My Superhero - Bab 209 Kali Ini Terima Kasih Atas Bantuan Chris! (1)

Aku sedari awal sudah tidak tahan untuk bangkit berdiri, hatiku sudah seakan mau meledak, tidak bisa lagi menahan emosiku, langsung berlari ke arahnya.

Chris Zhou tersenyum, juga pelan – pelan berjalan mendekatiku.

Kita dengan segera bertemu.

Hanya saja di jarak dua langkah dariku, Chris Zhou tiba – tiba berhenti.

Aku melihatnya dengan tatapan tidak puas.

Dia menunduk dan melihat pakaiannya, sambil tertawa berkata: “basah.”

Ternyata karena pakaiannya basah, jadi tidak berani mendekatiku.

Aku tersentuh, mataku menjadi berair, tidak peduli begitu banyak, aku langsung berlari masuk ke pelukannya.

Awalnya dia sedikit kaku, lalu memelukku erat, hingga bahuku seakan tidak bisa bernapas.

Aku juga memeluk pinggangnya sekuat tenaga.

Meskipun mengetahui dia menyimpan masalah tentang kerja sama dia dengan Erick, membuatku menghadapi Christian Sheng sendiri, saat aku merasa terkejut dan takut, aku sedikit menyalahkannya.

Tetapi saat melihatnya, aku tidak berpikir apa – apa lagi, di otakku hanya ada dia saja.

Selama dia aman, bagaimana mungkin aku akan marah dengannya.

Aku bahkan tidak bisa mengucapkan apa – apa, hanya diam – diam memeluknya.

Selama dia memelukku, selama aku dalam pelukannya, dunia ni terasa bersinar, meskipun tubuhnya basah kuyup, dinginnya hingga menusuk tulang….

Chris Zhou menundukkan kepala dan mencium hidungku, dengan suara serak berkata: “Sayang, sudah membuatmu khawatir.”

Aku menggelengkan kepala, pandanganku tertuju ke wajahnya, memastikannya tidak terluka.

Dia terlihat lumayan, meskipun tubuhnya basah semua, tetapi raut wajahnya masih baik.

Selain itu aku juga tidak mencium bau amis dari tubuhnya.

Tetapi bagaimanapun juga setelah terkena air hujan, siapa yang tau apakah ini adalah bau dari air hujan, di tambah lagi dia memakai baju luaran, sama sekali tidak dapat melihat apakah tubuhnya terluka.

Aku sama sekali tidak tenang.

Saat ingin membuka mulut dan bertanya, Chris Zhou melepaskanku.

Setelah itu dia menciumku, menggandeng tanganku dan berjalan ke arah Erick.

Erick sudah sejak awal melihat kami, melihat kami berjalan mendekatinya, dia berkata: “akhirnya kalian memperhatikanku.”

Chris Zhou tersenyum, menyapanya, berkata: “maaf, aku naik ke atas dulu mengganti baju.”

Erick tentu saja tidak berpendapat.

Aku juga tersenyum ke arah Erick, lalu memberikan pandangan ke Chris Zhou untuk melayani Erick, lalu aku mengikut Chris Zhou dari belakang untuk naik ke atas.

Aku menempel dengan Chris Zhou, karena aku terlalu khawatir dengannya, takut dia terluka.

Terpikirkan dulu aku sudah merencanakan untuk menanyakannya kenapa dia menyembunyikannya dariku, sekarang setelah aku bertemu dengannya, yang aku pikirkan adalah keselamatannya, tidak real untuk marah dengannya.

Saat kembali ke kamar, aku membantunya melepas baju.

Kemejanya sudah basah kuyup, juga tidak tahu apa yang terjadi, hingga membuatnya kehujanan.

Aku memperhatikan dia baik – baik, dari punggungnya, hingga ke kakinya, semuanya baik – baik saja.

Seharusnya tidak ada luka luar.

Aku menghela napas.

Chris Zhou membiarkanku, mungkin karena melihat niat baikku, dia tersenyum dan memelukku, berkata: “tenang saja, sayang, aku tidak apa – apa, juga tidak terluka.”

Aku menghela napas.

Untung saja dia tidak apa – apa, jika dia terluka, mungkin aku akan sedih dan marah, marah karena dia tidak menyayangi dirinya sendiri.

Aku mengambilkannya pakaian, lalu memakaikan kepadanya.

Dia tidak mengatakan apa – apa, hanya diam – diam menatapku, matanya yang dalam seperti sebuah kolam.

Aku tidak dapat melihat suasana hatinya, tetapi hanya dia, aku tidak akan.

Tadinya aku ingin bertanya kepadanya sebenarnya apa yang terjadi, dia dan Erick sedang merencanakan apa, tetapi terpikirkan Erick masih ada di bawah, sekarang juga bukan saatnya menjelaskan, aku membiarkannya.

Membantunya mengancingkan kancing terakhir, aku mundur selangka, sambil tersenyum berkata: “sudah.”

Jelas-jelas hanya pakaian rumahan yang sederhana, tetapi dipakai olehnya, seakan terlihat mewah.

Hatiku berdegup kencang, seakan aku selalu jatuh cinta padanya.

Dia tersenyum kecil, mengulurkan lengan panjangnya, lalu memelukku.

Lalu dia menempel ke telingaku, diam – diam berkata: “sayang, apakah kamu sudah puas melihatnya?”

Mukaku berubah merah.

Jelas – jelas aku sudah digoda oleh ketampanannya, mana bisa mengelaknya.

Dia tertawa semakin kencang.

Aku memelototinya, tetapi melihat tatapannya yang lembut, aku juga tidak dapat menahan diri untuk tertawa.

Pada akhirnya aku berjinjit, dan mencium pipinya, berkata: “kita segera turun saja, jangan membiarkan tamu menunggu lama.”

Dia baru melepaskanku, menggandengku turun bersama.

Tetapi di depan pintu, dia kembali menarikku, menciumku dengan kencang.

Saat turun tangga, mukaku masih memerah.

Sedangkan Ryan Zhou yang pertama menghampiriku.

Sesaat aku merasa tidak enak hati, baru saja bertemu Chris Zhou, aku lupa untuk memberi tahu Ryan Zhou, hanya mem-pedulikan Chris Zhou.

Tetapi sebelumnya badan Chris Zhou itu basah kuyup, juga tidak bisa menggendong Ryan Zhou, sekarang sudah mengganti baju, sudah bisa bermain dengan Ryan Zhou.

Chris Zhou menggendongnya.

Lengan Ryan Zhou yang pendek memeluk lehernya, menempel di wajahnya, dengan pelan berkata: “paman, aku sangat kangen denganmu~”

Di depanku, dia bersikap sangat tenang, jelas – jelas hatinya merasa takut, tetapi justru menghiburku seakan pria dewasa.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu