My Superhero - Bab 57 Aku Hanyalah Tetap Jadi Pacar Palsunya (1)

Aku menurunkan kelopak mata, hati rasa tidak enak.

Terus disaat sarapan, aku ngerasa tak mood sama sekali.

Chris juga tidak bicara apa pun. Diam-diam menghabiskan makanannya, Chris berkata:" Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu."

Aku duduk tegakan badan, serasa-rasa sudah terdebak apa yang dia ingin bicarakan. Sekejap membuat tenggorokanku merasa pahit, tapi aku tidak menolaknya, kemudian mengganguk kepala.

Dia berkata:" Pergi ruang kerja saja."

Aku mengiyakannya.

Tirai jendela ruang kerja dalam keadaan tertutup, setelah masuk, Chris tarik membuka tirai jendela itu. Sinar segera masuk kedalam, menusuk kedua mataku.

Aku menunduk kepala, kedua tangan bersilangan letak diatas kedua lutut, nunggu Chris bersikap

Chris berkata:" Tunggu kondisi badanmu membaik, kita berangkat ke kota imperial."

Kalimat pembukaan awal kedengaran tidak ada masalah, tapi aku tak demikian ngerasa santai. aku hanya menjawab iya dengannya, terus menunggu lanjutannya.

Dia hening sebentar, kemudian berkata:" Kamu tenang saja, hubungan kita tidak akan berubah."

Hubungan kita?

......Maksudnya?

Aku masih belum ngerti dari artinya, Tidak sengaja mengangkat kepala melihatnya. Dia juga melihatku, matanya kelihatan mendalam, terus berkata:" Kamu lihat ini dulu."

Ini sebuah dokumen.

Aku dengan ragunya mengambil kemari, ternyata sebuah surat protokol. Inti dari surat ini, ternyata selama kontrak ini berjalan, aku sebagai pacar palsunya, dia akan berikan bayaran yang sesuai.

Hatiku makin lama makin turun.

Berbalik sampai halaman terakhir, masih ada tambahan dua lembar kertas di dalam surat protokol, itu adalah catatan pembayaran yang dia kasih kepadaku, termasuk beberapa rumah di kota Imperial, istana dan pertenakan di dunia setiap tempat, dan juga uang yang jumlah sangat besar.

Aku memegang surat kontrakan itu dengan erat, hampir saja kertas itu berubah wujud.

Pantes dia bilang hubungan kita tidak akan berubah. karena aku hanyalah tetap jadi pacar palsunya.

Iya juga, hubungan ini dari awal juga bukan dia inginkan, cuman karena aku terkena obat, perlu harus ada orang yang membantuiku, dan aku meminta tolong dengannya, dia pun juga terpaksa menerima.

Dadaku mulai mengerasakan pahit, hidung juga mulai mengasam.

Saat mengangkat kepala lagi, aku sudah kembali tenang.

Dengan tenangnya berkata:" Chris, kamu tidak perlu kasih aku bayaran apapun, kamu sudah membantuku banyak, lagian waktu itu kamu juga ngomong, aku jadi pacarmu, kamu bakalan bantuinku mengatasi William dan Grace. Kalau kamu sudah melakukannya, aku juga saatnya menepatin janjiku, kamu tidak perlu memberi barang atau bayaran apapun.

Dia melihatku lama, tidak berbicara.

Aku menggigit bibir, memaksa diri untuk bertatapan dengannya.

Walaupun aku suka dia sampai sedemikian, walau aku dulu ada harapan, ingin dengannya ada kemajuan, tapi aku ada batasan juga. Ketika sudah tahu dia tidak bakalan suka denganku, aku juga tidak akan mengganggunya lagi, dan tidak mungkin menampakan perasaanku didepannya.

Untuk barang yang dia kasih, aku juga tidak ingin menerima lagi. Aku tidak ingin menghinakan perasaanku ini. Apalagi sesuai dengan yang aku ngomong, dia bener sudah banyak membantuiku, walaupun dia ingin membalas, sebenernya sudah cukup.

Aku mana mungkin menerima hartanya lagi.

Entah lewat berapa lama, dia dengan lembut berkata:" Kamu tidak perlu ada keberataan, ini semua bukan apa-apa."

Ujung Lidahku merasa pahit, tapi aku mesti harus bersenyum, berkata:" Aku tahu bagi kamu, seberapa banyak uang pun tak bermasalah, tapi aku beneran tidak perlu, lagian barang ini juga bukan aku dapatkan, aku hanya membantu hal kecil saja."

Dia sembarang cari cewek pun bisa jadi pacar palsunya, tapi jika tak ada dia,kemungkinan aku sudah mati ditangan

Grace saat di rumah sakit jiwa, selama hidup ini bakalan hancur begitu saja.

Chris hanya bergeleng kepala, berkata:"Kalau bukan kamu, aku juga akan mati di tangan Jade....."

Dia mungkin ngomong aku kena obat afrodisiak, kemudian ada hubungan seks dengannya.

Mungkin.....ini harta uang tetap, kompensasi atas kehilangan malam pertamaku kali.

Hatiku semakin ngerasa pahit, diam sebentar, terus berkata:" semua sudah berlalu, aku tidak bakalan masuk hati."

Aku juga kasih tahu dia, aku tidak butuh dia bertanggung jawab apapun, dan tidak bakalan mengganggunya tidak lepas.

Dia diam-diam melihatku sebentar, menjawab:" Ditentukan demikian saja, aku panggil Anin dan pengacara masuk."

Belum aku bereaksi kembali, Anin dan pengacara lainnya sudah mengedor pintu.

Aku hanya tersenyum.

Dia beneran ingin memastikan hubungan kerja sama kita, memutuskan harapanku.

Demikian sajalah.

Dia ingin memakai uang membeli ingatan kemarin, kalua begitu aku hanya mengikutinya, biar hatinya tenang.

Disaksikan oleh pengacara, aku menandatanganin surat kontrak itu.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu