My Superhero - Bab 346 Perasaan Lembut (1)

Saat itu langit pun sudah gelap, aku melihat raut wajah Chris Zhou sangat kelelahan, aku berdiri dari pelukannya, berkata: “Chris, kamu mandi dulu saja, aku suruh bibi Ning memasak sup, sebentar lagi aku suruh dia antarkan sup itu kemari.”

Selesai bicara, aku langsung pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air mandi untuknya.

Siapa sangka saat aku baru berdiri, dia langsung menarikku kembali kedalam pelukannya.

Dia merangkul pinggangku, meletakkan kepalanya di bahuku, suaranya pelan dan lembut: “Sayang, maaf menyusahkanmu.”

Aku mengelus rambutnya dengan pelan, mencium keningnya, berkata: “Aku tidak disusahkan, yang susah adalah kamu……………..”

Dia di luar sana bersusah payah, demi aku menerjang angina dan hujan, aku demi dia melakukan ini, tidak ada apa-apanya.

Chris Zhou tidak berkata, dia hanya mengelus punggungku.

Gelapnya malam di luar semakin larut, tapi karena musim gugur telah tiba, burung-burung pun masih berkicauan, hingga suasana pun tidak terlihat sepi.

Di tengah suasana yang sepi, Chris Zhou tiba-tiba memegang wajahku dengan kedua tangannya, dia menatapku dengan tajam, berkata: “Sayang, kali ini aku takut………”

Aku heran kebingungan, tidak terlalu memahami maksud dia.

Dia mencium bibirku, berkata dengan pelan: “Aku sangat takut kamu dalam bahaya……nantinya aku tidak akan lagi membuatmu mengambil resiko……..”

Ternyata demi masalah ini.

Aku buru-buru berkata untuk menenangkannya: “Kamu lihat, bukankah aku kembali ke sisimu dalam keadaan baik-baik saja.”

Dia menggelengkan kepala sambil berkata: “Tidak, aku masih sangat takut………aku harus memelukmu, tidak boleh berpisah denganmu………..kalau tidak aku akan khawatir.”

Saat berbicara, dia menggigit telingaku.

Suasananya sangat ambigu.

Aku: “………………”

Ternyata dia melakukan ini demi bermain ranjang!

Aku tertawa terbahak hingga meneteskan air mata.

Aku pun melayaninya, bahkan dia yang terlihat seperti mata keranjang pun aku suka.

Nafasnya yang hangat masuk kedalam rongga telingaku, dadanya hangat dan kekar, tatapan matanya juga semakin lama semakin membara, semakin lama semakin dalam.

Aku seketika itu juga masuk kedalam jaring yang dia buat.

Dia menciumi bibirku, tiba-tiba dia berdiri sambil memelukku, berkata dengan pelan: “Sayang, temani aku mandi bersama, ok?”

Meskipun itu adalah nada bertanya, tetapi dia sudah memelukku erat berjalan menuju kamar mandi, memang tidak mudah aku menolaknya.

Aku mengulurkan tangan memegang lehernya, didalam hati merasa konyol tetapi mesra.

Sejak 3 bulan lalu waktu berlalu, dia seperti sedang menghapus larangan, menghabiskan sedikit waktu untuk bermesraan denganku.

Jika ada orang yang bilang dia di luar sana memiliki perempuan lain, aku tidak percaya, karena dia setiap kali sangat beringas seperti serigala yang sudah lama kelaparan, hingga membuatku tidak berdaya.

Kali ini juga tidak terkecuali, terakhir aku kelelahan hingga hampir kehilangan pikiran, barulah dia berhenti.

Apalagi keesokan harinya aku masih harus pergi ke sekolah.

Chris Zhou dengan penuh perhatian mengelus pinggangku, memelukku sambil berkata: “Sayang, kalau tidak aku memberimu ijin ya….”

Aku menggelengkan kepala, berkata: “Aku harus pergi ke sekolah, orang yang diutus tadi hari ini pergi ke laboratorium, aku harus menemuinya barulah baik.” berbicara sampai disini, aku pun marah sambil memegang wajahnya dengan kedua tanganku, berkata sambil bergumam, “Semuanya gara-gara kamu……kemarin aku ingin kamu menghentikannya………”

Dia langsung menggigit jariku, erotis dan ambigu, dia tersenyum pelan: “Siapa suruh kamu begitu memikat orang.”

Seketika itu juga wajah dan telingaku memerah.

Setiap kali selalu dikalahkan oleh rasa tidak tahu diri dia.

Melihat dia kembali bergairah lagi, aku semakin kesal, kenapa tubuhnya sebagus itu…….

Selesai sarapan pagi, Chris Zhou mengantarku ke sekolah.

Kali ini Agus dan Anton sesuai dugaanku masuk kedalam tim pengawal.

Saat turun dari mobil, Chris Zhou mencium bibirku, berkata: “Ada Anin di sampingmu, kamu jangan mengkhawatirkan apapun, lakukan penelitianmu dengan baik, mengerti?”

Aku tersenyum sambil menyanggupinya.

Hanya saja saat aku berjalan masuk menuju laboratorium, aku mendapat masalah yang tidak menyenangkan.

2 orang kakak kelas perempuan langsung berjalan di depanku, mereka sengaja mengejekku sambil berkata: “Aiyo, kamu kenapa sudah lebih dari 2 hari baru datang ke sekolah, apa kamu melakukan kesalahan hingga ditahan?”

Aku tidak berencana untuk mempedulikan mereka, aku ingin berjalan dari sisi satunya untuk pergi meninggalkan mereka, tetapi mereka malah menghalangi jalanku.

Untungnya kakak kelas Wei datang menghampiriku, dia membebaskan dari keadaan sulit itu dengan berkata: “Kalian jangan bicara sembarangan.................”

Dia belum sampai selesai bicara, kakak kelas perempuan itu memotong pembicaraannya: “Kamu begitu melindungi dia, apa kamu menyukai dia? perlu kamu ingat, dia sudah mempunyai suami.”

Kakak kelas Wei kesal hingga tidak bisa berkata apa-apa, dia hanya berkata: “Laboratorium bukan digunakan untuk memfitnah dan meremehkan sesama peneliti, aku lihat kalian itu iri terhadap Viona.” dia melihat dengan sinis, berkata, “Kasihan, bukan hanya penelitian kalian yang tidak sebanding dengan dia, moral kalian pun tidak sebanding dengan dia, nanti pasti kalian tidak akan memiliki harapan besar.”

Dulu kakak kelas Wei sangat ramah, kali ini ternyata dia langsung mengejek mereka.

Aku sontak terkejut.

2 orang kakak kelas perempuan itu sepertinya juga sangat terkejut, mereka bengong sesaat, lalu mereka menangis, berkata: “Kakak kelas Wei, kamu sangat keterlaluan! kamu harus meminta maaf pada kami!”

Diantaranya ada yang menyerangku, berkata: “Dialah yang sesungguhnya tidak bermoral, 3 hari yang lalu dia ditangkap polisi, seluruh orang melihatnya, jika dibilang dia tidak melakukan kesalahan, siapa yang mempercayainya!”

Saat itu entah darimana datangnya kakak kelas Jiang, dia berkata dengan santai: “Aku tidak ingin satu laboratorium dengan orang yang tercemar namanya, aku akan pergi mengajukan usulan kepada sekolah untuk memindahkan orang yang memiliki masalah moral.”

Dia hampir langsung mengatakan ingin mengusirku keluar.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu