My Superhero - Bab 204 Paman Chris, Maukah Kamu Keluar? (1)

Aku ragu apakah William sengaja menakutiku atau apakah keluarga Shen telah melakukan sesuatu untuk menyakitiku.

Setelah keluar dari penjara, aku memikirkannya sepanjang jalan.

Aku ingat bahwa Grace pernah mengatakan bahwa utusan di orang dalam memintanya untuk membuat tuduhan palsu melawan Chris Zhou atas nama keluarga Shen.

Dan orang dalam itu adalah Christian Sheng dan organisasi tentara bayaran di belakangnya.

Dengan kata lain, keluarga Shen juga tidak adil.

Christian Sheng ingin menyeret keluarga Zhou dan keluarga Shen…

Tetapi mendengar kata William, keluarga Shen benar-benar ingin melawanku.

Dihubungkan dengan sikap ayah Shen, aku masih sedikit tidak yakin…. Atau mungkin ada seseorang di keluarga Shen yang tidak menginginkanku.

Sambil aku menaiki mobil, aku masih belum menemukan alasannya.

Langit masih gerimis, derai, seolah-olah tidak ada akhirnya.

Jelas-jelas ini adalah siang hari, tetapi langit tampak gelap, dan semuanya seperti menggantung di atas kepalaku, sehingga susah bernafas.

Mungkin melihatku berdiam, Chris Zhou memelukku dan dengan suara lembut berkata : “Kalau kamu ada pertanyaan, kamu boleh pergi dan tanyakan ke Steven Shen, aku pikir seharusnya dia tahu jawabannya.”

Aku diam dan menatapnya.

Bagaimana dia bisa memutuskan bahwa Steven Shen tahu jawabannya?

Walaupun mengatakannya, dan bahkan Steven Shen mengetahuinya, apakah dia akan memberitahuku?

Kalau keluarga Shen ingin mencelakaiku, apakah dia akan mengatakan yang sebenarnya kepadaku?

Chris Zhou tampaknya telah menebak pemikiranku dan dengan lembut mengelus wajahku, dia berkata : “Aku pikir dia pasti akan memberitahumu.”

Aku sedikit terkejut, dia sangat mempercayai Steven Shen.

Tetapi sebelumnya mereka belum saling dekat.

Aku memandangnya dengan curiga dan berkata : “Apakah kamu ada hubungan baik dengannya?”

Dia tersenyum, meraih keningku dan berkata : “Awalnya aku kira dia benar-benar menyukaimu, jadi tentunya aku harus berjaga-jaga dengannya, dan sekarang dia sudah menjadi pamanku, tentunya aku memiliki hubungan baik dengannya.”

Aku : “……”

Sejak kemarin Steven Shen mengungkapkan kehidupku, dia selalu disebut paman Steven Shen, Apakah dia begitu yakin bahwa aku akan kembali ke keluarga Shen?

Aku tidak bisa tertawa maupun menangis, tetapi tidak memperdulikan maksudnya.

Bahkan di dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku selalu menganggap Steven Shen sebagai kakakku.

Aku boleh tidak mengenal keluarga Shen, tetapi aku dapat melihat kebaikan Steven Shen kepadaku, walaupun aku tidak memanggilnya kakak sepupu, aku sudah mengenalinya sebagai kakak sepupu di hatiku.

Tetapi, mengidentifikasinya adalah suatu masalah juga. Menemuinya untuk mencari tahu tentang rahasia keluarga Shen adalah suatu masalah lagi.

Walaupun kelihatannya Steven Shen sangat baik kepadaku, aku juga yakin dia tidak akan menyakitiku, tetapi ayah Shen sepertinya tidak terlalu menyukaiku. Jika jawaban terakhir adalah yang seperti dikatakan William, di dalam keluarga Shen ada yang ingin menyakitiku, Steven Shen juga tidak akan mengatakan yang sebenarnya padaku.

Mungkin itu bisa menambah masalahnya lagi, membuatnya terjebak diantara aku dan keluarga Shen.

Akhirnya, aku tidak jadi menemui Steven Shen.

Setelah sampai di vila, sudah saatnya makan siang, Bibi Elena telah mempersiapkan makanan di meja makan, hanya menunggu kami pulang.

Ryan Zhou langsung datang dan memelukku.

Aku mengelus kepalanya, dengan lembut berkata : “Tadi tante baru saja terkena hujan, jadi tidak bisa memeluk Ryan, kalau tidak nanti Ryan bisa sakit. Tunggu tante ganti baju diatas dulu lalu turun untuk menemani Ryan main ya.”

Ryan Zhou mengedipkan matanya yang besar, menganggukkan kepalanya, dan berkata dengan suara redam : “Kalau begitu tante cepat pergi untuk ganti baju, jangan sampai sakit.”

Sikapnya yang lucu membuatku tidak tahan untuk menciumnya beberapa kali.

Saat aku berdiri, melihat Chris Zhou sedang tersenyum dan menatapku.

Aku tidak mengerti maksudnya.

Dia memegang tanganku, saat naik ke atas, dengan suara berbisik dia berkata : “Mengapa kamu hanya mencium Ryan?”

Aku terdiam, tidak berekspresi dan langsung menciumnya.

Saat ini, dia baru puas dan bibirnya maju.

Alis dan mata yang melengkung membuat hatiku berdebar.

Aku tak bisa menahannya dan tertawa terbahak-bahak dimanapun dan kapanpun ketika melihat senyumannya. Dengan satu kalimat, kalau hati sedang kacau…benar-benar sangat bermanfaat…

Aku tidak tahu apakah dia mengerti maksudku, Chris Zhou tertawa, memegang hidungku dan berkata : “Terpesona oleh keindahanku?”

Aku menutup wajahku karena malu, dan merasakan telinga yang panas.

Dia tertawa semakin keras, sengaja mengeluarkan suara serak dan berkata : “Sayang, disaat seperti ini, kamu seharusnya menjatuhkanku...”

Aku : “…..”

Sejak hubungan kita semakin dekat, dia menjadi suka menggodaku.

Secara alami, aku senang dengan perubahan ini.

Tetapi walau bagaimanapun, setiap dia menggodaku, aku pasti terdiam olehnya. Hatiku berdetak kencang dan tidak bisa menahan pesonanya sama sekali.

Sama seperti saat ini, wajahku langsung memerah.

Aku hanya bisa tidak memperdulikannya, menjauh dari tangannya dan langsung lari ke kamar.

Dibelakang terdengar suara tertawanya yang serak.

Aku memegang wajahku dan setelah sekian lama baru dapat tenang.

Disaat ini juga, Chris Zhou baru melangkah masuk.

Dia bahkan tidak memperdulikanku. Hanya tersenyum melihatku lalu melepas mantelnya, melepas bajunya….

Di badannya hanya tersisa tank top dan celana. Otot-otot di tubuhnya kokoh dan indah, yang membuat orang menyebutnya memiliki urat-urat yang menawan.

Aku teringat akan adegan saat dia menimpaku tadi malam.

Dia membalikkanku hanya dengan satu tangan dan menempelkan seluruh badannya di punggungku. Pada saat itu, aku merasa bahwa dia adalah…..

Memikirkan penampilannya yang berkeringat karena tindakkannya yang terlalu bersemangat, tiba-tiba wajahku memerah dan tidak berani untuk mengingatnya lagi.