My Superhero - Bab 112 Dia Menatapku dengan Tatapan Serius (1)

Orang-orang ini bisa dikatakan sangat jarang berinteraksi denganku, bahkan ada beberapa di antaranya yang tidak pernah berbicara denganku sama sekali. Aku pun tidak tahu bagaimana bisa berhubungan dengan mereka pada awalnya. Akhirnya, ketika sudah muncul masalah, barulah semuanya berpura-pura peduli denganku.

Sebenarnya ada juga yang benar-benar memperdulikanku, seperti Angel. Dialah orang yang pertama kali menelpon kemari, bahkan ia juga membujukku untuk tidak keluar dan pergi meninggalkan kediaman Keluarga Chris.

Inilah perbedaan nyata antara teman biasa, dengan teman sesungguhnya.

Tapi, aku juga tidak terlalu memikirkannya. Karna pada akhirnya, mereka hanyalah relasi biasa, jika hanya penasaran akan masalahku, silahkan. Aku tidak melarangnya.

Yang paling menarik perhatianku adalah video itu.

Aku pun memandang Chris, dan berkata, “masalah ini seharusnya dibawah pengawasan Keluarga Chris.”

Chris hanya mengiyakan perkataanku.

Melihat Chris yang tidak mengucapkan sepatah kata pun, aku kembali merasa khawatir, apakah tidak ada yang ingin dikatakannya?

Baru saja aku ingin membuka mulut untuk berbicara, Chris langsung menyambung, “semua orang dirumah bisa dipercaya, tidak mungkin mereka yang menyebarkan hal tersebut.”

Aku sedikit bingung. Tidak tahu harus berbuat apa.

Bagaimana bisa dia seyakin dan setenang ini.

Chris kembali melanjutkan kalimatnya, “kemungkinan ada orang yang menyerang system pengawasan monitor ini.”

Aku mengerutkan dahi, bukannya tidak mungkin hal tersebut terjadi, apalagi kualitas gambar video tersebut juga tidak terlalu jelas.

Akan tetapi…… apakah system keamanan Keluarga Chris sebegitu mudahnya untuk dibobol?

Chris bangkit dari kasurnya, “aku akan menyuruh Anin untuk mengurus semua ini.” Ia membungkukkan badannya dan mengecup keningku, “masalah ini pasti sangat mengganggumu….. aku minta maaf, ini semua terjadi karna kelalaianku.”

Aku menggelengkan kepalaku, “selagi aku tidak keluar rumah, tidak akan berpengaruh apa-apa padaku.”

Untuk masalah disekolah pun, menunggu hingga semester baru dimulai, gossip ini seharusnya sudah tenggelam dan tidak menjadi buah bibir lagi.

Chris tidak berkata apa-apa lagi.

Aku tiba-tiba terpikir akan satu hal, sebelum dia pergi, ia sempat berkata “besok Angel datang untuk melihatku, tidak apa-apa, kan?”

Chris tertawa sejenak, “ini bukanlah sebuah masalah besar.” Ia membelai rambutku, kemudian berkata, “besok pasti akan ada banyak orang yang datang mengunjungimu, kamu ingin bertemu dengan siapa, tinggal panggil saja dia naik keatas. Jika ada yang tidak ingin kamu temui, kamu berpura-pura sakit saja. Pokoknya tidak ada orang yang boleh mengganggu dan merepotkanmu saat ini.”

Setelah selesai berbicara, ia mengecup singkat bibirku, kemudian berjalan keluar kamar.

Aku memandangi punggungnya, kemudian tertawa. Disaat yang bersamaan, aku merasa sangat beruntung. Disaat ada masalah serius, akan ada orang yang datang untuk bertanya-tanya karna penasaran akan masalah ini. Untungnya, aku masih bisa menghindari semua itu.

Hanya saja, masalah video itu….. bagaimana bisa terjadi?

Dan lagi, siapa orang yang menyebarkan video tersebut, kenapa dia melakukan hal ini, untuk apa sebenarnya?

Saat tadi mengamati ekspresi Chris, dia tidak terlihat seperti tidak mengetahui apa-apa, kurasa dia sedang menyembunyikan sesuatu dariku.

Aku merasa sedikit frustasi, berharap suatu hari nanti Chris dapat memberitahuku semua rahasia yang diketahuinya.

Saat makan siang, Chris masih belum kembali. Dia menyuruh Bibi Elena dan Xenna menemaniku. Juga memanggil orang untuk menemaniku bercerita. Ia berkata ia sedang mengurus suatu masalah. Kemungkinan malam baru pulang.

Menurutku, ini berhubungan dengan masalah video itu

Bibi Elena takut aku terlalu memikirkan masalah ini. Ia terus menghiburku sepanjang hari.

Hatiku tidak sedikitpun merasa tenang, hanya berusaha untuk mengabaikannya.

Sore hari, Ryan datang mengunjunginya. Menemaninya bermain dan mengobrol sebentar.

Dua hari belakangan ini, telah terjadi banyak hal. Aku juga khawatir hal ini akan mempengaruhinya, untung saja orang rumah sangat peka. Saat Bibi Zhou sedang marah dan mengamuk, pembantu rumah tangga dengan sigap dan peka membawanya pergi bermain keluar selama dua hari.

Tidak bertemu selama dua hari, Ryan sangat lengket denganku. Aku menemaninya menyusun puzzle, juga membacakannya beberapa cerita, perlahan-lahan ia pun jatuh tertidur.

Cahaya matahari yang hangat di musim gugur menyinari wajahnya. Imut sekali dia.

Sebenarnya aku ingin membiarkannya tidur dikamarku, tetapi, Bibi Elena takut Ryan akan menggangguku beristirahat, ia bersikeras untuk membawa Ryan kekamar sebelah. aku hanya menurutinya saja.

Saat Ryan baru saja di gendong pergi, aku mendapat panggilan masuk dari Guru Tang.

Dia berkata ia baru tahu dari kakak kelasnya akan video tersebut. Dia sangat mengkhawatirkanku, dan menanyakan kabarku.

Hatiku terasa hangat dan bergetar. Aku sibuk menenangkannya, aku bilang, apa yang ada di video tersebut sedikit berlebihan. Aku baik-baik saja sekarang.

Guru Tang seperti percaya tidak percaya akan perkataanku.

Agar dia tidak khawatir, aku bahkan melakukan panggilan video dengannya. Mungkin dengan melihatku baik-baik saja dan tidak terlalu pucat, ia bisa sedikit lebih tenang.

Setelah memutuskan panggilannya, aku merasa moodku menjadi jauh lebih baik.

Orang-orang yang sangat aku pedulikan, semuanya juga balik memikirkan dan memperdulikanku. Aku sangat bersyukur akan hal tersebut.

……

Awalnya aku berpikir hari ini akan mendapatkan ketenangan yang aku inginkan, tidak akan ada orang yang menggangguku. Akan tetapi, jam empat sore, pelayan datang dan mengabarkan bahwa tuan muda dari Keluarga Shen datang menjengukku.

Tuan muda dari Keluarga Shen, mungkin yang dimaksud adalah Steven Shen.

Mendengar kabar tersebut, aku merasa sedikit bingung dan aneh. Hubunganku dengannya tidak terlalu dekat, bagaimana bisa dia datang kemari untuk menjengukku?

Apa yang dilakukannya selalu hal yang positif.

Angel saja besok baru akan datang, aku yakin dia pasti ada tujuan lain.

Aku bergumam sendiri, tentu saja aku tidak ingin menemuinya, aku akan menyuruh pelayan untuk menolaknya.

Siapa yang menyangka ternyata pelayan kembali dengan membawa Steven Shen bersamanya. Ia berdiri di depan pintu, kemudian berkata, “kenapa kamu begitu? Aku begitu peduli padamu, kau bahkan tidak ingin bertemu denganku sama sekali.”

Ia berbicara sambil berjalan kearah kasurku.

Aku baru menyadari keberadaannya, dan tertegun seketika.

Dadaku seketika bergejolak marah. Ini adalah kediaman Keluarga Chris, aku sekarang sedang berada di kamar, dan Chris tidak ada disini, berani sekali seorang pria masuk ke ruangan ini.

Aku benar-benar sangat marah. Ingin mempertanyakan hal ini kepada si pelayan. Saat itu juga, aku melihat Janice beberapa langkah dibelakang laki-laki tersebut.

Wanita itu mengenakan sweter merah muda berbulu, dengan leher yang tinggi. Ini membuat kulitnya terlihat seperti seputih salju. Tubuh yang sangat proposional.

Saat ia menyadari aku sedang memandangnya, ia tertawa kecil, sembari berkata, “Tuan Shen tadi mencariku, ia bilang ia ingin melihatmu, kebetulan aku juga sangat mengkhawatirkan keadaanmu, akhirnya kami sepakat datang bersama untuk menjengukmu.”

Oh.. ternyata si pelayan melihat Janice, barulah dia berani membiarkan mereka masuk.

Janice adalah orang kepercayaan Chris, ia juga sering datang mengunjungi kediaman Chris, bahkan Kakek Chris juga mengetahui orang seperti apa Janice itu. Mereka juga sudah terbiasa menitipkan Ryan padanya.

Hatiku terasa sesak, tidak mungkin juga aku marah pada Janice, lebih baik aku diam saja.

Steven Shen merasa tidak senang, “apa maksudmu? Kamu tidak menerima kedatangan kami?”

Aku tidak bisa bersikap dingin kepadanya, karna Steven juga merupakan orang yang dipercaya oleh Chris. Tapi, Steven adalah orang yang tidak relevan, Keluarga Chris dan Keluarga Shen juga sejauh ini jarang berkomunikasi. Aku pun dengan cuek berkata, “Tuan Shen, apakah kamu seorang gay?

Karna sikapnya yang kasar dan tidak sopan, untuk menyapanya pun aku tidak mau.

Steven mengerutkan keningnya, seolah seperti tidak mengerti maksudku.

“Kamu yang sangat memperdulikan aku ini, memangnya telah berbuat apa? Bukankah kamu telah menganggapku sebagai teman baikmu?”

Mata Steven melebar mendengar hal tersebut.

Aku pun menyambung, “jika kamu benar sangat peduli padaku, bukankah seharusnya kamu hadir dalam pesta pertunanganku? Atau setidaknya menungguku di aula. Tapi, kamu malah tiba-tiba masuk kedalam kamarku, yang benar saja?”

Steven menunjukku sambil berkata, “kamu… kamu benar-benar…….”

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu