My Superhero - Bab 212 Kamu Harusnya Memanggilku Paman Shen, Ingat Tidak? (2)

Pada akhirnya, aku sangat lelah sehingga tidak bertenaga lagi bahkan untuk menggerakkan jariku, aku dibawa untuk mandi oleh Chris, dia yang membantuku untuk memakaikan pakaianku.

Ketika kami turun, Ryan sudah duduk di sofa di ruang tamu menunggu kami.

Dia menyentuh perutnya dan berbisik sedih, mengatakan, "Ryan sangat lapar ~"

Aku merasa sangat malu, dan aku melihat Chris.

Aku menyalahkannya karena telah membuat masalah, membiarkan Ryan menunggu begitu lama, Ryan sekarang berada dalam masa pertumbuhan, pada dasarnya, tidak bisa menahan lapar.

Chris menerima tatapanku, dan ujung mulutnya sedikit mengerut. Dia kemudian memeluk Ryan dan berkata, "Ayo, mari kita sarapan!"

Ryan tertawa terkekeh-kekeh.

Paman dan keponakan ini memiliki corak muka yang sama dan gaya tertawa yang mirip, kecuali Chris bergaya gagah dan berkharisma sedangkan Ryan bergaya lucu dan imut.

Terdapat sinar matahari yang menerobos masuk melalui jendela, menyinari wajah paman dan keponakannya. Tanpa sadar aku terpana melihatnya.

Mereka seperti cahaya yang cemerlang, membius seluruh perhatianku.

Saat makan, Ryan sebenarnya sudah bisa sendiri menggunakan sendoknya untuk makan bubur. Chris masih saja menyuapinya.

Aku mencari topik untuk mengobrol dengannya dan bertanya apakah dia bermimpi di malam hari.

Terutama kemarin, dia juga pasti kaget, aku dan Chris takut dia masih trauma.

Malam harinya, aku dengan Chris masih mengirim pembantu untuk menjaganya sepanjang malam, takut Ryan akan merasa ketakutan.

Suasana hati Ryan terlihat bagus. Setelah beberapa obrolan, aku tahu bahwa dia tidak bermimpi buruk. Dia tidur sangat nyenyak tadi malam. Sepertinya dia sudah lupa dengan kejadian kemarin sore.

Aku dan Chris saling berpandangan.

Chris mengangguk dengan lembut, seperi mengkonfirmasi bahwa Ryan baik-baik saja.

Aku baru bernafas lega dan merasa tenang.

Selagi makan sarapan, pelayan tiba-tiba datang untuk melaporkan bahwa ada tamu.

Aku sangat penasaran, sekarang,baru jam 9 pagi, bagaimana mungkin seseorang datang mengetuk pintu?

Terlebih lagi, dengan posisi Chris dikota Hualin ini, sekelompok orang ini seharusnya tidak berani menyerbu sampai ke villa.

Apakah mungkin ada pesan dari pihak Erick?

Ketika sedang berpikir, tiba-tiba di ruang tamu terdengar teriakan Steven, "Chris, keluar kamu!"

Aku baru ingat bahwa Steven telah datang ke kota Hualin tadi malam.

Tapi hari ini bukan akhir pekan, dia malah tidak pergi ke tim investigasi, tetapi berlari ke sini untuk membuat masalah?

Mendengarkan nadanya, dia jelas datang untuk mencari masalah dengan Chris.

Hatiku bertanya-tanya mengapa dia marah.

Dan dia sudah berlari masuk, pertama melihatku, lalu bergegas menghampiri Chris, dan bertanya, "Mengapa kamu membuat Viona dalam bahaya?!"

Aku tersentak.

Ternyata dia marah karena khawatir kepadaku.

Sejujurnya, aku agak tersentuh oleh penjagaan darinya, tetapi lebih merasa lucu dan menyebalkan.

Dia belum mengetahui dengan jelas masalah ini dan sudah datang melabrak Chris, dengan begitu berarti sudah memfitnahnya.

Aku cepat-cepat menghentikannya dan berkata, "Kamu sudah salah paham terhadap Chris, semua ini bukan salahnya."

Steven mengerutkan kening dengan tidak senang dan melirik ke arahku dengan marah, "Aku belum memarahinya. Kamu akan berdiri dan membelanya. Di sisi mana kamu berpihak ?! Aku memarahinya demi kamu, kamu tahu tidak! Sungguh kesal! "

Aku sangat marah juga merasa lucu, dengan cepat kutenangkan dia dan berkata, "Aku tahu bahwa kamu melakukannya demi kebaikanku, aku sangat tersentuh ... Kamu pasti belum sarapan pagi 'kan? Apakah kamu mau duduk dan makan bersama kami? Anin sudah membuat pao mini, sangat harum ... "

Steven menatapku tanpa ekspresi, kelihatannya menjadi lebih marah.

Aku, "..."

Tampaknya dia tidak ingin makan kali ini.

Aku ingin tertawa, tetapi aku tidak berani menunjukkannya di depannya, kalau tidak, dia pasti akan lebih marah.

Untungnya, aku juga kurang lebih sudah memahami emosinya, mengetahui bahwa dengan karakternya kita harus mengalah, jadi aku menuntunnya untuk duduk dan bertanya dengan tenang, "Kamu tahu bahwa Christian datang mengikutiku, bukan?"

Steven mengangkat alisnya dan tidak berbicara.

Aku menghela nafas dan mengatakan alasan kepadanya, "Jika Chris tidak menggunakan aku sebagai umpan dan tidak membiarkanku mengambil risiko, dikhawatirkan belum dapat menangkap Christian kemarin."

Alis Steven berkerut lebih dalam, memonyongkan mulutnya.

Tetapi aku yakin Steven pasti sudah mendengarnya.

Aku berbisik, "Aku tahu kamu mengkhawatirkanku. Sebenarnya, aku benar-benar ketakutan kemarin, tetapi kamu bisa melihatnya. Aku baik-baik saja sekarang, Aku tidak terluka sedikitpun, jadi kamu tidak perlu khawatir, aku sangat baik."

Steven masih merasa tidak puas, menatap dingin kepada Chris.

Pandangan Chris meredup, seperti menyiratkan bahwa dia tidak mau perhitungan dengannya.

Aku tidak bisa menahan tawa.

Jelas-jelas, Steven seumuran dengan Chris, tetapi karakternya seperti anak-anak. Chris dan aku tidak seperti adik dan saudara iparnya, tetapi lebih seperti sesepuh, jadi kita harus mendamaikan dengan membujuknya.

Aku melanjutkan dengan mengatakan, "Perbuatan Chris ini tidak ada yang salah. Jika kamu adalah Chris, kamu juga pasti berlaku sama menggunakanku sebagai pancingan untuk menangkap Christian bukan?"

Kalimat ini banyak mempengaruhi Steven, ekspresinya terlihat dingin sekilas, lalu emosinya mereda.

Tetapi dia masih keras mulutnya dan dengan dingin berkata, "Dengan mengatakan begitu banyak, kamu takut aku akan menyalahkan Chris ... lagi pula, kamu masih mengistimewakannya."

Dengan canggung aku menatapnya, "Chris adalah kekasihku, tentu saja aku harus mengistimewakannya."

Steven segera cemberut, dan dia hampir menyingsingkan lengan bajunya untuk berkelahi dengan Chris.

Chris duduk di kursinya dengan mantap, seolah-olah dia tidak melihat kelakuannya.

Ketika Steven sedang tidak memperhatikan, Chris diam-diam memberiku jempol.

Aku benar-benar tidak bisa menahan diri dan tertawa.

Melihat Steven menatapku dengan acuh tak acuh, aku lanjutkan, "Marilah makan sedikit dengan kami, mini pao, Ryan paling menyukainya."

Ryan mengangkat kepalanya tepat waktu, dan alisnya menekuk memberi salam kepada Steven dengan berkata, "Oh, enak ~ Paman, kamu juga makan ~"

Steven baru terlihat senang, dia duduk, tetapi tidak lupa mendidik Ryan, "Kamu harusnya memanggilku paman Shen, ingat tidak?"

Ryan terlihat bingung dan menatap Chris.

Chris mengangguk padanya.

Ryan dengan cerdik berteriak, "Oh, paman Shen ~"

Steven akhirnya memperlihatkan senyum di wajahnya.

Aku baru bisa bernafas lega.

Steven adalah sepupuku, artinya paman Ryan bukan ....

Sempat berpikir bahwa dia bisa datang sepagi ini untuk mendukungku, aku sangat tersentuh dan menyadarkanku bahwa masih ada keluargaku di dunia ini yang perduli padaku.

Sekarang melihat dia sengaja menggoda Ryan, hatiku merasa hangat.

Kembali terpikir bahwa ibuku mungkin memiliki cerita tersendiri ketika dia meninggalkan keluarga Shen, tanpa sadar aku kembali merasa sedih lagi.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu