My Superhero - Bab 104 Kak Viona... Cepat Kamu Tinggalkan Kakak Sepupuku(1)

Sebenarnya saya tidak tertarik dengan suasana hati Bibi Linda dan Weny.

Saya lebih peduli apa yang dipikirkan oleh Chris.

Menunggu sampai di dalam kamar, pintu kamar tertutup, saya langsung menatap matanya dan berkata:“Paman Chris, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?”

Chris hanya diam menatapku untuk waktu yang lama, dengan lembut dia menjulurkan tangannya merangkulku kedalam pelukannya, dan berkata: “Lagi-lagi membuat kamu dianiaya.”

Dia sama sekali tidak menjawab pertanyaanku!

Tentu saja saya merasa tidak puas, saya berusaha melepaskan diri dari pelukannya, berkata dengan suara serak bahkan hampir tidak bersuara:“Saya tidak dianiaya sendiri, kamu juga ikut dianiaya! Jadi saya tidak mengerti apa yang sebenarnya yang ingin kamu lakukan!”

Mungkin saja karena dia berlutut membuat saya benar-benar terkejut, sampai sekarang saya masih belum bisa tenang, dan sedikit lagi emosi saya lepas kendali.

Chris menjulurkan tangan satu kali lagi, dia ingin menarik lenganku.

Tetapi saya dengan cepat menepis tangannya:“Jika kamu tidak menjelaskannya kepadaku, saya juga tidak mau bersandiwara lagi!”

Tangan Chris tergantung di udara, dan tidak begerak untuk waktu yang lama.

Dengan keras kepala saya menatap matanya.

Tangannya perlahan turun ke bawah, lalu secara diam-diam menghela nafas dan berkata:“Selain bersabar, saya masih bisa melakukan apa?”

Saya menatapnya dengan ketidak mengertian.

Apa yang dimaksudnya? Jelas-jelas Kakek berada di sisinya, jelas-jelas Bibi Linda membuat masalah tanpa alasan yang jelas, kenapa harus bersabar?

Dengan Nada bicaraku yang berubah menjadi tidak terlalu baik, berkata:“Kamu hanya bersabar, apa yang bisa kamu dapatkan? Jelas-jelas Bibi hanya sedang mempermainkanmu, jika saya tidak pergi meninggalkan rumah ini, wanita itu tidak akan bisa beristirahat dengan tenang, kecuali kami berpisah...”

Chris tidak bersuara.

Saya terkejut, Apakah mungkin... dia sedang mencoba membuat saya marah, lalu saya berinisiatif mengatakan mau berpisah dengannya?

Memikirkan kemungkinan ini, saya hanya mencibirnya dan berkata :“Apakah kamu sudah memikirkannya dengan baik untuk berpisah denganku? Jika demikian, kenapa kamu harus mengantikan saya dihukum, apakah agar hubungan saya dan Bibi menjadi lebih buruk. Dan ada kemungkinan saya dan dia ribut, lalu saya menyerah dan pergi!”

Tatapan mata Chris beruba menjadi gelap, tetapi dia tetap tidak mengatakan sesuatu.

Saya merasa semakin tidak nyaman

Saya pikir, jika saya adalah Belinda apa yang akan di lakukannya.

Apakah dia akan memilih untuk bersabar? Apakah dia rela Belinda di persulit oleh Bibi ?

Saya pikir, dia pasti tidak akan tidak akan tega, saya perkirakan dia akan melindungi nya tanpa celah, dan tidak akan membiarkan Berlinda dianiaya sedikitpun...

Memikirkan hal ini, membuat suasana hatiku jatuh tengelam ke dasar lembah.

Saya tidak bisa memikirkan hal lain lagi, air mata saya jatuh ke bawah, dengan suara yang ringan:“Paman Chris, maafkanku, karena saya menaksir diri saya sendiri terlalu tinggi... Saya kira saya layak menjadi tunanganmu, bisa bersamamu untuk berbakti terhadap bibi. Tetapi kenyataan membuktikan, saya sama sekali tidak ada kemampuan itu, saya bahkan tidak mendapatkan hati Bibi Linda, juga tidak dapat membantu kamu mencapai tujuan yang kamu inginkan, hanya dapat membuat anda menjadi lelah saja...” Dengan mengigit sudut bibir mengatakan, “Jika tidak, Kita sudahi saja kontrak ini...”

Mengakhiri kontrak, yang juga berarti hubungan pernikaan saya dan dia juga akan berakhir. Nantinya mungkin kami tidak memiliki kesempatan untuk bertemu lagi, dikarenakan status sosialnya, sebagai orang yang tidak mudah untuk ditemui.

Dan kisah cintaku... akan berakhir sia-sia.

Chris tidak bergerak untuk waktu yang lama.

Saya menundukan kepala, tidak melihat ekspresi mukannya, dan juga tidak tahu apa yang sedang dpikirkannya.

Di saat saya tidak dapat menahan perasaan kesal,secara diam-diam saya ingin melihatnya, tiba-tiba dia menangkap daguku.

Saya dipaksa untuk mengangkat kepala saya, lalu menatap matanya.

Dia menyipitkan matanya, menatapku lekat-lekat dan berkata:“Kamu bilang kamu mau mengakhiri kontrak?”

Hidung saya mengeluarkan ingus, dan dengan menangis berkata:“Ya... memang benar saya tidak ada keberanian dan tidak berguna, saya tidak pantas untukmu...”

Jika saya berubah menjadi wanita yang kuat, seharusnya bisa menemaninya bersandiwara dalam pertunjukan ini, atau mungkin jauh hari sudah memikirkan cara untuk menaklukan hati Bibi.

Saya sudah mengetahui dengan jelas diri sendiri dan dia berada di dunia yang berbeda. Hanya saja setelah melewati hari ini, Bibi Linda membuat kekacauan, membuatku semakin tersadar akan kenyataan ini.

Dia mencubit dagu saya, dengan suara yang berat mengatakan:“Coba kamu katakan satu kali lagi?”

Tatapan matanya dingin bagaikan di malam musim dingin.

Saya tidak dapat menahan air mata saya menetes keluar.

Pada dasaranya memang saya di perlakukan tidak adil, ditambah lagi jika terpikir saya dan dia akan berpisah, perasaan saya semakin jatuh terpuruk. Alhasil dia masih galak terhadapku...

Mungkin saja melihat air mata saya menetes, wajah Chris sedikit melunak, mengunakan ibu jari perlahan membelai di bagian sudut mata saya.

Selanjutnya dengan suara yang lembut dia berkata:“Kamu pernah bilang jika saya tidak mengusir kamu keluar, tidak peduli apa yang akan terjadi di masa depan, kamu tidak akan pernah takut, dan akan selalu berada di sisiku.”

Saya menatapnya dengan tatapan kosong, tidak terasa air mata saya jatuh begitu hebatnya.

Memang benar, saya pernah mengatakan hal itu. Saya sudah memikirkannya walaupun saya dan dia dihadapkan dengan hujan badai, ataupun hujan peluru, ataupun gunung pisau dan lautan api, saya rela menemaninya melewati semua ini. Tetapi saya tidak dapat menahan jika diinjak-injak oleh bibinya tanpa alasan yang jelas.

Saya menarik lengan bajunya, dengan terisak berkata:“Kamu anggap saja saya menyesal, boleh tidak...”

Tatapannya menyapu wajah saya satu inci demi satu inci, dengan lugas dia mengatakan:“Tidak boleh!”

Dadaku terasa sangat sakit, dan saya tidak dapat mengendalikan tangisanku.

Perlahan dia melepaskanku, dengan suara yang lemah berkata:“Sekarang saya pergi menemui kakek dulu, sekarang kamu pergi mandi dahulu, lalu pikirkan lagi dengan matang.”

Setelah selesai mengatakan itu, dia membalikan badan dan keluar.

Bunyi pintu tertutup “Bang”, ternyata dia pergi begitu saja...

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu