My Superhero - Bab 73 Si ... siapa?! (1)

Aku mengernyitkan keningku.

Chris tidak pernah mengungkit hal ini sebelumnya ... bahkan tentang perceraian kakak pertamanya, dan dia memiliki keponakan imut bernama Ryan Zhou... segala hal tentang keluarga Chris, belum pernah diceritakannya kepadaku ....

Dan sekarang setelah Kakek Zhou memberi tahu semua hal ini, aku tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.

Mungkin Kakek Zhou benar-benar menganggapku sebagai istri dari cucunya, tapi ... dia tidak tahu bagaimana awal dan akhir dari pertunanganku dengan Chris, juga tidak tahu bahwa Chris mungkin sengaja menyembunyikan hal ini dariku.

Aku menelan ludah, berkata dengan suara kecil, "Kakek, Paman Chris tidak memberitahuku tentang hal ini ..."

Kakek Chris melihat mataku sebentar kemudian bertanya, "Jika dia tidak mengungkitnya, memangnya kamu tidak bisa bertanya padanya?"

Aku langsung tersadar.

Benar juga, Chris yang tidak bersedia menceritakan hal ini kepadaku, dan aku yang tidak inisiatif bertanya padanya adalah dua hal berbeda.

Selama ini aku selalu menempatkan diri di posisi yang lebih rendah, tidak berani mencari tahu tentang kehidupannya.

Tapi menyukai seseorang, bukankah harus mengetahui segalanya tentang dia?

Untung saja Kakek Chris mengingatkanku. Kedepannya aku harus lebih berani memahami Chris, termasuk pekerjaannya dan teman-temannya.

Bagiku, ini juga merupakan salah satu bentuk perhatian kepadanya.

Mungkin akan membuat dia menjadi canggung, aku juga tidak berharap untuk langsung diterima olehnya, aku akan menunggunya, sampai dia bersedia membuka hatinya untukku.

Setelah membulatkan tekad, tepat saat aku ingin membicarakan sesuatu dengan Kakek Chris, terdengarlah suara deru mobil dari perkarangan rumah, lalu disusul teriakan senang Ryan.

Sepertinya Chris sudah kembali.

Kakek Zhou menyapukan pandangan ke arah pintu utama, dan berkata, "Ibu Ryan melahirkan Ryan di usianya yang kedua puluh tahun, saat itu dia masih kecil, masih ingin bersenang-senang, tidak ingin diikat, dan bersikeras minta cerai." Berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Chris dan saudara-saudaranya, semuanya mempunyai sikap keras kepala. Jika satu hal telah dipastikan, maka akan bertahan sampai akhir. Termasuk mencari tahu penyebab kematian ayah mereka dan juga bagaimana menyikapi perasaan mereka."

Sepertinya, kepergian Ibunya Ryan dulu, meninggalkan trauma yang sangat mendalam pada keluarga Chris.

"Kakek, aku mengerti maksudmu, aku tidak akan membuatmu kecewa," ujarku dengan serius.

Kakek Zhou hanya mengiyakan tanpa berkata apapun lagi.

Di saat ini, masuklah Chris sambil menggendong Ryan kecil dalam pelukannya.

Dua lengan kecil Ryan melingkar di leher Chris.Kepalanya mendekat ke telinga Chris, seperti hendak mengatakan sesuatu.

Chris memiringkan kepala, mendengarkan apa yang ingin dikatakan Ryan. Mungkin karena kalimat lucu yang diucap Ryan, bibirnya melengkung dengan sangat manis, begitupun dengan pandangan matanya yang terlihat benar-benar lembut.

Aku berdiri, tanpa sadar ikut tersenyum, kemudian pergi menyambut mereka.

Chris berkata pada Ryan, "Bantu paman cium tante ini, dong."

Rafael sangatlah penurut, langsung memajukan kepala, mencium pipiku dengan lembut.

Entah karena lucu atau malu, aku membalas ciuman Ryan, lalu menghadap Chris dan berkata, "Kakek sedang menunggumu."

Chris menggangguk mengerti, memberikan Ryan ke gendonganku, "Kalian pergi dulu ke ruang makan, aku akan berbincang sebentar dengan kakek."

Karena jam makan malam telah tiba, aku takut kalau Ryan sudah lapar. Aku pun langsung menyetujuinya.

Dapur rupanya sudah tersedia makanan yang dapat dimakan oleh Ryan, jadi aku tinggal menyuapinya saja.

Ini pertama kalinya aku menyuapi anak kecil, untung saja Ryan sangat penurut, duduk manis di atas pahaku. Dua baby-suster yang menjaganya juga sangat berpengalaman, mengajariku apa yang harus kuperbuat.

Ryan makan dengan lahap, saat Kakek Chris dan Chris masuk, dia sudah selesai melahap semangkuk bubur kacang.

Kakek Chris tertawa, "Sudah ada tante, jadi tidak perlu kakek buyut sama paman lagi, ya."

Ryan merapatkan diri ke tubuhku sambil tersenyum manis.

Sepanjang acara makan ini, dia selalu kegendong. Setelah selesai, aku juga yang menemaninya bermain di ruang bermain.

Bangunan kecil di halaman belakang sengaja dibuat seperti taman bermain.

Ryan suka bermain pasir. Awalnya kupikir dia seperti anak-anak lain ingin membangun istana pasir, tapi katanya, dia sedang membangun kamp militer.

Aku terkejut, kemudian kutanya, "Siapa yang mengajarimu?"

"Paman kedua yang mengajariku," jawabnya.

Paman kedua artinya kakak kedua dari Chris, yang kabarnya mempunyai pangkat cukup tinggi di militer.

Aku meringis, Ryan baru berumur satu tahun, dan kakak kedua Chris sudah mengajarinya ini, apa tidak takut Ryan tidak bisa menerimanya.

Yang perlu diketahui, Ryan sekarang masih ikut Chris memanggil kakek dengan panggilan 'kakek', sudah diberitahu berkali-kali, tapi dia masih saja tidak mau menggantinya.

Setelah kulihat cukup lama dari samping, kamp yang dibangun Ryan sungguh mirip dengan aslinya, mungkin dia memiliki bakat di bidang ini ....

Ryan bermain selama kurang lebih setengah jam. Jam telah menunjukkan pukul delapan malam lebih sedikit. Aku pun membawa Ryan kembali ke kamarnya.

Tepat pukul sembilan dia terlelap. Namun sebelum tidur, tentu saja sudah mandi terlebih dahulu.

Masalah mandi diserahkan kepada baby-suster, Akan tetapi, setelah mandi, Ryan merengek ingin bermain denganku.

Aku membacakan dongeng agar dia tertidur, namun dia malah membuka matanya lebar-lebar, merengek minta tidur bersama dengan Chris dan aku.

Chris yang saat itu sedang membaca dokumen di atas sofa, mendongakkan kepala. Kemudian seperti menyembunyikan senyumnya, menyapukan pandangan melewatiku. "Sayang, semua ini, akibat ulahmu."

"..."

Akhirnya Ryan tidur dengan kami.

Aku mengeloninya, mencubit pipi bulatnya dengan lembut. Hatiku rasanya telah dipenuhi oleh rasa sayang.

Mungkin karena sejak kecil tidak ada sosok ibu, dia menjadi begitu menempel padaku.

Dan aku tentu saja tidak dapat menolak ketergantungannya padaku, apalagi tega mengusirnya.

Chris memelukku dari belakang, berkata dengan suara rendah, "Sayang, dia tidur di sini. Lalu aku, tidur dimana?"

Aku memiringkan kepala sambil tertawa.

Kasur ini ada dua meter lebarnya, dan meskipun ditambah lagi dengan dua Ryan kecil, juga masih muat ditiduri.

Chris pasti melihat kepasrahan dalam mataku, sehingga tiba-tiba membopongku menuju kamar mandi.

Dia memasukkanku ke dalam bak mandi, tersenyum misterius, "Bodoh, 'tidur' yang kumaksud, tentu saja tidak segampang itu."

"..."

Dia juga masuk dalam bak mandi, kemudian menggendongku ke atas pahanya.

Tanpa menunggu respon dariku, dia langsung mengecup bibirku.

Aku dibuatnya kehilangan akal. Untung masih ada sedikit kesadaran yang tersisa, segera kutahan tangannya yang bergerak kesana-kemari, dan dengan terengah-engah berkata, "Tidak ... tidak bisa."

Meskipun aku sangat suka dengan kedekatannya, tapi Ryan masih berada di luar ... ini terlalu memalukan.

Chris menggigit ujung telingaku, "Tapi, sayang, aku juga tidak 'memakan'mu kemarin malam."

Suaranya yang begitu dalam dan berat, seperti mengandung sedikit pengharapan, membuatku merinding mendengarnya.

Ditambah lagi dengan hembusan nafasnya yang berat disekelilingku, rasanya aku sudah akan pingsan dalam suasana yang dibuatnya ini.

Terakhir aku hanya bisa berkata dengan terbata-bata, "Ta ... tapi Ryan ..."

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu