My Superhero - Bab 315 Ingin Aku menelpon Chris

Kepalaku menoleh dengan cepat.

Permintaan Riri, hanya sebuah lelucon dimata orang-orang, tapi menurutku dia tidak sedang bercanda.

Kalau aku tidak mengiyakannya, dia pasti benar-benar akan menembakku.

Tapi jika aku menurutinya, dia akan mengunakan kalimat ini untuk mengangguku terus-terusan, sampai aku menepati janjiku.

Semuanya serba salah.

Mungkin aku tidak mengatakan apa-apa. Riri menepuk wajahku dengan gagang pistol, dan berkata di telingaku, "Aku memberimu dua menit untuk membuatmu berpikir jernih." Dia terdiam lalu berkata, "Kamu dapat memilih untuk menolak, tetapi kamu pasti tidak akan hidup malam ini. "

Aku mengerutkan alisku.

Dia seperti ini karena sedang menekanku.

Aku tidak mendapatkan ide untuk mengatasinya.

Tapi aku tidak bisa mengikuti kemauannya, dan aku malah sengaja berkata kepadanya: “Kamu memintaku untuk bercerai besok, ini tidak masuk akal, besok itu weekend, kantor pengadilan tidak akan buka.”

Riri sepertinya tidak memikirkan ini, dia pun terdiam.

Sementara dia tertegun, aku segera menggunting tangannya, lalu mengambil lampu di meja samping tempat tidur dan memukul kepalanya dengan keras.

Diapun pingsan.

Ini ada di kediaman keluarga Shen, jika sampai dia terluka, Senjaya pasti tidak akan melepaskanku, jadi aku hanya bisa memilih untuk memukulnya sampai pingsan.

Lalu aku membuka pintu kamar dan berteriak: “Tolong! Cepat kesini!”

Dengan cepat semua orang terbangun dengan keributanku, semuanya menyalakan lampu, Senjaya dan Steven juga datang.

Kata yang diucapkan Steven pertama kali: “Viona, apa yang terjadi?”

Aku berpura-pura ketakutan, menunjuk kedalam: “Ada orang yang masuk kamarku, membawa pistol .... sangat menakutkan ! Dia sangat kuat, dan aku... aku menggunakan lampu meja untuk memukulnya sampai pingsan... aku tidak tau apa ada orang lain lagi...”

Wajah Steven berubah, dengan cepat berbicara pada pengawal: “Cepat lihat.”

Bodiguard menerima arahan dan langsung mendorong pintu lalu masuk.

Steven mengerutkan keningnya dan tidak lupa menenangkanku, katanya: “Sudah tidak apa, kamu tidak usah takut, sistem keamanan keluarga Shen sangat baik, nanti jika kamu terluka, kita akan pasangkan cctv baru, kalo ada gangster dia tidak akan bisa lari kemana-mana.”

Senjaya juga ada dan berkata: “Kamu tenang saja, dirumah ini tidak ada orang yang bisa sembarangan masuk.”

Aku sengaja tersentak, berpura-pura takut dan berkata: “Tadi itu benar-benar mengejutkanku.... dia mengarahkan pistol kearahku... seandainya tadi nyaliku kecil dan tidak bisa memukulnya, pasti aku sudah tidak bernyawa...”

Steven dengan lembut menepuk nepuk pundakku sambil berkata: “Sudah tidak apa-apa kamu tidak usah takut.”

Aku mengangguk tapi masih memperlihatkan diri seakan sangat ketakutan.

Steven melihatku, sepertinya ingin membujukku, tapi pengawal tiba-tiba keluar jadi dia menghentikan kalimatnya.

Pengawal itu berkata: “Didalam tidak ada penjahat, aku hanya melihat nona muda sedang tiduran dilantai.”

Semua orang terkejut.

Senjaya juga melihat kearahku.

Aku membuka mataku lebar-lebar dan berkata: “Bagaimana bisa Riri?!”

Ibu Shen melepaskan saya dan dia langsung kembali kekamar.

Senjaya dan Steven mengikuti keatas.

Aku menutupi hatiku, panik, dan berlari ke kamar.

Pada saat ini, Riri sedang berbaring di lantai, dahinya terluka berdarah oleh lampu meja, terlihat sangat menyedihkan.

Ibu Shen duduk dilantai, memelukknya dan berkata: “Riri, kamu kenapa?

Jangan mengejutkan Ibu...” Tiba-tiba dia mengangkat kepalanya memandang ke arahku dan berkata: “Apa yang sudah kamu perbuat?! kamu kan yang melakukan ini?!”

Aku langsung menaikkan nada bicaraku, “Apakah tadi itu Riri? bagaimana bisa?! apa yang dia lakukan ditengah malam ini masuk kekamarku, dan membawa pistol lalu mengarahkan kepadaku.... aku tidak percaya itu dia!” Aku menunjukan diriku seakan-akan sedang mengasihani, menatap Ibu Shen dan berkata “Tante, Aku benar-benar tidak tau bahwa itu dia... kenapa dia membawa pistol dan mengarahkannya kekepalaku....”

Pistol Riri masih ada ditangannya, aku juga tidak memegangnya jadi kalau dilakukan tes sidik jari aku tidak takut.

Mungkin jika Riri bangun, dia akan membongkar kebohonganku.

Tetapi aku masih tidak perlu takut, lagi pula, tidak ada orang lain di ruangan itu pada waktu itu, dan aku benar-benar dapat menyangkal bahwa aku mengenalinya.

Muka Ibu Shen sangat pucat, raut wajahnya berubah.

Dia melihat pistol yang ada ditangan Riri, sepertinya dia juga bingung apa yang harus dilakukan, hanya bisa menatapku dan menangisi Riri.

Steven pun menyuruh orang untuk memanggil dokter.

Aku melihat dia dan Senjaya, dan menjelaskan secara perlahan: “Aku benar-benar tidak mengerti Riri... dia masuk ke kamarku mengangkat pistol dan mengarahkan ke kepalaku... membuatku sangat terkejut, sama sekali tidak berpikir panjang dan kebetulan sebelahku adalah sebuah lampu meja, aku pun menggunakan lampu itu untuk memukulnya...”

Setelah selesai menjelaskan, aku menunjuk-nunjuk diri sendiri.

Wajahku masih sakit sekarang, tapi pasti tidak bengkak.

Benar saja, setelah melihat wajahku, ibu Shen bahkan lebih diam, dia mempercayai kata-kataku.

Steven menatapku ke atas dan ke bawah dengan matanya, tanpa bicara.

Steven mengerutkan alisnya, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.

Aku mengambil nafas dan berkata: “Percayalah padaku, aku benar-benar tidak tau jika orang jahat itu adalah Riri.... bagaimana mungkin aku melukai Riri.... dia .... sebelumnya dia dengan sengaja mendorongku ke bawah, aku pun tidak menyalahkannya ....”

Raut wajah Steven berubah, sambil memegang tanganku dan berkata: “Kamu bilang apa?! waktu itu Riri yang mendorongmu?!”

Aku mengangguk, dan meneteskan air mata: “Kamu dan Andy mungkin melihatnya, pintu tiba-tiba saja terbuka.... kalian pasti berpikir ini sangat aneh kan? Sebenarnya Riri yang membuka pintunya tapi aku tidak memperhatikannya, dan kemudian mendorongku... kalau tidak aku tidak mungkin tertangkap oleh Weny...”

Steven dan semua orang terkejut.

Pandangannya tertuju pada Riri, matanya rumit, menatap orang yang sangat dia percaya dan ia pun sedih.

Aku tahu perasaannya.

Dia sangat sayang pada Riri, bahkan jika Riri seenaknya sendiri, tapi didalam hatinya dia tetap seorang adik perempuan yang sangat manis dan penurut, dia pasti tidak percaya Riri bisa sejahat itu.

Dan yang mau kulakukan adalah menyentuh lubuk hati terdalamnya, meyakinkan dia sepenuhnya bahwa Riri sejahat apa.

Jika malam tadi dia tidak membawa pistol dan mengarahkannya kekepalaku, memintaku untuk bercerai, aku juga tidak akan melakukan ini, lagipula dia juga mau melanjutkan sekolah diluar negeri, aku tidak mau membuat masalah.

Tapi ternyata dia berani mengangkat pistol dan menekanku, aku juga tidak tahan lagi.

Dia adalah orang yang berbahaya, dan dia bisa meledak kapan saja, jadi aku harus mendorongnya keluar untuk melindungi diri.

Aku menangis dan berkata: “Aku sebenarnya tidak ingin mengataknnya, tidak ingin membuat kalian tahu adik sepupuku sudah berbuat apa saja... dia juga menekanku, kalau aku berani membicarakan ini, dia kan membunuhku.... anggap saja dia tidak sedang menekanku, aku juga tidak akan memberitahu kalian, karena dia juga adalah adikku... sekarang aku benar-benar tidak tahu kalau orang yang membawa pistol adalah dia... kalo tidak aku pasti tidak akan mengejutkan kalian...”

Ekspresi Steven sangat datar, pelan-pelan dia menatapku.

Aku menghapus air mataku dengan sedih berkata: “Dia mendorong saya keluar dari mobil terakhir kali, membuat aku diculik oleh Weny, hampir mati, kali ini dia berlari ke kamarku di tengah malam dan mengarahkan pistol kepadaku ... Aku benar-benar tidak mengerti mengapa sepupuku membenciku seperti ini.”

Steven menyipitkan matanya.

Mata Senjaya terlihat menghindar.

Aku mengerutkan bibirku dan berbisik: “Aku... Aku mau menelepon Chris.. aku benar-benar takut....”

Ini tentu saja menakuti hati Senjaya.

Aku khawatir mereka bersikeras melindungi Riri. Jika Senjaya menyerangku tiba-tiba, mungkin disana akan ada Steven, tapi aku takut dia tidak mau berbuat apa-apa lagi, jadi aku berpindah ke Chris.

Senjaya membesarkan matanya dan berkata: “Sudah malam, jangan mengejutkan Chris.”

Dan disana, Riri sadar setelah ditolong oleh dokter.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu