My Superhero - Bab 162 Kamu Baru Saja Sangat Bersinar Di Atas Panggung (1)

Saya tidak begitu mengerti mengapa dia mendadak begitu marah.

Tentu saja bagi saya Chris itu sangatlah penting, dan saya menemani dia pergi berbelanja hanyalah menyelesaikan permintaannya, saya sungguh tidak ingin pergi makan bersamanya.

Setelah jeda beberapa waktu, saya berkata: “Saya benar-benar minta maaf, lain kali saja kamu traktir saya makan, kamu kan sudah tahu Paman Chris sedang terluka...”

Steven Shen menyipitkan matanya, dan menatapku tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seperti saya telah menghianati hatinya.

Saya menghela nafas.

Seorang teman adalah teman, kekasih adalah kekasih. Saya tidak bisa menerima Steven Shen karena dia telah menyelamatkanku, lalu jatuh cinta kepadanya dan hidup bersamanya.

Di tambah lagi dia tidak sungguh-sungguh menyukaiku.

Saya tidak habis pikir mengapa dia harus sengaja bersikap ambigu seperti itu.

Setelah lewat beberapa jeda, saya menatapnya dengan serius dan berkata: “Saudara Shen, kamu adalah teman yang baik bagiku, tetapi Paman Chris adalah orang yang saya sukai, semua orang memiliki jarak untuk orang dekat dan jauh. Saya tidak mungkin memandangmu lebih penting dari pada Paman Chris.”

Jadi dibandingkan makan dengannya, secara alami saya lebih bersedia untuk pulang menemani Chris.

Steven Shen hanya melihatku, tanpa mengeluarkan kata-kata.

Saya berkata: “Lain kali jika kamu ingin mendapatkan informasi dari saya, kamu boleh langsung bertanya kepadaku, tidak perlu berputar-putar. Semakin kamu membuat semua orang salah paham, saya merasa semakin tidak nyaman, dikemudian hari mungkin saja saya akan menghindarimu.”

Steven Shen sepertinya tidak mengira saya akan begitu terus terang, wajah saya sedikit berubah.

Setelah saya pikir-pikir, lagi-lagi saya berkata: “Tetapi jujur saja, mungkin kamu tidakakan mendapatkan informasi apapun dari saya. Dikarenakan saya begitu menyukai Paman Chris, saya tidak akan mengkhianatinya.”

Setelah selesai berbicara, saya membalikan badan dan pergi.

Saya tidak melihat ekspresi wajahnya, saya hanya berharap dia dapat menjaga jarak dariku.

Di sisi lain, insting saya mengatakan bahwa dia mendekati saya, selain untuk mendapatkan informasi tentang Chris , seharusnya dia tidak memiliki tujuan lain.

Jika tidak mengapa dia harus berpura-pura menyukaiku?

……

Setelah kembali ke Villa, wajah Chris terlihat sangat tenang, melihat saya masuk ke dalam ruangan, dengan nada rendah saya berkata: “Saya sudah pulang.”

Saya berjalan sampai tersenyum, lalu menciumnya: “Apakah Paman cemburu?”

Dia melirik ke arah saya: “Tidak.”

Saya memeluknya di bagian lehernya, dengan manja berkata: “Ini adalah kesalahanku... Tetapi Steven Shen memang pernah membantu saya sebelumnya. Kali ini saya hanya membayar hutang budi...”

Chris mengepit wajahku, berkata:“ Apakah kamu lupa? Saya dirumah menunggumu.”

“Tidak lupa, tidak lupa.” Saya mengambil hatinya dengan ciuman, “Sekarang saya mau pergi ke dapur untuk memasak sup, dan memberikannya kepadamu sebagai tanda permintaan maafku.”

Dia melihat saya dengan satu sapuan mata: “Memasakan saya sup sebagai tanda permintaan maaf?”

Saya merasa dia agak aneh hari ini. Saya perkirakan karena pergi menemani Steven berbelanja, saya berhenti sebentar, dengan tersenyum mencubit hidungnya, dan berkata:“Tidak perlu khawatir, kamu sudah tahu dihatiku hanya ada kamu seorang.”

Sepertinya dia terlihat puas, sudut bibirnya sedikit terangkat.

Saya menertawakannya sambil mengelengkan kepala, di dalam hati saya terasa manis bahkan lebih manis dari rasa madu.

Setelah Saya sudah memenuhi keinginannya, saya berencana pergi ke dapur.

Dia malah menangkap tanganku, berkata: “Mari pergi bersama.”

Saya mengelurkan suara “Eh ”.

Dia dengan sembrono berkata: “Satu harian ini saya tidak turun dari kasur, kebetulan saya ingin berjalan-jalan..”

Saya sedikit khawatir dengan lukanya, untungnya luka yang berada di bahunya sudah melewati perawatan selama dua hari, seharusnya sekarang sudah tidak akan menjadi masalah, jadi saya tidak melarangnya.

Dia mengikutiku ke dapur, saya mencuci dan memotong sayur. Dia bersandar di lemari, melihatku dengan tenang.

Saya merasa tatapan matanya terus melekat kepada saya.

Sambil menunggu supnya matang, saya mencuci tangan. Tiba-tiba saya memeluk ke arah lehernya dan berkata: “Paman Chris, kamu cemburukan, benarkan?”

Dia mengangkat alisnya, dan menatapku dengan pandangan yang serius: “Tidak.”

Jika tidak cemburu baru terasa aneh!

Saya hanya tersenyum canggung, saya mencium di sudut mulutnya dan berketa:“Mulut saja berkata tidak padahal hatimu mengatakan hal yang berbeda.”

Lengkungan mulutnya terbuka lebih lebar, dan dia menyentuh hidungku dengan jari,dan berkata: “Dasar nakal.”

Saya terkikih-kikih.

Dia mengelus-elus wajahku, dengan suara yang lembut mengatakan: “Saya sudah membuatmu menunggu begitu lama, hari ini tidak ada apa-apanya hanya menunggumu beberapa jam saja... Saya hanya ingin menggodamu.”

Saya tidak menyangka dia bisa mengatakan hal yang seperti itu.

Ini lebih membuatku tersentuh dari pada dia menyatakan cinta kepadaku, lebih dari dia mengatakan bahwa dia menyukaiku, membuatku semakin merasa perkataannya semanis madu.

Seketika hidung saya terasa masam.

Dia memegang wajah saya dengan kedua tangannya, lalu mengunakan kedua ibu jarinya mengusap dengan lembut sudut matanya, Suaranya menjadi lebih lembut: “Dan nantinya biarkan saya yang menunggu kamu, saya rela.”

Saya tidak dapat menahan air mata jatuh ke bawah, menangis tersedu dan berkata:“... baiklah.”

Dia tersenyum dan menciumku.

Sepanjang malam ini, kami terus bersama. Tidak tahu mengapa saya begitu bahagia, bahkan saat dia mengajariku bermain game, dia memarahi saya bodoh, saya tetap merasa itu sangat manis dan membahagiakan.

……

Di pagi hari berikutnya, saya bergegas pergi ke pertemuan antar grup, dan saya tidak melihat keberadaan Steven.

Kemungkinkan kemarin malam dia telah kembali ke negaranya.

Saya sedikit terkejut, masih mengingat masalah kemarin saya menemaninya berbelanja, diperkirakan karena dia harus kembali, jadi baru membeli hadiah.

Saya hanya tidak menyangka bahwa dia begitu terburu-buru.

Tebakan saya mungkin tugas Tim investigasi telah berakhir,jadi dia ikut pulang.

Awalnya karena nada bicara kemarin sedikit berlebihan, saya masih tidak tahu harus bagaimana menghadapinya, sebenarnya jika dia hari ini harus kembali ke negaranya itu juga lebih baik, setidaknya tidak perlu menimbulkan perasaan canggung.

Pertemuan antar grup akan berakhir pada siang nanti, Guru Tang memanggilku, dan berkata: “Viona, kamu kemari sebentar.”

Dengan cepat saya kesana.

Guru Tang berkata: “Ada sebuah tugas yang akan diserahkan kepadamu.”

Minggu depan adalah giliran grup perwakilan Huaxia yang harus membuat laporan,Guru Tang menyuruhku untuk menyiapkan bahan, dan pada saatnya nanti saya akan naik ke atas pangung untuk membacakan pidato.

Dapat berdiri dan menunjukan muka di depan toko dokter medis terkemuka dari seluruh dunia, Tentu saja ini merupakan sebuah kehormatan besar.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu