My Superhero - Bab 414 Apakah Aku Boleh Mengejar Cintamu? (1)

Erick membawaku pergi dari kantor polisi, setelah naik mobil dia menyuapiku setengah gelas air minum, lalu dia mengemudikan mobil menuju rumah sakit.

Mobilnya terus melaju, aku sebenarnya tidak kuat menahan rasa sakit, pada akhirnya aku pingsan.

Pada saat ini aku bisa merasakan kalau Erick sedang meneteskan air di bibirku dengan kapas.

Didalam hatiku merasa sangat terharu, tidak disangka kalau dia bisa begitu perhatian, aku sontak berpikir, nantinya aku pasti akan berterimakasih padanya.

...........................

Saat aku terbangun, aku seolah mendengar suara Chris Zhou.

Dia seperti sedang berkata: “Serahkan Viona padaku.”

Aku curiga kalau aku sedang bermimpi, aku membuka mata samar-samar, ternyata benar-benar melihatnya.

Saat ini aku sedang berada didalam pelukan Erick, sedangkan Chris Zhou di hadapan kami melihat Erick dengan wajah tanpa ekspresi.

Mereka belum menyadari kalau aku sudah terbangun.

Erick terdiam beberapa saat, lalu menyerahkan aku pada Chris Zhou.

Chris Zhou memelukku, berkata: “Terima kasih banyak.”

Suara Erick sedikit sinis, berkata: “Tak perlu berterima kasih.”

Aku mencium aroma wangi peppermint dari tubuh Chris Zhou, begitu sangat familiar, lengan tangannya juga begitu kekar seperti dulu.

Tapi entah kenapa, aku tiba-tiba teringat video yang diperlihatkan oleh wakil kepala Zhong padaku di ruang interogasi, aku sontak langsung merinding.

Apakah benar kalau Keluarga Zhou sedang menyakitiku?

Didalam hatiku tidak percaya, tetapi saat ini aku tidak bisa berpikir untuk membedakan mana yang benar dan bohong.

Tanpa sebab apapun, aku tiba-tiba sedikit takut pada Chris Zhou.

Aku mulai bergerak melepaskan pelukannya, ingin menyuruh dia melepaskan aku.

Chris Zhou dan Erick menyadari kejanggalan dari diriku, tatapan mereka pun tertuju padaku.

Erick berkata dengan penuh perhatian: “Nona Viona, kamu kenapa?”

Aku saat ini sedikit pusing, tanpa sadar aku berkata tersedu: “Jangan Chris.......jangan dia.......”

Chris Zhou masih memelukku, pelukan tangannya semakin erat.

Aku mendengar Erick berkata: “Serahkan dia padaku.”

Chris Zhou masih tetap tidak melepaskanku.

Aku bergetar merinding di pelukannya, aku tidak memperhatikan ekspresi wajah mereka berdua sama sekali.

Chris Zhou tidak berencana melepaskan aku, dia berkata dengan pelan: “Viona, kamu patuh sedikit.”

Aku tidak ingin mendengar perkataannya, juga tidak akan menurutinya, aku tetap bergerak mencoba melepaskan diri.

Chris Zhou seperti menghentak, dia memelukku sambil berjalan masuk kedalam rumah sakit.

Entah kenapa, aku tidak bisa mengendalikan perasaanku, aku menangis sambil mendorong dia: “Aku tidak menginginkan kamu.......tidak ingin kamu.......”

Chris Zhou memelukku semakin erat.

Erick mengikuti kami, berkata: “Biarkan aku saja yang menggendong Viona.”

Chris Zhou malah tidak mempedulikan dia.

Aku merasa sangat bersalah.

Saat ini aku begitu takut padanya, dia malah tidak mempedulikan maksud hatiku, seperti saat dulu dia menuruti permintaan Belinda untuk mengantarku pulang, kemudian sama seperti saat dia mengantarku ke Switzerland untuk memelihara kandungan..........

Aku pun tidak bisa menahan lagi, aku menangis tersedu.

Langkah kaki Chris Zhou terhenti, sepertinya dia sedang ragu, tetapi kemudian dia melanjutkan langkahnya, dia terus memelukku sampai masuk ke ruang rawat inap.

Ada dokter yang sedari tadi menunggu disana, mereka melakukan pemeriksaan padaku, mereka berkata bahwa kondisi tubuhku masih baik, tetapi bagian mental kejiwaanku mungkin mengalami pukulan.

Aku bisa mendengar perbincangan mereka, tetapi otakku kosong, peraasaanku sudah hancur, aku terus meneteskan air mata.

Chris Zhou menyuruh dokter dan perawat meninggalkan ruangan, di ruangan hanya tersisa dia dan Erick.

Aku sedikit menolak kedekatannya, aku melekukkan diri ke pojok kasur.

Dia duduk di tepi kasur, tiba-tiba memegang wajahku, berkata: “Sebentar lagi aku akan memanggil dokter psikolog datang kemari, kamu harus menurut dan bekerja sama dengan dia, ok?”

Aku bersikeras mundur ke belakang, ingin menjauhi dia.

Tatapan matanya semakin tajam, sepertinya dia sedikit marah.

Ini membuatku semakin takut, aku sontak langsung merinding ketakutan.

Kemudian aku mendengar Erick berkata: “Chris, Viona takut padamu.”

Chris Zhou mencibirkan sudut bibir, melihatku tanpa berkata apapun.

Aku menundukkan kepala kedalam kakiku yang terlekuk, tidak berani menatap dia.

Erick berkata: “Kalau tidak kamu biarkan Viona tenang sebentar.”

Chris Zhou tidak berkata apa-apa, aku tidak bisa melihat wajahnya, juga tidak tahu saat ini dia memiliki pikiran bagaimana.

Awalnya aku mengira Chris Zhou akan menyerah menyuruhku menemui dokter psikolog, tetapi selang beberapa saat kemudian, ternyata masuklah dokter psikolog itu.

Chris Zhou dan Erick pun keluar ruangan.

Aku tidak dapat menahan rasa sedikit benci pada Chris Zhou.

Dokter psikolog bertanya padaku mengenai kejadian di ruang interogasi, aku teringat video yang berkaitan dengan Chris Zhou, aku tidak berani memberitahu dia mengenai masalah ini, lalu aku menutup mulut dan tidak mengatakan apapun.

Sepertinya karena melihat aku tidak bisa diajak kerjasama, dokter psikolog pun menyerah setelah menanyakan beberapa pertanyaan.

Chris Zhou dan Erick kembali masuk ke ruangan.

Mungkin karena mengalami pukulan mental, ditambah Chris Zhou memaksa aku menemui dokter psikolog, akhirnya aku tidak bisa menahan lagi, aku melotot tajam ke arah Chris Zhou, menangis sambil berkata: “Saat dulu Belinda mengalami gangguan kejiwaan, apa kamu juga memaksa dia seperti ini?”

Seketika itu juga raut wajah Chris Zhou berubah menjadi muram.

Aku kembali menundukkan kepala masuk kedalam lekukan lututku, tidak melihat dia.

Sepertinya karena melihat penolakanku, aku mendengar dokter psikolog berkata pada Chris Zhou: “Tuan Chris, mari kita bicarakan di luar.”

Kemudian aku mendengar Erick berkata: “Aku disini menemani Viona.”

Chris Zhou tidak mengatakan apa-apa, sepertinya dia dan dokter sudah berjalan keluar.

Aku kemudian bangun dari kasur, berjalan mendekati Erick, aku menggenggam lengan bajunya, berkata: “Ketua Erick, aku mohon padamu, bawa aku pergi ya.....”

Raut wajah Erick terlihat heran.

Dia tidak menyanggupi, juga tidak menolak, dia hanya bertanya padaku: “Viona, ada masalah apa?”

Aku mendengar dia memanggilku Viona, sejak dulu dia memanggilku Nona Viona, aku sontak sedikit terkejut, tanpa sadar aku berkata: “Aku........aku takut.........”

Dia berkata: “Kamu takut apa?”

Aku teringat perkataan wakil kepala Zhong, juga beberapa foto yang diberikan oleh Christian Sheng kepadaku, seketika itu juga otakku rasanya mau pecah.

Tentu saja aku takut kalau Chris Zhou dan aku adalah musuh..........

Aku menggenggam tangan Erick dengan erat, berkata: “Aku tidak ingin berada disini, aku mohon padamu, bawa aku pergi ya......”

Erick terdiam sejenak, sepertinya dia sudah mengambil keputusan, berkata: “Baiklah, aku bawa kamu pergi.”

Aku menatap dia dengan bercucuran air mata, aku merasa sangat berhutang budi dan merasa bersalah padanya.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu