My Superhero - Bab 9 Membuat Surat Penyakit Mental Untuknya

Aku perlahan-lahan menarik kembali pandanganku

Mobil mulai berjalan, dia pun semakin menjauh, dan aku tidak bisa menahan diri untuk tidak melihatnya.

Dia sudah berbalik badan dan masuk ke mobil, berlawan arah dengan kami, dalam sekejap mata, mobilnya pun sudah tak terlihat.

Tidak tahu mengapa, aku menghela nafas..

Untuk mengalihkan perhatian, aku melihat pemuda yang ada di kursi penumpang dan tersenyum dan bertanya, "Aku harus memanggilmu apa?"

Pria muda itu duduk itu berkata : "Namaku Johnny, panggil saja aku Anin."

Kulitnya berwarna coklat, wajahnya agak kasar, dan ada perasaan yang segan.

Diam-diam aku merenung, Chris juga memanggilnya Anin, nadanya sangat mirip, sepertinya posisinya di tempat Chris pasti tidak rendah.

Chris benar-benar mengirim orang kepercayaan seperti itu untuk mengikutiku, aku harus menghadapinya dengan baik.

Aku tersenyum lagi, "Berapa umurmu, aku dua puluh dua tahun ini."

Johnny menjawabnya: "Dua puluh lima."

Tiga tahun lebih tua dariku, aku berkata, "Aku memanggilmu Kak Anin saja."

Anin mengangguk.

Kami tidak banyak bicara, dia orang yang pendiam, dan aku juga takut salah berkata-kata dan akhirnya aku diam.

Setelah setengah jam, aku pulang dan mengambil barang bawaan saya.

Mungkin masalah pagi hari, memberi para pelayan sebuah peringatan, mereka cukup sopan terhadapku.

Aku tidak terlalu peduli, lagi pula, ketika aku kembali ke rumah ini nanti, aku tidak akan membiarkan mereka tetap disini.

Setelah itu, Anin mengantarku ke bandara.

Aku mengambil boarding pass dan berterima kasih kepada Anin: "Aku sudah harus melewati pemeriksaan, terima kasih banyak untuk hari ini."

Anin mengangguk, tidak banyak bicara.

Aku memikirkannya dan berkata: "Aku sangat berterima kasih kepada Chris, aku sangat berterima kasih atas bantuannya, aku pasti akan membalasnya di suatu hari nanti."

Anin berkata beberapa kalimat kali ini: "Nona Viona,menurutku dirimu sendiri yang mengatakannya langsung ke Bapak saja."

Ternyata dia memanggil Chris dengan panggilan Bapak.

Aku tertawa, itu terdengar bagus.

Yang dikatakannya tidak salah, aku seharusnya mengatakannya langsung kepada Chris, jika menitipkannya ke orang lain itu terlihat tidak tulus.

Setelah itu, aku melewati pemeriksaan dan Anin juga meninggalkan bandara.

Satu jam sebelum masuk, aku duduk di ruang tunggu dan menggunakan ponselku untuk membuka website resmi sekolah untuk melihat beberapa dokumen klinis dan medis dari kampus kami.

Di tengah perjalanan, aku menerima telepon dari temanku Angel.

Selama empat tahun kuliah, terlepas dari kelas, kami hampir tidak dapat dipisahkan, dia adalah teman terbaik saya.

Terdengar suara manis Angel datang dari telepon, dengan cepat berkata: "Viona, kenapa kamu keluar dari sekolah ?!"

Aku mendengarnya dan terkejut.

Keluar dari sekolah?

Aku kembali dengan cepat untuk megumpulkan skripsi ke Guru Tang, bagaimana aku bisa keluar?

Angel mungkin melihatku tidak berbicara, dan menjadi semakin cemas, berkata: "Apakah urusan ibumu masih belum selesai ditangani? Tetapi kamu tidak harus putus sekolah!"

Ibuku mengalami kecelakaan, selain Guru Tang, aku hanya memberi tahunya ke Angel.

Tetapi aku tidak mengatakan bahwa ibu saya bunuh diri dengan melompat dari gedung, terutama karena tidak ingin mengkhawatirkannya.

Aku sedikit bingung, berkata: "Aku sedang bersiap untuk kembali ke sekolah ... aku sama sekali tidak tahu dengan masalah putus sekolah"

Angel curiga: "Ini aneh, aku baru saja mendengarnya dari guru asrama tadi, kamu sudah putus sekolah, dia mau mengatur orang baru tinggal di asrama kami ... Bagaimana sekolah bisa membiarkanmu keluar dari sekolah tanpa alasan? Kamu cepat cari gurunya dan bertanya ... ”

Aku langsung menelepon Guru Tang.

Guru Tang tampaknya sangat terkejut dan berkata: "Viona, kamu tidak apa-apa?"

Aku terkejut, apakah dia mengira aku mengalami sebuah masalah?

Tetapi aku tidak terlalu peduli, dan langsung bertanya: "Guru Tang, aku mendengar bahwa aku dikeluarkan dari sekolah ... Apakah kamu tahu apa yang sedang terjadi?"

Guru Tang berkata: "Ayahmu mengirim seseorang ke sekolah dan mengatakan bahwa kamu mengalami trauma karena kematian ibumu, dan mentalnya hancur ... Dia memberi surat penyakit mental dan datang ke sekolah untuk mengurus masalah putus sekolah ..." Dia bingung, dan berkata "Viona, apakah kamu benar-benar baik-baik saja?"

Saya memegang erat ponselku dan hanya merasa langit biru menjadi langit yang penuh dengan petir!

William bahkan memberi sertifikat penyakit mentalku, biar aku keluar dar sekolah!

Cara darurat ini benar-benar membahayakan.

Apa tujuan dia dan Grace melakukan ini?

Mungkin demi merebut rumah warisan.

Lagi pula, ketika aku mengidap penyakit mental, Williamlah satu-satunya waliku, yang boleh menggunakan semua barangku, dan bahkan surat wasiat dari kakek luarku, juga bisa berubah menjadi kertas sampah, William juga bisa menguasai properti kakekku ...

Untuk saat ini, aku memang sulit mempercayainya.

William adalah ayah kandungku!

Demi uang, dia tidak ragu untuk memalsukanku sebagai orang gila dan memutuskan masa depanku.

Betapa sulitnya untuk belajar di Universitas Imperial, betapa sulitnya untuk masuk di sekolah kedokteran, ketika aku sudah menghabisnya uang untuk membeli buku-buku, mengeluarkan seberapa banyak hati dan pikiran untuk berhasil masih ke perguruan negerinya , tetapi sekarang aku dihancurkan olehnya.

Guru Tang berkata: "Aku juga merasa aneh tentang masalah ini, aku ingin menghubungimu untuk memverifikasi masalah ini, tetapi pemimpin sekolah yang dapat membuat keputusan akhir, kata orang bahwa sebelumnya ada seseorang yang menyapanya ..."

Dia tidak banyak berbicara, dan juga merasa tidak enak jika membongkarnya semua.

Aku sudah mengerti apa yang dia maksud.

Dengan kata lain, William menemukan orang hebat dan langsung melewati guru Tang untuk bernegosiasi dengan pemimpin sekolah, sehingga Guru Tang tidak bisa memberitahukannya ke aku..

Siapa yang membantu William?

Aku mengingat kembali apa yang Chris katakan bahwa Keluarga Shen memberi jaminan kepada William, agar William bisa keluar dengan aman.

Rencana ini juga dilakukan oleh Keluarga Shen.

Aku tidak ingin mengenal keluarga Shen, aku tidak ingin berbicara dengan mereka, meskipun aku ingin bertanya kepada mereka mengapa mereka mau membantu William yang berhati seperti binatang.

Yang paling penting saat ini adalah tentang apa yang harus aku lakukan selanjutnya.

Aku tidak menyangka bahwa William dan Grace bisa memikirkan cara jahat seperti itu.

Aku akan kembali ke sekolah sekarang, dan sekolah pasti tidak bisa menerimaku lagi.

Pada akhirnya, aku tidak tahu bagaimana berbicara dengan Guru Tang, aku hanya merasa kepalaku pusing dan tidak bisa mengatakannyai.

Menutup telepon,aku berdiri dan berjalan kembali.

Ruang tunggu sangat ramai, dan sepasang kekasih yang sangat mesra melewati sampingku, ada anak-anak berlarian di dekat koperku, tetapi aku hanya merasa dingin, seperti hujan es.

Tetapi aku ingat jelas bahwa aku tidak boleh mengakui kekalahan sama sekali.

William dan Grace belum mendapat balasan, bagaimana aku bisa dikalahkan?

Aku ingin menghibur diri dan mencari solusi.

Kalau tidak,William dan Grace akan semakin bahagia.

Aku dengan cepat menaik ke taksi dan pergi ke Taman Furong di bagian timur kota.

Ibuku pernah membeli beberapa apartemen selama masa hidupnya untuk disewa. Taman Furong adalah gedung baru yang baru selesai direnovasi beberapa tahun yang lalu, ibuku ingin tinggal disana selama setengah tahun dan kemudian menyewanya, dan sekarang sudah kosong.

Ini adalah satu-satunya tempat yang bisaku pikirkan.

Ketika aku meletakkan barang bawaan, aku mulai memikirkan cara pembalasan.

Jika William memaksaku untuk pergi ke rumah sakit jiwa, maka semuanya berakhir.

Tetapi aku tidak boleh melarikan diri karena ini.

Lagipula, bersembunyi bukanlah jalannya, kepergianku hanya akan membuat William dan Grace semakin bahagia.

Hanya ... pada saat ini, aku baru sadar bahwa aku bahkan tidak tahu kepada siapa aku harus meminta bantuan.

Aku hanya bisa meningat Chris

Tetapi dia sudah membantuku pagi ini, bagaimana aku mengganggunya lagi?

Aku menarik napas dalam-dalam dan tidak tahu apakah William dan Grace telah bebas atau tidak

Ketika mereka keluar, apakah aku harus menemui mereka secara langsung?

Tapi ... ada kemungkinan, mereka menungguku untuk memasuk ke perangkap mereka...

Aku duduk di sofa dan bermeditasi.

Ketika aku sadar kembali, aku sadar bahwa perutku sudah lapar, dan lampu taman di luar jendela sudah menyala.

Aku berjalan ke jendela dan melihat keluar.

Taman bunga masih sangat ramai di taman, lampu neon menyala, jalan di bawah gedung penuh dengan kios kecil, dan banyak orang yang sedang minum bir sambil mengobrol tentang kehidupan, terlihat sangat bahagia.

Kehidupan orang lain sangat beragam.

Tetapi aku dibuang oleh ayah kandung sendiri

Aku merasa lelah dan menyandarkan keningku, ingin turun dan mencari sesuatu untuk dimakan.

Siapa sangka ketika aku sadar kembali, aku mendengar seseorang membuka kunci.

Aku mengerutkan kening, apakah itu pencuri?

Taman Furong hanya bisa naik ketika kartunya digesek, dan ini termasuk masih sangat aman ...

Aku ragu untuk menelepon petugas dan akhirnya pintunya pun sudah dirusaki.

Dan ternyata adalah Grace.

Dia secepat itu keluar dari penjara!

Di belakangnya, dia membawa selusin pengawal yang tinggi dan besar, dan bergegas masuk.

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu