My Superhero -  Bab 18 Kamu Pikir Kenapa Aku Begitu Baik Padamu?

Aku terlambat untuk menghindar, hanya diam bertatapan dengannya.

Karena jaraknya jauh, aku tidak bisa melihat jelas ekpresi wajahnya.

Aku tidak tahu kenapa jantungku berdegup dengan sangat kencang.

Chris sudah berjalan ke arah pintu.

Karena sudah terlihat olehnya, pastinya aku harus ke bawah untuk menyambutnya.

Aku melihat pakaian tidurku, aku langsung merasa sangat tidak sopan, ditambah lagi luaran baju ini sangat tipis.

Baju ini adalah baju yang dikirim oleh pembantu keluarga Chris begitu aku masuk rumah ini. Barang-barangku masih di taman Furong, rumahku. Awalnya aku ingin meminta Anin menemaniku ke sana, lalu berpikir kalau itu akan merepotkannya, aku pun jadi tidak membicarakan hal ini lagi.

Aku turun ke bawah.

Chris sedang berdiri di depan pintu kaca menerima telepon.

Lampu di ruang tamu terang seperti cahaya di siang hari, menyinari bayangan punggungnya yang tinggi dan besar.

Di balik pintu kaca ada halaman dengan cahaya yang redup, juga ada bayangan pohon yang bergoyang.

Gelap dan terang, kedua dunia yang berbeda. Chris yang berdiri di tengahnya, menjadi sangat terlihat lebih penuh rahasia.

Tatapanku beralih ke jari tangannya yang panjang dan putih.

Jari-jari tangan itu begitu indah...

Aku termangu.

Chris tiba-tiba menengok, menatapku lurus.

Pupil matanya gelap dan dalam, seperti kolam di musim semi.

Langkahku berhenti, berhenti beberapa meter dari tempatnya berada.

Chris menutup teleponnya, lalu berjalan ke arahku.

Aku semakin grogi. Tiba-tiba kaki dan tanganku tidak tahu ingin mengarah kemana.

Dia hanya menatapku sekilas lalu berkata: "Ikut denganku."

Aku tak menyangka kalimat pertama di pertemuan ini adalah kata-kata itu.

Dia sudah berbalik dan berjalan ke arah ruang baca.

Aku terdiam sekitar 2 detik, lalu langsung mengikutinya berjalan di belakang.

Ruang bacanya sangat minimalis, furniturnya tidak begitu banyak. Rak buku di belakang masih kosong, hanya ada tumpukan dokumen di atas meja.

Mungkin karena udara di ruangan ini agak panas dan lampunya sangat terang, walpaper tembok berwarna kuning lembut di ruangan ini menjadi terlihat dingin.

Ini pertama kalinya aku masuk ke ruang baca milik Chris.

Selama 10 hari ini, kecuali ruang tamu dan kamar lantai 2, Tempat lain di villa ini aku tidak berani sembarangan berjalan-jalan melihatnya, takut akan melanggar hal yang tidak dilarang Chris.

Setelah aku berdiri, aku yang pertama membuka mulut: "Maaf, paman Chris. Kali ini aku merepotkanmu lagi...."

Chris menatapku sebentar, lalu dalam diam memberiku sebuah map berisi dokumen.

Aku ragu menerimanya. Begitu membuka dokumen tersebut, aku tak menyangka di dalamnya adalah dokumen berisi status kemahasiswaanku.

Sebelumnya guru Tang bilang bahwa dokumenku sudah dibawa pergi, aku pikir dibawa pergi oleh William.

William pasti akan mengosongkan dokumenku, aku pun tidak bisa kembali ke sekolah lagi.

Tidak diduga dokumenku dibawa kembali oleh Chris.

Aku mengangkat kepalaku sambil terkejut, lalu menatapnya dengan tatapan berbinar tak percaya.

Dengan wajah sangat datar dia berkata:  "Dokumen ini kamu sendiri yang menerimanya. Status kemahasiswaanmu masih ada di kampus Imperial. Kamu bisa kembali kapanpun."

Mulutku menganga lebar, ingin mengatakan sesuatu tapi tersadar satu katapun tak keluar dari mulutku.

Ini benar-benar mengejutkan!

Sekarang ini kecuali siksaan dari William dan Grace, hal yang paling aku khawatirkan adalah keluar dari sekolah. Hasilnya Chris diam-diam membantuku menyelesaikan permasalahan.

Dia... benar-benar penolongku....

Aku menatapnya, sama sekali tidak tahu harus bagaimana mengekspresikan perasaan bahagiaku.

Mungkin karena melihatku sama sekali tidak bersuara, tatapan Chris mengarah pada kedua tanganku lalu berkata: "Jika kamu khawatir dirimu tidak bisa mengerjakan penelitian, maka istirahatlah selama 6 bulan. Tunggu tanganmu sembuh baru kembali ke sekolah."

Mempelajari dunia kedokteran pastinya harus ada penelitian klinis, Chris menggantikanku untuk mempertimbangkan hal tersebut.

Hidungku terasa perih, lalu dengan gumaman berkata: "Terima kasih..."

Chris menatapku, pupil matanya masih menggelap.

Di bawah mataku tertahan air mata, aku tidak bisa melihat dengan jelas ekspresi matanya saat ini. Aku hanya merasa diriku sepertinya harus menurut kata hati.

Tetapi tiba-tiba di kepalaku sekilas muncul wajah Jade, aku pun langsung tersadar. Hatiku diam-diam menolak diriku, bagaimana bisa diriku ini merasa gelisah kepada penolongnya.

Disamping itu anak perempuan dengan latar belakang sepertiku, mana mungkin terlihat di matanya. Mungkin hanya berakhir dengan cinta yang tak terbalaskan.

Aku menundukkan mataku, tidak berani menatap Chris.

Dia juga tidak berkata apa-apa.

Ruang baca ini menjadi sepi.

Di luar sangat gelap, sepi tidak ada suara, hanya sesekali terdengar suara serangga.

Aku tidak tahan dengan kesunyian ini, lalu mengumpulkan keberanian untuk mengangkat kepala.

Chris juga sedang menatapku.

Aku gemetaran, sangat sulit membuat diri tenang. Dengan suara pelan berkata: "Aaa..kuu... aku ingin istirahat selama 6 bulan dulu..."

Chris tidak bertanya alasannya padaku, dia hanya mengangguk pelan, mengartikan bahwa dia tahu.

Lalu akhirnya dia tidak menatapku lagi.

Aku diam-diam membuang napas, lalu bicara kembali: "Ada satu hal lagi, aku membutuhkan bantuan paman Chris."

Chris bicara: "Katakan."

Aku menundukkan kepalaku, menatap jari-jari kakiku, dengan pelan bicara: "Pernikahan ayahku, apakah paman Chris bisa membawaku pergi ke sana?"

Chris menjawab: "Bisa"

Aku tak menduga dia akan menjawab secepat itu.

Suara Chris tepat berada di atas kepalaku: "Ada hal lain?"

Aku terkejut, lalu cepat-cepat menggelengkan kepala: "Anda baru saja kembali, pasti sangat lelah. Aku tidak akan mengganggu lagi, silahkan istirahat."

Chris hanya bergumam pelan mengiyakan.

Aku membalikkan tubuhku pergi mengarah ke luar ruangan.

Dia tiba-tiba memanggil namaku: "Viona."

Ini pertama kalinya ketika aku sendiri dia memanggil namaku. Sangat pas dengan suaranya yang berat dan serak, membuat jantungku tidak bisa dijelaskan seberapa kencangnya berdetak.

Sebisa mungkin aku bersikap tenang, lalu menengok ke arahnya.

"Setelah ini apa rencanamu?" Tanyanya.

Aku terkejut.

Ini adalah pertanyaan yang selalu aku pikirkan.

William dan Grace pasti tidak akan melepaskanku. Selama aku pergi dari rumah Chris, mereka pasti akan mencariku.

Tapi apakah seumur hidup aku harus menempel pada Chris dan tidak melepaskannya?

Tentunya juga ada cara lain, yaitu menggunakan kekuasaan Chris, membinasakan William dan Grace.

Tapi Chris sudah sangat banyak membantuku, aku sudah tidak punya muka lagi untuk memintanya membantuku.

Aku tidak bisa menjawab, hanya bisa diam.

Chris pelan-pelan berjalan ke depanku.

Dia sangat tinggi, tubuhnya lebih tinggi sekepala dari tubuhku.

Tanpa sadar aku mengangkat wajahku.

Tatapan matanya sulit dipahami, dia terus menatapku.

Aku langsung menundukkan kepalaku.

"Apakah kamu ingin balas dendam?" Tanyanya.

Suaranya sangat berat, dalam suaranya ada aura yang memabukkan.

Aku bermimpi sedang balas dendam, hampir ingin berkata bahwa diriku ingin balas dendam.

Tetapi Chris tiba-tiba bertanya padaku, aku tidak bisa menghindar bahwa diriku agak ragu, aku menahan keinginanku dengan paksa.

Dia kembali membuka mulutnya, suara lebih berat: "Aku bisa membantumu."

Hembusan napasnya yang panas menggelitik telingaku.

Aku menjadi bingung, masih tidak menjawabnya.

"Kamu pasti sudah tahu, bahwa pertunanganku dengan Jade batal."

Aku mengangguk. Aku tidak paham mengapa dia malah membahas topik ini.

Dia menatap kedua mataku lalu berkata: "Keluarga Jade pasti tidak akan membiarkannya begitu saja. Aku membutuhkan seorang pacar untuk menjadi pelindungku."

Mataku tiba-tiba membesar.

"Kamu jadilah pacarku. Aku akan membantumu mengurus William dan Grace." Ucapnya pelan.

Aku masih dalam keadaan linglung.

Dia kembali berkata: "Catatan kejiwaanmu, aku juga bisa menghilangkannya."

Mendengarnya menyebut penyakit kejiwaanku membuatku agak malu.

Tetapi sebenarnya aku tidak benar-benar gila...

Banyak pikiran yang berterbangan di hatiku.

Menggunakan kekuatan keluarga Chris, dia benar-benar bisa membantuku dengan mudah untuk menyingkirkan William dan Grace.

Tapi syaratnya adalah menyuruhku untuk berpura-pura menjadi kekasihnya.

Aku sungguh ragu.

Tidak tahu sudah berapa lama berlalu, aku kembali sadar dari pikiranku yang kacau, dengan senyum pahit berkata: "Paman Chris, beberapa kali kamu membantuku, aku benar-benar berterima kasih padamu. Kamu bilang kamu ingin menggantikanku untuk balas dendam, aku pun juga merasa tersentuh. Tapi... aku merasa aku tidak pantas berpura-pura menjadi kekasihmu, karena nona Jade tidak akan percaya kamu mencari pacar lalu berpacaran dengan pembantu sepertiku..."

Sejujurnya, Jade adalah wanita yang menakutkan, aku takut wanita itu akan balas dendam.

Tapi jika hanya takut, aku juga masih bisa menyetujui persyaratan Chris.

Dia telah banyak membantuku, aku tidak peduli menggunakan cara apa untuk membalas budi padanya, bahkan jika berpura-pura menjadi pacarnya atau menghadapi ratusan ancaman dari Jade, aku bersedia.

Tapi aku juga sadar diri, aku benar-benar tidak pantas dengan Chris. Jade tidak mungkin percaya Chris dan aku berpacaran.

Tatapan Chris beralih ke wajahku, tiba-tiba tersenyum lalu dengan santai berkata: "Kenapa dia tidak percaya?"

Aku tercengang.

Dia menatapku dalam-dalam lalu berkata: " Kamu pikir kenapa aku begitu baik padamu?"

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu