My Superhero - Bab 523 Memutus Hubungan Dengan Ibumu

Pada akhirnya aku tidak menanyakan hal ini pada Chris Zhou.

Karena saat aku bersiap ingin membuka mulut, Chris Zhou tiba-tiba menerima panggilan telepon.

Dia awalnya memeluk aku dengan erat, tetapi entah apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya itu, dia perlahan-lahan melemahkan tenaganya.

Aku kembali berpikir.

Dia sepertinya ingin memelukku lagi, tetapi aku menghindarinya.

Aku tidak bisa mendengar suara orang di telepon itu, aku hanya bisa menebak perbincangan mereka dari ekspresi wajah Chris Zhou, mungkin terjadi masalah.

Dia menatapku beberapa kali, didalam matanya tersirat kesedihan dan penyesalan.

Didalam hatiku muncul firasat buruk.

5 menit atau 6 menit kemudian, dia memutuskan sambungan telepon, tatapan matanya melihat ke arahku.

Aku diam-diam saling berpandangan mata dengannya.

Sudut bibirnya bergerak, sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi entah kenapa, dia malah terdiam.

Kami pun tidak saling bicara.

Entah selang berapa lama, didalam matanya tersirat kesedihan yang tidak aku mengerti, lalu dia perlahan-lahan membuka mulut, berkata: “Sayang, aku harus pergi.”

Sebenarnya saat dia sedang menelepon, aku sudah memiliki firasat, jadi aku pun tidak heran.

Tetapi didalam hatiku sontak merasa sedikit sedih.

Saat sebelumnya aku menyuruh dia pergi, tapi dia berkata ingin menemaniku disini, sekarang hanya karena sebuah panggilan telepon, dia malah ingin pergi.

Tetapi situasi kota Imperial tidak terlalu stabil, mungkin keluarga Zhou mengalami masalah, aku pun sebaiknya memakluminya.

Jadi aku pun menganggukkan kepala sambil mengendalikan semua keraguan yang ada didalam hatiku, berkata: “Kalau begitu aku antar kamu keluar.”

Dia masih belum melangkahkan kaki, tatapan matanya masih tertuju pada wajahku.

Aku ragu sambil menatap dia: “............Bukankah masih ada urusan?”

Dia menggelengkan kepala, lalu terdiam beberapa saat, dia berkata dengan suara pelan: “Viona, kamu tunggu aku, bisakah?”

Aku sedikit terkejut, tidak mengatakan apapun.

Suaranya semakin parau: “Barusan kak Philip menelepon, dia mengatakan bahwa ibuku.......mengancam bunuh diri, sekarang masih dalam pertolongan.”

Aku terkejut sambil membelalakkan mata.

Tidak heran jika tatapan matanya barusan begitu aneh.

Aku menghirup napas dalam-dalam, berkata: “Dia.........apa dia bunuh diri karena kamu datang kesini mencariku?”

Chris Zhou tidak menjawab pertanyaanku.

Tetapi melihat dari tingkahnya, aku sudah mengerti, dugaanku pasti benar.

Suasana hatiku seketika itu juga berubah menjadi kacau.

Saat sebelum dia menerima panggilan telepon, kami masih sedang membahas masalah bagaimana cara menangani ibunya, dia bersikeras mengatakan bahwa dia tidak akan membiarkan ibunya ikut campur masalah percintaannya.

Tetapi pada akhirnya, tidak sampai beberapa menit, ibunya melakukan bunuh diri untuk mengancam dia.

Apa mungkin dia benar-benar tidak mempedulikan nyawa ibunya demi hidup bersamaku?

Aku hanya merasa sangat putus asa.

Sebenarnya aku hampir saja terbujuk olehnya, biarpun awalnya dia mungkin benar-benar membuat aku diculik oleh Christian Sheng.

Tetapi, aku meyakinkan diri.

Aku mengepalkan kedua tanganku, kuku jari tanganku hampir masuk kedalam telapak tangan.

Setelah menghirup napas dalam-dalam, barulah aku merasa tenang, berkata dengan pelan: “Kalau begitu kamu cepat pergi saja.”

Chris Zhou menatapku tajam, berkata: “Kali ini aku akan menyelesaikan masalah ini dengan baik, lalu aku akan datang lagi mencarimu.”

Aku tersenyum, berkata: “Tidak perlu.”

Tatapan matanya muram, dia terdiam, lalu menatapku sambil terus terdiam.

Kelopak mataku terasa sangat pedih, tapi aku masih bisa menahan air mataku, berkata: “Kita cukup sampai disini saja.”

Didalam hatiku, dia begitu hebat, dia sangat bijaksana dan optimis, memiliki rencana ke depan dengan penuh pertimbangan, memiliki sikap yang layak dihormati seolah raja.

Aku tidak pernah melihat dia begitu bimbang dan begitu putus asa seperti ini.

Karena dia terhimpit diantara aku dan ibunya, dia pun berubah menjadi seperti ini.

Aku tidak sabar.

Dia harus mengambil keputusan, tetapi dia malah ragu, kalau begitu biarkan aku yang mewakili dia untuk mengambil keputusan.

Dia termangu sambil berdiri disana, tidak merespon sedikit pun.

Aku menghindari pandangan matanya, berkata dengan tersedu: “Aku akan suruh orang untuk membuat surat perceraian............atau setelah kamu pulang, kamu kirimkan suratnya ke aku juga tidak masalah.”

Dia masih berdiri disana sangat lama, beberapa saat kemudian, dia mengulurkan tangan seolah ingin memelukku.

Aku menghindarinya lagi, berkata: “Pergilah, aku antar kamu keluar.”

Saat berbalik badan, air mataku akhirnya tidak tertahankan dan jatuh menetes.

Kali ini setelah berpisah nanti, mungkin kami benar-benar akan menjadi pribadi yang baru dan tidak dikenal.

Sekalipun nantinya bertemu, kami hanyalah 2 orang asing yang pernah menjadi pasangan suami istri.

Sebenarnya aku masih ingin membicarakan banyak hal dengannya, ingin menyuruh dia merawat Maxi dengan baik, ingin mengatakan padanya bahwa aku tidak membencinya.........

Tetapi aku takut tidak bisa mengendalikan perasaanku setelah aku mengatakan itu padanya, hingga akhirnya aku menangis di hadapannya.

Jadi aku pun dengan cepat langsung berbalik badan, bersiap membuka pintu.

Hanya saja saat tanganku akan membuka pintu, Chris Zhou tiba-tiba memegang bahuku, lalu dia memelukku dari belakang.

Dia tidak memberiku kesempatan untuk mengelak, dia langsung memegang kepalaku, lalu menciumku dengan mesra.

Aku bisa saja mengelak, tetapi entah kenapa, mungkin karena wangi tubuhnya yang sangat khas itu membuat kakiku lemas, atau mungkin karena dadanya terlalu hangat hingga membuatku merasa tidak tega, aku ternyata membiarkan lidahnya menjulur masuk kedalam mulutku, kemudian kami pun saling berciuman.

Pada akhirnya aku sesak napas, hampir saja tidak bisa berdiri dengan seimbang, kemudian aku dipeluk kedalam dekapannya.

Air mataku masih menetes.

Dia melepaskan pelukannya, lalu dia memegang wajahku, kemudian mencium air mata yang ada di sudut mataku dengan mesra.

Aku menangis semakin tersedu-sedu.

Dia tidak melakukan gerakan apapun lagi, dia juga tidak mengatakan apapun, dia hanya terdiam sambil memelukku, terdiam sambil mencium air mata yang ada di sudut mataku dan wajahku.

Aku perlahan-lahan sadarkan diri, lalu aku mendorong dia, berkata: “Anggap saja ini adalah pelukan terakhir kita.............aku masih belum merubah pendapatku..........aku merasa kita sebaiknya berpisah............”

Dia memegang tanganku dengan erat.

Pandangan mataku tertuju pada matanya, berkata: “Apa kamu tidak bersedia melepaskan aku?”

Tatapan matanya muram, didalam matanya tersirat perasaan yang tidak aku mengerti.

Tetapi tanpa sebab apapun, aku bisa melihat didalam matanya tersirat perasaan memohon.

Dia.............ternyata bisa memohon padaku............

Aku hanya merasa hatiku tertusuk jarum, terasa sangat sakit hingga membuat aku sesak napas.

Selang beberapa lama kemudian, barulah aku merasa tenang, berkata: “Kamu ingin terus bersamaku, itu bukanlah hal yang tidak mungkin, tetapi aku memiliki sebuah permintaan.”

Dia kali ini membuka mulut, berkata dengan suara parau: “Katakanlah.”

Aku mengedipkan mata melihat dia, berkata: “Kamu sekarang juga telepon kak Philip, katakan padanya kalau kamu ingin bersamaku, lagipula............” aku sengaja memperpanjang suaraku, berkata, “Kamu harus mengatakan dengan jelas, mulai sekarang hingga nanti, kamu memutus hubungan dengan ibumu.”

Mungkin karena permintaanku terlalu mengejutkan, ekspresi Chris Zhou pun terlihat sangat terkejut beberapa saat.

Hatiku terasa semakin sakit, tetapi aku bisa menahannya, berkata: “Kenapa, kamu tidak berani?”

Dia seolah sudah kembali sadarkan diri, lalu terdiam sambil menatapku.

Aku menggigit gigi, berkata: “Aku sudah tahu kalau kamu tidak berani...........” aku sengaja memperlihatkan senyuman menyindir, berkata, “Perkataanku cukup sampai disini, asalkan kamu memutus hubungan dengan ibumu, aku akan terus bersamamu...............sebelum itu terjadi, aku tidak akan kompromi.”

Dia mungkin tidak menyangka aku bisa begitu keras kepala, dia pun terdiam beberapa saat.

Aku tersenyum sadis, berkata: “Karena kamu tidak bisa melakukannya, kamu juga tidak perlu ragu lagi, pergilah.”

Setelah selesai bicara, aku membuka pintu.

Dia menarik tanganku: “Viona............”

Aku menengok ke belakang, berkata sambil menyindir: “Kenapa, apa kamu ingin mengatakan kalau aku bukan wanita pendendam, dan kamu pasti mengira aku hanya mengatakan kalimat kebencian saja, benarkah?”

Tatapan matanya menyiratkan ekspresi kesakitan.

Aku tersenyum mengejek, berkata: “Tidak, ini adalah pemikiranku yang sesungguhnya, aku sebenarnya takut dengan ibumu, jika hal ini terjadi lagi, aku takut dia bisa membunuhku.” Aku menunjuk cadar yang masih ada di wajahku, berkata, “Kali ini dia hanya merusak wajahku, lain kali mungkin aku akan kehilangan nyawaku.”

Chris Zhou menatapku tajam, berkata dengan suara halus: “Tidak, dia tidak akan...........”

Aku memotong perkataannya dengan angkuh: “Kamu kira mentalnya benar-benar terganggu? tidak, aku merasa dia mengerti semuanya, dia ingin berpura-pura gila, ingin melakukan sesuatu sesuka hatinya, dia hanya ingin mengendalikan kalian tiga bersaudara ini didalam kendalinya!”

Aku hampir saja berteriak dengan kencang mengatakan beberapa kalimat ini.

Angel dan yang lainnya masih berada di ruang tamu, mungkin sebentar lagi setelah mereka mendengar teriakanku, mereka pun akan menghampiriku.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu