya, hanya dengan terisak-isak menangis dengan keras: “Ayah Ibu, Kakak, cepat tolong aku……kepalaku sangat sakit……Kakak sepupu sangat jahat, dia sudah mendorongku ke bawah……” Dia menangis dengan sangat menyedihkan, masuk ke dalam pelukan Jade, sambil terisak-isak berkata: “Kak Jade, kakiku juga sangat sakit……”

Jade pun menarik celana kirinya, lututnya terluka parah, mengalirkan darah. Pergelangan kakinya juga membengkak.

Jika saat ini aku tidak tahu permainan apa yang mereka mainkan, aku juga tidak perlu mencari kebenaran Ibuku lagi, dari awal aku akan mengaku dosa terlebih dulu.

Hanya saja aku tidak habis pikir, demi memfitnahku, Riri Shen rela kehilangan darahnya sendiri.

Dan juga situasi sekarang, bagaimana aku harus menghadapinya?

Aku menatap Anin.

Raut wajahnya terlihat tenang, menggeleng menatapku, mengisyaratkanku untuk tidak berbicara.

Kita pun berjalan sampai ke bawah.

Kebetulan Ayah Ibu Shen dan Steven Shen berjalan kemari.

Melihat Riri Shen yang menangis hebat, ditambah lagi melihat dirinya yang terluka, Ibu Shen langsung memeluknya, dengan terisak-isak berteriak: “Riri, kamu kenapa…jangan takuti Ibu……”

Mungkin karena Riri Shen sudah melihat orang pendukungnya datang, dia sudah tidak menangis terisak-isak seperti tadi lagi. Kemudian menangis kecil berkata: “Ibu, kepala ku sangat pusing……apakah aku akan mati? Aku…aku hanya ingin meminta maaf kepada kakak sepupu……mengapa dia ingin mendorongku ke bawah? Dia……dia memang sangat jahat……”

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu