My Superhero - Bab 715 Apakah Kamu Menangis?

Aku memikirkannya ribuan kali, tetapi aku tidak menangis terlalu lama, karena aku takut mempengaruhi emosi Maxi, dan menyebabkan dia ikutan menangis bersamaku.

Demi menenangkan Maxi, aku sengaja menceritakan sebuah kisah kepadanya.

Sebenarnya, itu juga untuk mengalihkan perhatianku.

Hanya saja tidak peduli bagaimana pun aku mengatakan pada diriku sendiri untuk jangan berpikir terlalu banyak, tetapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menebak bagaimana situasi di lantai bawah sekarang.

Apa yang akan dikatakan Kakek Zhou, kak Philip dan yang lainnya kepada Chris Zhou, akankah Chris Zhou percaya bahwa dia adalah Tuan muda ketiga dari keluarga Zhou, akankah dia tetap tinggal?

Selain itu, bagaimana pengantin barunya akan ditempatkan?

Apakah dia tahu keberadaanku dan Maxi? Bagaimana dia akan memilih?

Aku terus memikirkannya, aku bercerita dengan tidak fokus.

Untungnya, Maxi sangat pintar, dia tidak berisik dan tidak menangis, setelah mendengarkan cerita sebentar, ia tertidur.

Aku menggosok mataku yang sakit karena menangis dan berencana ikutan tidur sebentar.

Adapun situasi di lantai bawah, untuk saat ini aku tidak ingin menebaknya.

Setelah sekitar 10 menit kemudian, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar pintu.

Maxi sedikit bergerak, mungkin karena mendengar suara berisik, aku bergegas menepuk-nepuk dadanya yang kecil dengan lembut, dan berkata: "Tidak apa-apa, pintar, ayo lanjut tidur."

Lalu aku bangkit dan membuka pintu.

Awalnya aku pikir pelayan ingin menyuruhku turun ke lantai bawah, tetapi aku tidak menyangka ternyata Chris Zhou yang berdiri di depan pintu.

Aku tertegun di sana dan lupa untuk merespons.

Chris Zhou berkata dengan suara rendah: "Bisakah aku masuk?"

Suara itu terdengar akrab, rendah dan serak, serta membawa keseksian suara seorang pria dewasa.

Karena aku berdiri dekat dengannya, aku masih bisa mencium aroma wangi mint tubuhnya, itu adalah aroma yang akrab.

Hanya saja ... tatapan matanya membuatku merasa sangat asing, dan ada keterasingan yang mendalam di dalamnya, itu membuat mataku tiba-tiba mau mengeluarkan air mata, tetapi aku tidak ingin ketahuan olehnya, jadi aku menahan diri.

Dia berdiri di depan pintu dan menatapku dengan tenang, sangat jelas dia sedang menunggu jawabanku.

Aku meragu selama beberapa detik, lalu mundur dan membiarkannya masuk.

Setelah dia masuk, dia tidak berkeliling dan tidak melihat ke sekitar, matanya masih tertuju padaku.

Entah mengapa, aku sedikit tidak berani menatapnya.

Tetapi ruangan terlalu sunyi, sangat sunyi hingga aku sedikit bingung, aku menjilat bibirku, dan sembarangan mencari topik pembicaraan: "Kamu ... baguslah kamu sudah kembali ..."

Tetapi selain mengatakan perkataan basa-basi seperti itu, aku bahkan tidak tahu bagaimana melanjutkan pembicaraan.

Jika dia tidak amnesia, jika dia masih mengingatku, aku bisa masuk ke dalam pelukannya tanpa ragu, dan memberi tahu kerinduanku padanya, dan memberi tahunya rasa sakit dan kesedihanku dalam enam bulan terakhir.

Tetapi tidak ada sedikitpun kasih sayang di matanya, sekarang di dalam hatinya, aku adalah orang asing, tidak peduli betapa senangnya aku, tidak peduli seberapa rindunya aku padanya, aku tidak bisa memeluknya dan menangis.

Aku mengepalkan tanganku erat-erat, dan berusaha sebisaku menahan emosi di hatiku.

Chris Zhou juga tidak mengatakan apa-apa, dia hanya terus menatapku dengan matanya yang seperti warna tinta itu.

Matanya dalam, dan ada bayanganku di dalamnya.

Hatiku semakin terasa pahit.

Dulu ketika dia menatapku, tatapan matanya penuh dengan cinta, dia mengatakan bahwa dia hanya mencintaiku, jadi hanya ada aku di hati dan di matanya ...

Dan sekarang?

Ini adalah sepasang mata yang akrab namun asing, meskipun masih ada bayanganku di dalamnya, tetapi tidak ada perasaan yang membuatku merasa bahagia.

Setelah beberapa waktu, dia perlahan berkata: "Aku amnesia."

Aku tersadar, dan bertatapan dengannya, aku mengangguk dengan ringan dan berkata: "Aku sudah mendengarnya."

Percakapan yang membosankan, aku juga tidak tahu apa yang ingin dia katakan kepadaku, dan aku juga tidak tahu apa yang ingin aku katakan kepadanya ...

Dia mennjilat bibirnya dan berkata: "Kamu ... aku dengar kamu adalah istriku sebelum aku amnesia."

Aku tertegun, aku benar-benar tidak menyangka dia akan langsung mengatakannya seperti ini.

Dia sudah memiliki istri baru yang sedang hamil, aku pikir setelah dia bertemu denganku, dia akan menghindari masalah ini, tetapi dia ... dia malah mengatakannya dengan lugas.

Beberapa lama kemudian aku baru merespons, aku menurunkan kelopak mataku, dan berkata dengan suara yang hanya bisa aku dengar sendiri: "Ya ..."

Suara rendahnya terdengar lagi di atas kepalaku: "Aku juga dengar kak Philip ... kak Philip dan yang lainnya mengatakan, aku ... aku sangat mencintaimu."

Kepalaku aku turunkan semakin rendah dan aku tidak menjawabnya.

Jujur saja, ketika aku mendengar dia mengatakan sangat mencintaiku, aku merasa sangat sedih.

Apa yang dia katakan tentang mencintaiku hanya dia dengar dari mulut orang lain. Dia tidak tahu apa yang pernah terjadi di antara kami, dia tidak tahu berapa banyak kesalahpahaman dan kesengsaraan yang kami alami sebelum kami bisa saling mencintai satu sama lain.

Aku hanya terdiam, dan Chris Zhou juga tidak berbicara lagi.

Kamar sunyi senyap, aku bahkan bisa mendengar detak jantungku sendiri.

Jika itu dulu, saat aku tidak senang, atau sedang tidak mood, Chris Zhou akan segera memelukku dan akan membujukku dengan lembut.

Tetapi sekarang dia hanya berdiri di depanku dan tidak bergerak.

Jelas-jelas jarak kami sangat dekat, dan aku bisa mendengar detak jantungnya, tetapi dia tidak bermaksud menghiburku.

Aku langsung merasa sangat sedih, air mataku mengalir tanpa terkendali.

Agar tidak ketahuan olehnya, aku berusaha menyedot hidungku dan mengerjapkan mataku dengan keras, aku berusaha menahan air mataku.

Dia tiba-tiba berkata: "Apakah kamu menangis?

Aku tertegun dan tidak mengatakan apa-apa.

Dia berkata dengan suara rendah: "Kamu ... kamu jangan menangis ..."

Aku mengabaikannya.

Dia pernah mengatakan bahwa dia akan selalu mencintaiku, dia juga pernah mengatakan akan selalu bersamaku, tetapi dia melanggar janjinya.

Aku dilupakan olehnya, dan hatiku merasa sangat sedih. Apakah aku bahkan tidak memiliki hak untuk menangis?

Memikirkan hal ini, air mataku mengalir lebih deras.

Dia terdiam selama beberapa detik, dan tiba-tiba berkata: "Ketika aku mendengarmu menangis, aku ... aku juga merasa sedih."

Aku tertegun, aku mengangkat kepalaku dengan bodoh, dan menatapnya.

Dia mengarahkan tinjunya pada posisi dadanya dan berkata: "Bagian siniku, merasa tidak nyaman."

Aku tidak bisa menahan air mataku lagi, dan aku menangis dengan histeris.

Apa maksudnya?

Bukankah kamu sudah melupakanku, kenapa kamu bisa merasa sedih ketika melihatku menangis?

Pikiran yang tak terhitung jumlahnya melintas di kepalaku, tetapi aku tidak berani memikirkannya dengan cermat, karena aku takut itu hanya perasaanku saja.

Dia tampak sangat terkejut melihat aku menangis dengan begitu histeris, ekspresi tak berdaya muncul di wajahnya.

Penampilan ini persis sama ketika aku bertengkar dengannya dulu, dia tak berdaya dan memanjakanku.

Aku berpikir, mungkin, secara tidak sadar dia masih peduli padaku?

Tiba-tiba aku langsung sadar.

Bagaimanapun, dia masih hidup itu sudah cukup, dia masih bisa memaksakan diri berdiri didepanku dan berbicara itu sudah cukup.

Bahkan jika dia melupakanku, bahkan jika dia memiliki hubungan dengan wanita lain, dan memiliki anak, aku bisa mengabaikannya.

Terlebih lagi, ketika dia melihatku sekarang, dia masih memiliki reaksi bawah sadar, dan bahkan merasa sedih karena aku menangis ...

Aku sudah sangat puas.

Dia masih menatapku dengan tak berdaya, dia membuka mulutnya beberapa kali, seolah-olah ingin menghiburku.

Tetapi mungkin karena tidak ada aku dalam ingatannya, dia masih merasa asing denganku, jadi pada akhirnya dia masih tidak melakukan apa-apa.

Aku tersenyum ringan, menghapus air mata dari sudut mataku dengan punggung tanganku dan berkata: "Kamu ... jangan merasa terbebani ..." Aku berhenti sejenak dan berkata, "Aku sangat senang karena kamu masih bisa tetap hidup ..."

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu